Jumat 21-Oct-2022 14:11 WIB
346
Foto : pexel
brominemedia.com-- United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia
mengungkapkan sebagian besar air minum di Indonesia tercemar oleh limbah tinja.
Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap puluhan ribu rumah tangga di Tanah
Air.
"Aduh ini sebenernya kalau cerita ini agak menyedihkan,
karena ternyata ceritanya betul, studinya dari Kementerian Kesehatan yang
dilakukan untuk mengukur kualitas air minum di Indonesia di sekitar 25.000
rumah tangga di Indonesia di 34 Provinsi," tutur Water Sanitation and
Hygiene (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, Maraita Listyasari dalam konferensi
pers pada Rabu, 19 Oktober 2022.
"Menyatakan bahwa dari rumah tangga yang menjadi sampel
tersebut, hampir 70 persennya terindikasi ada pencemaran tinja," katanya
menambahkan.
Spesialis Air, Sanitasi, dan Kebersihan itu pun mengaku
prihatin dengan hasil temuan Kemenkes terkait kualitas air minum di Indonesia.
"Itu sangat-sangat menyedihkan, kenapa? karena
sebenarnya dampaknya juga tidak main-main," ucap Maraita Listyasari.
"Nah kenapa bisa demikian? kami melihat bahwa walaupun
hampir 80 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki toilet, artinya sudah
memiliki jamban, tetapi hanya 7 persen saja yang limbah tinjanya diolah dengan
aman, sehingga dia bisa kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan risiko-risiko
pencemaran, baik air tanah di sekitar maupun lingkungannya," tuturnya.
"Ini yang kemudian menyebabkan salah satu dari kenapa
ada indikasi dari pencemaran di sumber-sumber air minum seperti yang disebutkan
tadi," kata Maraita Listyasari menambahkan.
Akan tetapi, meski air minum di Indonesia tercemar, dia
mengatakan ada upaya selain PHBS sebagai langkah untuk meminimalisir terjadinya
sebuah penyakit.
Langkah tersebut berupa rutin melakukan penyedotan septic
tank (WC) sebanyak 3-5 kali setiap tahunnya.
Kemudian, memasang WC yang benar atau terhubung dengan
sistem perpipaan, di mana penyakit bisa menyebar melalui manusia, dan adanya
tanah atau lahan yang tercemar.
"Untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pastikan
toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan atau WC. Kemudian, sedot 3-5
kali setahun dan jangan tunggu sampai penuh," ucap Maraita Listyasari.
"Virus bakteri bisa lewat mana saja, kalau sanitasi
tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran bisa terjadi di mana pun. WHO
menunjukkan alur penyakit ini bisa masuk ke tubuh manusia, dari jari, lalat
yang hinggap di makanan, lahan atau tanah, cairan dan makanan," tuturnya
menambahkan.
Konten Terkait
Pengacara Kamaruddin Simanjuntak (KS) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik.
Selasa 15-Aug-2023 13:39 WIB
Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan berencana mengaudit seluruh LSM atau NGO di Indonesia. Bagaimana syarat mendirikan LSM?
Rabu 21-Jun-2023 07:01 WIB
Nikita Mirzani kembali menjalani sidang kasus dugaan pencemaran nama baik. Digelar di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Baten, sidang hari ini beragendakan pemeriksaan saksi korban, Dito Mahendra.Selain....
Senin 19-Dec-2022 10:16 WIB
Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor raih Penghargaan Kecelakaan Nihil selama 5.044.232 jam kerja tanpa kecelakaan sejak Januari 2019 -September 2022.
Senin 19-Dec-2022 02:17 WIB
Faizal Assegaf menuding Ketum PBNU Yahya Staquf rasis dan membenci habib karena pernah menyebut mereka sebagai pengungsi
Jumat 11-Nov-2022 08:12 WIB