Selasa 07-Feb-2023 04:50 WIB
136

Foto : wartakota
brominemedia.com -Sebanyak
dua kasus baru gagal ginjal ditemukan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur pada
awal 2023.
Terkait itu, Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter)
Bareskrim Polri mengatakan pihaknya bakal melakukan penelusuran.
Demikian pernyataan dari Direktur Tindak Pidana Tertentu
Brigjen Pipit Rismanto saat dihubungi pada Senin (6/2/2023).
"Tim sedang turun untuk telusuri kembali, apa yang
dikonsumsi pasien tersebut," kata jenderal bintang tiga," ucapnya.
Pihaknya juga turut meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) untuk memberi penjelasan terkait permasalahan ini.
"Ya kami tetal berkoordinasi dengan BPOM, sepertinya
kasusnya berbeda dengan kasus sebelumnya, namun masih dialami," katanya.
Secara terpisah, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono
angkat suara terkait dua kasus gagal ginjal akut yang ditemukan di ibu kota.
Heru mengaku akan menangani kasus tersebut secara serius.
"Iya, kami serius untuk menangani itu (kasus gagal
ginjal akut)," ujar Heru saat ditemui di depan Ruang Rapat Paripurna DPRD
DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Lebih lanjut, ia telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
(Dinkes) DKI Jakarta terkait penelusuran hal-hal yang menyebabkan kasus itu
muncul lagi.
Kemudian kata Heru, pihaknya akan menggandeng Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

"Itu nanti bakal koordinasi langsung dari Kemenkes, penyebabnya apa dan antisipasinya bagaimana," kata Heru.
Heru mengimbau saat ini yang bisa dilakukan masyarakat adalah ikuti arahan dari Kemenkes dan Dinkes untuk tidak mengonsumsi obat sirup, khususnya bagi anak-anak.
Kronologi dua kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mendapatkan laporan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Juru bicara Kemenkes RI, M Syahril mengatakan kasus tersebut muncul setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember 2022 lalu.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek” ujar Syahril berdasarkan keterangannya, Senin (6/2/2023).
Syahril membenarkan bahwa dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Ia pun meminta agar Dinas Kesehatan pemerintah daerah lain untuk aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA.
Kemudian, segera merujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes RI untuk menangani pasien tersebut.
"Satu Kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion," ucap Syahril.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan obat sirup yang dilarang bukan faktor harga, tapi memiliki kandungan zat berbahaya bagi ginjal.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan obat sirup yang dilarang bukan faktor harga, tapi memiliki kandungan zat berbahaya bagi ginjal. (warta kota/m rifqi ibnu masy)
Kemudian kata Syahril, pada tanggal 28 Januari 2023, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria).
Lalu dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk mendapatkan pemeriksaan.
Pasien tersebut mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa pada tanggal 31 Januari 2023.
"Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa," kata Syahril.
Pada tanggal 1 Februari 2023, orangtua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD.
Saat itu kata Syahril, kondisi pasien sudah mulai buang air kecil.
Pada tanggal 1 Februari 2023, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole.
"Namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," pungkasnya.
Sementara itu, satu kasus lainnya masih merupakan suspek. Syahril menginformasikan anak tersebut berusia 7 tahun.
Gejala yang dialami adalah demam pada tanggal 26 Januari 2023.
Kemudian mengonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.
Pada tanggal 30 Januari 2023 mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas.
"Lalu, tanggal 1 Februari 2023, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Satu hari setelahnya dirawat di RSUD Kembangan, Jakarta Barat. Kemudian dirujuk, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta," ungkap Syahril.
Syahril mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien yang sedang dirawat.
Lebih lanjut kata Syahril, pemerintah melakukan tindakan antisipatif dalam menentukan penyebab dua kasus GGAPA baru yang dilaporkan.
Syahril menyampaikan bahwa Kemenkes RI bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari IDAI, BPOM, Ahli Epidemiologi, Labkesda DKI, Farmakolog, para guru besar dan Puslabfor Polri, untuk melakukan penelusuran epidemiologi untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
“Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien” jelas Syahril.
Syahril menjelaskan langkah selanjutnya adalah pihaknya akan kembali mengeluarkan surat kewaspadaan kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Organisasi Profesi Kesehatan terkait dengan kewaspadaan tanda klinis GGAPA dan penggunaan obat sirop meskipun penyebab kasus baru ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut.
Dalam rangka kehati-hatian, meskipun investigasi terhadap penyebab sebenarnya kasus ini masih berlangsung, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai dilaksanakan.
Terkait perintah penghentian sementara dari BPOM, industri farmasi pemegang izin edar obat tersebut telah melakukan voluntary recall atau penarikan obat secara sukarela.
Syahril memastikan BPOM telah melakukan investigasi atas sampel produk obat dan bahan baku baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi, serta telah diuji di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN).
BPOM juga telah melakukan pemeriksaan ke sarana produksi terkait Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
"Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia," ujar Syahril.
Syahril menjelaskan, dari sejumlah tersebut, 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.
Konten Terkait
Kasus obat sirup mengandung zat berbahaya kembali terjadi, kali ini menimpa dua bocah di Jakarta, salah satunya meninggal dunia.
Selasa 07-Feb-2023 04:50 WIB
brominemedia.com-- Kementerian Kesehatan menyebut tak ada lagi tambahan kasus baru gangguan ginjal akut pada anak, sejak 2 November 2022.
Senin 07-Nov-2022 15:52 WIB
Obat Fomepizole dinilai dapat membantu mengatasi masalah gangguan ginjal akut yang disebabkan kontaminan etilen glikol dan dietilen glikol.
Senin 31-Oct-2022 08:55 WIB
brominemedia.com-- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa pendistribusian obat Fomepizole akan dilakukan secara merata ke rumah sakit pemerintah rujukan.
Sabtu 29-Oct-2022 13:51 WIB
brominemedia.com-- Gangguan ginjal akut misterius atau yang disebut juga gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) menjadi perhatian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Jumat 21-Oct-2022 13:29 WIB