Wabup Wonosobo Apresiasi Karya Lupita Sari Dewi di Pameran Lukisan Bertajuk Berguru Kepada Daun
Jumat 06-Sep-2024 21:09 WIB
156
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Lupita Sari Dewi, pelukis kelahiran Wonosobo keluarkan karya terbaiknya sepanjang tahun 2024.
Ia menggelar pameran lukisan tunggal selama tiga hari mulai 6 hingga 8 September 2024, di aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Wonosobo.
Pameran lukisan tunggal itu merupakan pameran tunggal perdana yang pernah digelar oleh pelukis perempuan di sepanjang sejarah di kota dingin.
Pameran yang digelar tak jauh dari Alun-alun kota Wonosobo itu menampilkan 25 lukisan yang merupakan karya sepanjang tahun 2024.
“Terima kasih atas apresiasi teman-teman atas pameran tunggal pertama saya. Pertemuan saya dengan kalian semua sungguh membuat saya yakin bahwa alam semesta menuntun jalan saya dalam berkesenian,” tutur perempuan 32 tahun itu.
Lupit, panggilan akrabnya, mengaku bahwa setelah sekian lama menjadi pelukis “introvert” yang musiman alias berkarya saat sempat saja.
Akhirnya berani mengambil langkah untuk membawa ide-ide dan karya-karyanya ke luar studio kecil di rumahnya untuk dipamerkan.
Ia mengatakan, pameran tunggal pertama ini akan menjadi titik awal usahanya dalam mengolah ide-ide dan pengalaman hidup ke dalam karya seni lukisanya.
"Ide-ide yang saya bawa berangkat dari hal-hal sederhana dari alam yang sering luput dari perhatian kita. Sesekali kita perlu diam sejenak dan melakukan observasi dari objek-objek yang ada di alam,” katanya.
Ia menjelaskan, pameran bertema Berguru Kepada Daun disebut Lupit berangkat dari hobi merawat tanaman. Hobi ini membawanya belajar banyak tentang sifat, karakter, dan cara tumbuh tanaman.
“Saat merawat tanaman, kita harus perhatikan kebutuhan cahaya, karakter akar dan kecocokan unsur media, frekuensi penyiraman air, warna daun, intensitas pertumbuhan daun, ketahanan tanaman, hingga serangan hama, dan lainnya,” sebutnya.
Dalam merawat tanaman, Lupit sadar bahwa manusialah yang harus memahami tentang sifat-sifat dan karakter tanaman agar tumbuh dengan baik dan tidak mati, bukan sebaliknya.
“Ketika manusia egois dalam memperlakukan tanaman dengan semaunya sendiri tanpa memikirkan latar belakang dan asal usul tanaman tersebut berasal, maka daun tanaman tersebut akan layu dan mati. Dari situ, saya mengambil kesimpulan bahwa tanaman pun dapat menjadi guru bagi yang mau mengamati dan memahaminya,” jelasnya lagi.
Dari 25 lukisan yang dipamerkan, diungkapnya belum bisa mencakup semua filosofi yang dipelajarinya terkait pertumbuhan daun, mengingat banyaknya jenis spesies dan tipe-tipe flora yang ada di dunia.
“Namun dari pameran ini, saya berharap dapat memberikan inspirasi dari observasi yang saya lakukan dalam perjalanan saya merawat tanaman. Bahwa sebuah unsur alam yang kecil ternyata sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.