Siasat S Kabur Usai Bantu Bripka AS Bunuh Faradila Mahasiswi UMM, Diduga Dibantu Keluarga
Jumat 19-Dec-2025 20:16 WIB
11
Foto : tribunnews
Brominemedia.com - Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur berhasil mengakhiri pelarian S (45), pria yang diduga terlibat bersama Bripka AS dalam kasus pembunuhan Faradila Amalia Najwa (21), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Probolinggo.
Setelah berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran aparat, mulai dari wilayah Probolinggo hingga Madura, S akhirnya diringkus dan dibawa ke Mapolda Jatim.
Pada Jumat (19/12/2025) sore, tersangka terlihat tertunduk lesu saat digelandang petugas menuju Gedung Ditreskrimum.
Mengenakan kemeja kotak-kotak merah putih dan celana jeans, raut wajahnya tampak bingung saat disorot kamera awak media yang telah menunggu.
Pengejaran Dramatis hingga Pamekasan
Proses penangkapan S diungkap berlangsung tidak mudah. Polisi harus melakukan pengejaran lintas daerah dengan berbagai dinamika di lapangan.
Kanit III Subdit III Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Muhammad Fauzi, menjelaskan bahwa tersangka sempat diduga mendapat bantuan dari pihak keluarga untuk bersembunyi.
"Kami kejar sejak Selasa di Tiris (Probolinggo), kemudian ke Lumajang, hingga berakhir di Pamekasan. Di Pamekasan sempat ada upaya membawa kabur oleh keluarganya. Setelah negosiasi yang sangat alot, alhamdulillah tersangka bisa kami amankan pada Jumat dini hari," ujar AKP Muhammad Fauzi.
Penangkapan ini menjadi titik penting dalam pengungkapan kasus yang menyita perhatian publik Jawa Timur tersebut.
Status Bripka AS dan Barang Bukti
Sementara itu, Bripka AS, anggota Polsek Krucil Polres Probolinggo, telah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (18/12/2025).
Penetapan status hukum ini dilakukan setelah penyidik mengantongi minimal dua alat bukti yang sah.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menegaskan bahwa proses hukum terhadap Bripka AS tidak hanya berhenti pada pidana umum.
"Telah terpenuhi alat bukti yang cukup. Terhadap terduga pelaku AS telah ditingkatkan statusnya menjadi tersangka. Kami akan kenakan sanksi pidana maupun kode etik," tegas Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Dalam penyidikan, polisi menyita sejumlah barang bukti penting, antara lain mobil Mitsubishi Triton warna merah milik tersangka, pakaian yang dikenakan pelaku, serta dua unit ponsel milik korban yang sebelumnya dilaporkan hilang.
Dugaan Motif Penguasaan Harta Korban
Di balik tragedi ini, motif pembunuhan mulai terkuak. Keluarga korban menduga adanya dorongan ekonomi yang melatarbelakangi aksi keji tersebut.
Ayah korban, Ramlan (60), mengungkapkan bahwa hubungan keluarga dengan Bripka AS (yang merupakan menantunya) sudah lama tidak berjalan harmonis.
Faradila selama ini dikenal sebagai sosok yang dipercaya mengatur keuangan keluarga.
"Sepeda motor dan helm anak saya tetap ada di kosnya. Dugaan keluarga memang ingin menguasai harta, mengingat anak saya ini seperti bendahara keluarga," ungkap Ramlan dengan nada sedih.
Faradila Amalia Najwa ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dasar sungai kering di wilayah Pasuruan dengan kedalaman sekitar lima meter.
Saat ditemukan, korban masih mengenakan helm half face warna merah muda dan jaket hitam, sebuah fakta yang memicu kemarahan publik terhadap tindakan keji yang melibatkan oknum aparat penegak hukum.
Kejanggalan Tewasnya Mahasiswi UMM Faradila
Sebelumnya, Jasad Faradila Amalia Najwa ditemukan dalam kondisi telentang di dasar sungai yang kering dengan posisi lutut kaki tertekuk dan pakaian masih lengkap di pinggiran sungai Jalan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Selasa (16/12/2025)
Jaket hoodie, celana panjang, serta helm berwarna pink juga masih menempel di kepalanya.
Belakangan terungkap Faradila adalah korban pembunuhan diduga dilakukan oknum polisi berinisial Bripka AS, kakak iparnya.
Bripka AS yang merupakan anggota Mapolsek Krucil Polres Probolinggo sudah diamankan di Polda Jatim sejak Selasa (16/12/2025).
Berikut kejanggalan kasus ini:
1. Tubuh memar, ada bekas cekikan
Samsul (40) sopir pribadi keluarga korban mengungkapkan, hasil otopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara, Watukosek, mengungkap dibagian leher korban ada bekas cekika.
Selain itu, bagian dahi juga ada bekas pukulan. Lalu di bagian nadi ada bekas tekanan dan di paha ada bekas cubitan.
"Saya biasanya yang jemput dia (Korban) kalau mau pulang ke Probolinggo dan yang ngantarkan juga kalau mau balik. Jadi sama abah (Ayah korban) yang disuruh ke rumah sakit itu saya," kata Samsul, Rabu (17/12/2025).
2. Pakai helm baru, rambut berlumuran darah
Dari keterangan pihak kepolisian, lanjut Samsul, ada kejanggalan saat korban ditemukan.
Hal itu diketahui saat helm korban dibuka dan ternyata rambut hingga pipinya berlumuran lumpur, sedangkan helm yang dikenakan seperti baru beli.
"Kalau helm nya sendiri masih ada di kos nya sama sepeda motornya. Mungkin, dipakaikan biar dikira jadi korban begal, terlebih lagi HP dan tas nya juga hilang," ungkap Samsul.
Fakta ini juga diungkap Ramlan, ayah korban.
“Helm itu bukan punya anak saya. Helm tersebut diduga dibelikan baru di lokasi kejadian,” ungkap Ramlan.
3. Mobil pelaku mondar-mandir
Ramlan menyebut, berdasarkan rekaman CCTV di tempat kos korban, FAN dijemput oleh ojek online pada Selasa malam sekitar pukul 08.14 WIB.
Sementara itu, dari CCTV di sekitar tempat kejadian perkara, terlihat sebuah mobil Strada Triton double cabin milik terduga pelaku mondar-mandir di lokasi.
Ramlan mengenali mobil itu karena dia yang membelikan.
"Bahkan mobil double cabin itu saya sendiri yang membelikannya,” kata Ramlan.
4. Pelaku pura-pura perhatian
Sebelum ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim, Bripka AS ternyata sempat ke Rumah Sakit Bhayangkarra, Watukosek, Pasuruan tempat jasad Faradila diotopsi.
Bripka AS mendatangi rumah sakit itu setelah diminta orangtua korban yang juga mertuanya, H Ramlan.
Saat itu Bripka AS datang bersama dua sopir pribadi keluarga korban, yakni Samsul (40) dan Abdul (48). Namun, ketiganya pergi menggunakan kendaraan masing-masing.
Setiba di RS Bhayangkara, sambil lalu menunggu hasil otopsi, Samsul sempat pergi ke warung sekitar untuk makan.
Tak berselang lama, datang Bripka AS bersama beberapa orang dari Polda Jatim.
"Ke saya bilangnya pergi sebentar karena masih ada urusan di Polda. Setelah makan, baru lah saya dapat kabar kalau dia (Bripka AS) ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim," kata Samsul, Rabu (17/12/2025).
Penangkapan itu dikuatkan dengan adanya rekaman CCTV di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan tubuh korban di Desa/Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
"Di rekaman CCTV yang tak jauh dari lokasi korban ditemukan itu menampilkan ada mobil tryton double kabin warna merah dop yang mondar mandir. Mobil itu memang milik yang bersangkutan karena dibelikan oleh abah (Ayah korban)," terang Samsul.
Samsul mengaku sempat bertanya kepada petugas kamar jenazah tentang gerak-gerik Bripka SA sebelum ditangkap.
Ternyata Bripka SA sempat masuk ke kamar jenazah namun tidak melihat tubuh korban.
"Cuma masuk ke kamar jenazah saja, tapi tidak sampai lihat atau buka kantong jenazah korban," pungkasnya.
Ikke Septianti (34), warga Desa Bogem...Artikel Ikke Septianti Warga Desa Bogem Magetan Resmi Dilaporkan ke Polda Jatim atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan pertama kali tampil pada Republik News.