KRIMINAL

Fakta-fakta Peristiwa Penyerangan yang Dilakukan 5 Oknum Polisi di RSU Bandung Medan

Rabu 09-Nov-2022 06:00 WIB 271

Foto : jpnn

brominemedia.com-- Seorang sekuriti dan perawat menjadi korban penganiayaan sejumlah anggota polisi yang terjadi di RSU Bandung Jalan Mistar, Kecamatan Medan Petisah, Medan, pada Minggu (6/11) lalu.

Akibat kejadian tersebut, sekuriti dan perawat itu mengalami sejumlah luka di tubuhnya. Berikut deretan fakta penganiayaan di RSU Bandung:

1. Lima Anggota Polisi Diamankan

Polda Sumut mengamankan lima oknum polisi yang terlibat penganiayaan sekuriti dan perawat RSU Bandung. 

"Ada lebih dari lima orang yang sudah diklarifikasi penyidik. Mereka polisi," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Senin (7/11).

Perwira menengah Polri itu sendiri belum memerinci lebih jauh soal identitas para polisi itu. Namun, dia mengaku saat ini oknum polisi tersebut tengah menjalani pemeriksaan di bagian Propam.

"Saat ini, proses di Propam sedang berjalan. Lebih dari lima oknum polisi yang terlibat dalam penyidikan, mereka ditempatkan di tempat khusus," ujarnya.

2. Berawal dari Mabuk

Kombes Hadi Wahyudi menyebut kejadian itu berawal saat Bripda T bersama dengan tiga orang rekannya, yakni Debye, Iten yang merupakan seorang mahasiswa dan Ayu seorang perawat di RSU Bandung bertemu di sebuah kafe. Di kafe tersebut, keempatnya meminum minuman beralkohol.

Sekitar pukul 04.00 WIB, keempatnya kemudian pergi memesan sebuah hotel yang berlokasi tak jauh dari kafe tersebut. Di hotel itu, mereka memesan dua kamar.

"Setelah itu pukul 04.00 WIB mereka menuju hotel memesan dua kamar, karena Iten dan Ayu mabuk, agar tidak ribut keluar kamar mereka dikunci dari luar oleh Bripda T," kata Hadi.

Setelah dikunci di dalam kamar tersebut, Ayu pun mengamuk. Dia lalu menelepon teman-temannya, yakni satpam RSU Bandung dan seorang perawat bernama Wanda Winata. Tak lama setelah itu, sekuriti  RSU Bandung dan Wanda lalu mendatangi lokasi hotel tempat Bripda T dan ketiga rekannya menginap. Cekcok mulut antara Bripda T dengan satpam RSU Bandung dan Wanda pun tak terelakkan.  Setelah kejadian itu, Wanda bersama dengan satpam RSU Bandung itu pun pergi.

3. Bripda T Tersinggung Disamakan dengan Sekuriti

Polisi membeberkan motif penganiayaan terhadap seorang sekuriti dan perawat di RSU Bandung. Hadi menyebut kejadian itu berawal saat sekuriti dan perawat RSU Bandung itu datang ke sebuah hotel karena ditelepon oleh rekannya Ayu.

Setibanya di sana, Bripda T merasa tersinggung dengan ucapan sekuriti RSU Bandung yang menyamakan ptofesinya dengan sekuriti. "Jadi, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari salah seorang sekuriti atau pun perawat dari RSU Bandung itu yang mengatakan bahwa 'samanya kita sekuriti'," kata Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (8/11).

Tak terima mendengar ucapan itu, Bripda T langsung emosi. Bripda T kemudian menghubungi rekan-rekannya untuk mencari keberadaan perawat dan sekuriti tersebut.

"Jadi, bahasa itulah yang kemudian memancing reaksi dari Bripda T, dan itu permasalahannya seperti itu. Jadi, ini adalah kesalahpahaman di antara mereka," ungkapnya.

4. Kelima Polisi Baru Dilantik dan Kabur dari Asrama

Lima oknum polisi yang terlibat penganiayaan di RSU Bandung, ternyata baru saja dilantik jadi polisi. "Iya, benar (baru dilantik,red). Jadi mereka ini kan polisi baru," kata Hadi.

Hadi menyebut saat kejadian tersebut, oknum polisi itu ternyata kabur dari asrama. Mereka kabur tanpa sepengetahuan dari senior-seniornya.

"Mereka itu tanpa sepengetahuan dari senior seniornya keluar dari barak atau asrama yang selama ini mereka tempati. Mereka ini lepas dari pengawasan seniornya, kebetulan ini kan malam Minggu. Jadi, agak sedikit longgar dan mereka menyelinap," ujarnya.

Mantan Kapolres Biak, Papua itu mengaku pihaknya telah mengambil tindakan atas kejadian tersebut.

Dir Sabhara juga telah memberikan peringatan kepada seluruh anak buahnya untuk tidak melakukan aksi yang serupa.

"Itu sudah diambil tindakan tegas tadi pagi oleh Dir Sabhara, bukan hanya kepada orang yang keluar, tapi juga kepada rekan-rekan yang lainnya," sebutnya.

5. Sanksi Tegas Menanti

Polda Sumut memastikan akan memberikan sanksi tegas bagi kelima oknum polisi yang terlibat penganiayaan sekuriti dan perawat di RSU Bandung.

 "Dari peristiwa ini kami sudah melakukan tindakan tegas terhadap oknum-oknum tersebut, yang jelas tindakan disiplin pasti akan kami kenakan," ujar Hadi.

Dia sendiri belum memerinci lebih jauh soal sanksi yang akan diberikan kepada lima oknum polisi tersebut. Namun, dia menegaskan pihaknya tidak mentolerir perilaku oknum tersebut.

"Pimpinan tidak mentolerir sikap atau perilaku seperti ini bagi siapapun anggota Polri dan akan dikenakan tindakan yang tegas. Kami lihat nanti hasil perkembangan penyidik selanjutnya," ujarnya.

6. Kombes Hadi Meminta Maaf

Perwira menengah Polri itu turut menyampaikan permohonan maaf atas keterlibatan anggota polisi dalam penganiayaan itu.

Dia mengaku saat ini kelima oknum polisi itu tengah menjalani pemeriksaan di Propam.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu kepada ketidaknyamanan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota Polri. Saat ini, oknum anggota polri tersebut dalam proses pemeriksaan di Polrestabes Medan dan Propam Polda Sumut," sebutnya.

Konten Terkait

PERISTIWA IPW: Polda Sumut dan Pangdam I/BB Harus Usut Tuntas Dugaan Pembakaran Rumah Wartawan di Karo

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolres Karo, Polda Sumatera Utara untuk mengusut dan menuntaskan tewasnya Rico Sempurna Pasaribu dalam kebakaran di rumahnya. Sebab, kematian Rico dirasa tragis dan janggal oleh rekan-rekannya, komunitas jurnalis di Karo dan Sumatera Utara, kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, Selasa (2/7).Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 27 Juni 2024 di Jalan Nabung Surbakti Ujung, Kelurahan Padang Mas, Kabanjahe itu juga merenggut nyawa istrinya, Elfrida Boru Ginting .. Baca selengkapnya di https://rmol.id/politik/read/2024/07/02/626695/ipw-polda-sumut-dan-pangdam-i-bb-harus-usut-tuntas-dugaan-pembakaran-rumah-wartawan-di-karo

Selasa 02-Jul-2024 20:28 WIB

KRIMINAL Hasil Otopsi Ungkap Kekerasan pada Kematian Afif Maulana, Ferdinand Hutahaean Minta Kapolri Tindak Tegas Kapolda Sumbar

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kematian bocah 13 tahun Afif Maulana di Kecamatan Kuranji, kota Padang, terus...

Minggu 30-Jun-2024 20:23 WIB

KRIMINAL Pelaku Pembunuhan Nenek di Krucil Probolinggo Melarikan Diri ke Medan yang Sulit

Hingga saat ini pelaku pembacokan dan pembunuhan seorang nenek di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo belum ditangkap

Rabu 05-Jun-2024 20:25 WIB

TREND Koalisi dengan PKB Sumedang tapi Harus 'Daftar', Begini Respons Dony Ahmad Munir

Dony Ahmad Munir, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendaftar sebagai bakal calon bupati Sumedang untuk Pilkada 2024

Rabu 01-May-2024 20:59 WIB

KRIMINAL 5 Oknum Polisi Terlibat Penyalahgunaan Narkoba Ditangani Propam Polda Metro Jaya

Lima oknum polisi ditangkap di Depok karena diduga terlibat penyalahgunaan narkoba. Saat ini, kasusnya ditangani Propam Polda Metro Jaya.

Minggu 21-Apr-2024 20:37 WIB

Tulis Komentar