Minggu 12-May-2024 20:56 WIB
262
Foto : tribunnews
Brominemedia.com - Tiga bendera kuning dipasang di depan gang di Jalan Parungbingung, RT 01, RW 10, Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat. Di sana tertulis tiga nama almarhum dan almarhumah.
Ini kisah menyedihkan dalam kecelakaan maut rombongan bus pelajar SMK Lingga Kencana Depok, di Jalan Raya Palasari, Desa Palasari Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam
Dimas Aditya, Mahesya Putra dan Intan Rahmawati yang merupakan korban tewas dalam kecelakaan itu, disalatkan secara bersama oleh warga setempat. Ketiganya merupakan sahabat sejak kecil.
Jenazah Dimas, Mahesya dan Intan disalatkan di musala dekat rumahnya oleh ratusan tetangga dan rekan sekolahnya. Hadir pula Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono.
Ratusan orang berduyun-duyung datang ke musala untuk Salat Ghaib berjemaah. Musala itu penuh dan petakziah yang datang tak tertampung seluruhnya.
Sementara itu, isak tangis dari keluarga korban juga terus terdengar dari luar musala. Mereka masih tidak menyangka keluarganya menjadi salah satu korban tewas bus wisata maut.
Dimas Aditya, Mahesya Putra dan Intan Rahmawati tinggal di dalam satu gang yang sama, Jalan Parungbingung, RT 01, RW 10, Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat.
Lokasinya hanya berjarak 300 meter dari sekolah mereka di SMK Lingga Kencana.
Ketiganya sudah bersahabat sejak kecil. Itulah kenapa, ketiganya juga memilih sekolah yang sama di SMK Lingga Kencana.Ibnu, teman dari ketiga korban, menuturkan sudah menganggap ketiganya seperti adik sendiri.
"Itu adik-adikan saya semuanya," ucap Ibnu, Minggu (12/5).
Ibnu juga membenarkan bahwasa ketiganya sudah bersahabat sejak kecil. Bahkan, sudah bersekolah di tempat yang sama sejak SD.
"Mereka bersahabat sejak kecil. Sekolah MI barengan, SMP barengan, SMK juga barengan," tutupnya.
Oleh-oleh bando
Kisah menyedihkan pun terdengar dari keluarga Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana Depok yang juga korban tewas dalam kecelakaan maut di Subang.
Dia sempat menelepon cucu pertamanya sesaat sebelum kejadian.
Adik sepupu istri Suprayogi, Ita (43), mengatakan mendengar cerita bahwa Suprayogi sempat menelepon cucunya pada Sabtu (11/5) sekira pukul 17.00 WIB.
Saat itu, Suprayogi yang disapa dengan sebutan Opah oleh cucu-cucunya tersebut memberi tahu telah membeli oleh-oleh untuk dua cucunya yakni Naima dan Embun.
Oleh-oleh itu, kata Ita, berupa bando dan jepit rambut.
"Sampai kemarin terakhir setengah 5 (atau) jam 5-an dia (Suprayogi) telepon, yang angkat itu pertama cucunya dulu. Bunda ada telepon. Ya sudah angkat bunda lagi cuci piring," kata Ita.
"Ini Embun sudah Opah beliin bando sama jepitan, buat Embun sama kakak Naima. Terus diangkat ya sudah, cuma itu. Tapi memang biasanya dia video call. Cuma terakhir kemarin, dia tidak video call, cuma telepon lewat WhatsApp," sambungnya.
Ita mengatakan juga mendengar bahwa setelah telepon tersebut, ada lagi panggilan telepon entah dari mana yang kemudian diangkat cucu Suprayogi yang laki-laki.
Ia mengatakan, cucu laki-laki Suprayogi saat itu hanya mengatakan mendengar suara orang mengabarkan kecelakaan dan sirine ambulans.
"Cuma setelah Opah (Suprayogi) itu ngasih kabar, ada telepon lagi nggak tahu dari mana. Pokoknya ada telepon cuma bilang, kecelakaan, kecelakaan, kecelakaan, gitu doang. Nah yang cucu cowoknya kan sudah gede ya. Sudah bisa buka," kata dia.
"Bunda ini apaan nih, kecelakaan, kecelakaan, terus suara ambulan banyak bunda. Terus dari situ menantunya langsung mengabarkan ke anak-anaknya. Ya sudah dari situ kita sudah lost kontak ya," sambung dia.
Ita sendiri bertemu dengan Suprayogi sehari sebelum kecelakaan terjadi.
Saat itu, kata dia, dirinya sedang berada di rumah Suprayogi.
"Ya, kan pas hari Kamis itu memang saya kebetulan di sini, pas hari libur tanggal merah dia ada di sini. Dia bilang besok mau jalan-jalan hari Jumat pagi, ke saya. Ya sudah hati-hati di jalan sampai pulang lagi, begitu kata saya," kata dia.
Ita mengatakan pertama kali mendengar kabar tersebut di malam hari kejadian yakni pada Sabtu (11/5) kemarin.
Kata dia, justru kabar yang pertama diketahuinya adalah soal sepupunya yakni istri Suprayogi.
Istri Suprayogi, kata dia, saat itu mengalami luka di kepala, patah tangan, dan luka di perut.
Istri Suprayogi, kata dia, juga sempat menanyakan kabar tentang suaminya tersebut.
"Baru itu, kita dari si istri nanyain kan gimana Opah? Kita belum tahu. Setelah dicek-dicek lagi, yang meninggal di belakang (kursi) sopir itu ya si korban Pak Suprayogi ini. Sampai kita cari lagi berita-berita, takutnya salah informasi. Kita berharap keluarga salah, ternyata memang sudah fix," kata Ita sambil menahan tangis.
Ita pun terkenang dengan kebiasaan Suprayogi bila berpergian bersama para siswa menggunakan bus.
Menurut Ita, Suprayogi dan istrinya memang senang duduk di belakang sopir bus.
"Dia kalau ke mana-mana dia memang selalu mintanya di belakang sopir. Selalu sama istrinya. Mungkin karena ingin melihat pemandangan," katanya.
Konten Terkait
Persiapan pengamanan dan mengantisipasi kemacetan lalu lintas selama periode libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek 2025.
Kamis 23-Jan-2025 20:27 WIB
Berikut daftar identitas lengkap 12 korban kecelakaan maut di Kota Batu, Jawa Timur, ada 4 orang meninggal dunia dan 8 luka-luka.
Kamis 09-Jan-2025 00:53 WIB
Bus pariwisata rombongan siswa SMK TI Bali Global Badung mengalami kecelakaan di Kota Batu, Jawa Timur pada Rabu (8/1/2025) sekira pukul 19.15.
Kamis 09-Jan-2025 00:39 WIB
POLISI menetapkan sopir truk berinisial SW, 65, sebagai tersangka karena diduga lalai hingga menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kilometer (KM) 77+200 Tol Pandaan-Malang.
Rabu 25-Dec-2024 20:53 WIB
Siswa SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy (16) diduga tewas ditembak polisi.
Senin 25-Nov-2024 20:35 WIB