Selasa 07-May-2024 20:28 WIB
146
Foto : tempo
Selain pernyataan dovish yang disampaikan pejabat The Fed, tidak ada data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri yang memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah.
Menurut Analis Bank Woori Saudara Rully Nova, optimisme pasar terhadap proyeksi penurunan suku bunga oleh The Fed pada September 2024 berpotensi menguatkan kurs rupiah.
“Optimisme pasar akan berlangsung lama mengingat pasar tenaga kerja AS sudah tidak seketat dibanding tahun lalu karena ekonomi AS mulai soft landing tahun ini akibat kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed,” ungkap dia.
Kemudian, data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2024 yang lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya memberikan euforia terhadap pelaku pasar.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi merefleksikan ekonomi Indonesia yang tidak terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global dan masih kuatnya daya beli masyarakat dengan tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi,” ujar Rully.
Konten Terkait
Viral video yang menunjukkan uang pecahan Rp 10.000 dicoret-coret menggunakan alat tulis. Tampak dalam uang pecahan itu, terdapat tulisan
Senin 02-Dec-2024 20:23 WIB
Sebanyak 580 anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 bakal dilantik pada 1 Oktober 2024. Cek jumlah kursi masing-masing partai.
Minggu 29-Sep-2024 20:15 WIB
Aliansi BRICS sedang berupaya membentuk sistem pembayaran baru untuk mengakhiri ketergantungan terhadap dolar AS. Blok ini ingin meredupkan pamor dolar AS.
Jumat 20-Sep-2024 21:02 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan pada Selasa (20/8/2024), jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) bulan Agustus 2024 yang akan digelar besok, Rabu (21/8/2024).Dikutip...
Selasa 20-Aug-2024 20:33 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot bahkan hampir menyentuh Rp 16.500. Rupiah melemah ini disebut terburuk sejak krisis moneter 1998.
Minggu 23-Jun-2024 20:25 WIB