Kamis 30-Oct-2025 20:22 WIB
                                     
                                    
                                 
                                 
                                 Foto :  liputan6  
                                Brominemedia.com - Raksasa penerbangan Amerika Serikat mencatat kerugian kuartalan sebesar USD 5,4 miliar atau Rp 89,84 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.637).
Mengutip DW, Kamis (30/10/2025), kerugian yang dialami Boeing karena denda sebesar USD 5 miliar atau Rp 83,18 triliun imbas menunda pengiriman pertama model 777X yang telah lama tertunda hingga 2027.
Boeing mengatakan, kerugian tersebut termasuk kompensasi yang harus dibayarkan kepada pelanggan yang mengalami keterlambatan pengiriman.
Bulan lalu, CEO Boeing Kelly Ortberg menuturkan, perusahaan terlambat dalam sertifikasi jet tersebut dan masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan. Namun, ia belum mengumumkan penundaan lebih lanjut setelah tanggal pengiriman 2026 yang direncanakan pada saat itu.
Model pesawat 777X sangat penting bagi strategi jangka panjang Boeing untuk pesawat berbadan lebar yang bertujuan untuk merebut pangsa pasar. Sebelumnya pangsa pasar itu dipegang oleh 747 dan 777 yang lebih besar untuk rute lebih sibuk dan jarak jauh, serta rute internasional.
Sertifikasi dan penundaan produksi yang berulang telah menunda pengiriman sejak penerbangan perdana pesawat tersebut pada 2020. Boeing meraup biaya sebesar USD 15 miliar atau Rp 249,63 triliun dalam prosesnya yang semakin bebani keuangannya.
“Meskipun kami kecewa dengan penundaan jadwal 777X, pesawat ini terus berkinerja baik dalam uji terbang, dan kami tetap fokus pada pekerjaan yang akan datang untuk menyelesaikan program pengembangan kami dan menstabilkan operasi kami untuk memulihkan kinerja perusahaan sepenuhnya dan memulihkan kepercayaan dengan semua pemangku kepentingan kami,” ujar Ortberg.
Kesempatan bagi Pesaing Boeing yakni Airbus
Masalah-masalah ini telah membuka pintu bagi pesaing Boeing di Eropa, Airbus yang sedang berupaya meningkatkan penjualan. Salah satu melalui pesawat andalannya baru A350 untuk jarak jauh dan berkapasitas tinggi.
Waktunya juga jauh dari ideal dengan permintana perjalanan udara internasional yang kembali naik setelah pandemi COVID-19 dan maskapai yang kembali bersemangat untuk akuisisi pesawat baru.
Saham Boeing turun sekitar 1% sebelum perdagangan. Analis wall street telah berita negative tentang 777X sebelum pengumuman pada Rabu ini.
Kinerja Boeing
Adapun pendapatan perusahaan sekitar USD 23,3 miliar atau Rp 387,78 triliun untuk kuartal tersebut. Pendapatan naik 30% dari tahun sebelumnya dan melampaui analis.
Selain itu, Boeing juga melaporkan arus kas bebas sebesar USD 238 juta pertama kali positif sejak 2023.
Boeing berharap bangkit dari kinerja satu tahun terburuknya yang pernah tercatat pada 2024. Saat itu kerugian bersih sebesar USD 11,8 miliar atau Rp 196,36 triliun.
Setelah bertahun-tahun berjuang menghadapi masalah kualitas dan penundaan produksi 737 MAX-nya, yang diselingi beberapa kecelakaan pesawat besar, nyaris celaka, dan pencabutan sertifikasi, Boeing dengan hati-hati berupaya meningkatkan produksi bulanan pada 2025.
Hal ini menyusul penyelesaian pemogokan masinis yang memakan biaya besar yang berlangsung dari September hingga November 2024, yang melibatkan lebih dari 30.000 staf.
55 jet yang dikirimkan Boeing pada September merupakan kinerja terkuatnya untuk bulan kalender tersebut sejak 2018, dan merupakan lonjakan signifikan dibandingkan 33 jet yang dikirimkan pada tahun sebelumnya
                                
                                
                                
                                
                                
                                
                                    
Konten Terkait