Minggu 09-Jun-2024 20:06 WIB
Foto : detik
Brominemedia.com – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria merespon terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutkan base transceiver station (BTS) tidak lagi dibutuhkan seiring masuknya satelit Starlink.
Nezar menjelaskan saat ini BTS digunakan untuk menggelar layanan jaringan telekomunikasi di beberapa tempat Indonesia. Namun, disampaikannya, seiring berjalannya waktu akan ada teknologi baru yang akan masuk membantu menyediakan jaringan tersebut.
Merujuk pada pernyataan Luhut, Nezar mengatakan kemungkinan mengenai pemanfaatan teknologi baru yang dapat menggantikan yang lama.
"Mungkin Pak Luhut (berbicara) dari perspektif teknologi. Kalau ada teknologi lama digantikan dengan teknologi baru, tetapi kita lihat sesuai prosesnya," ujar Nezar dikutip dari CNBC Indonesia.
Sebagai informasi, dalam menyediakan akses internet sampai ke pengguna dibutuhkan adanya infrastruktur telekomunikasi, seperti BTS, fiber optik, maupun berbasis satelit.
Masing-masing infrastruktur telekomunikasi itu memiliki keunggulan tersendiri. Hanya saja, kata pengamat telekomunikasi, satelit tidak bisa menggantikan sepenuhnya peran BTS.
"Secara teknis, sistem satelit itu tidak akan mampu menggantikan sistem komunikasi teresterial. Dia (Starlink) hanya akan menjadi pelengkap saja, sehingga keberadaan tower dan fiber optik tidak bisa digantikan seluruhnya dengan satelit," ujar Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Ridwan Effendi, Jumat (7/6).
Diberitakan sebelumnya, sebagaimana dikutip dari detikfinance, Luhut menyebutkan Starlink memudahkan masyarakat memperoleh akses internet untuk kebutuhan pendidikan hingga kesehatan. Hal itu yang membuatnya yakin tidak diperlukan BTS lagi.
"Nggak perlu ada BTS-BTSan orang udah ada Starlink," kata Luhut dalam talkshow di Menara Global, Jakarta Pusat, Selasa (4/6).
Di sisi lain, Luhut mengatakan bahwa pemerintah pada dasarnya memberi ruang bagi perusahaan telekomunikasi global, nasional, bahkan perusahaan telekomunikasi milik negara untuk berkompetisi. Sebab lewat kompetisi, perusahaan akan saling meningkatkan kapasitas untuk menyediakan layanan terbaik bagi masyarakat.
"Sebenarnya kita mau berikan kesempatan yang sama ke semua orang, saya kira akan memberikan juga servis bagus kepada masyarakat banyak, yang paling untung siapa? Masyarakat, kan? Kalau kau nggak bisa berkompetisi ya salahmu. Tugas pemerintah memberikan services yang sebaik-baiknya kepada masyarakat," pungkasnya.
Konten Terkait