Jumat 02-Sep-2022 13:32 WIB
302

Foto : detik
brominemedia.com –
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham) menanggapi polemik kasus merek Open Mic Indonesia yang
didaftarkan Ramon Papana sebagai hak kekayaan intelektual.
"DJKI akan menunggu proses peradilan," kata
Koordinator Pemeriksaan Merek DJKI Kemenkumham Agung Indriyanto dalam
keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat
(2/9).
Sebagaimana diketahui, pada 25 Agustus 2022, sejumlah komika
dari Komunitas Perkumpulan Stand Up Comedy Indonesia melayangkan gugatan ke
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Gugatan tersebut berisi permintaan pembatalan
atas pendaftaran merek Open Mic Indonesia yang didaftarkan oleh Ramon Papana
selaku tergugat.
Para komika tersebut mengaku kecewa atas pendaftaran merek
Open Mic Indonesia karena dianggap menggunakan kata-kata umum yang seharusnya
menjadi milik publik. Terlebih, ada pihak dari komika yang disomasi karena
menggunakan istilah tersebut.
Agung mengatakan sebagai regulator dalam bidang kekayaan
intelektual, DJKI Kemenkumham akan berpartisipasi dalam proses dan tunduk pada
hasil peradilan.
Apabila keputusan pengadilan membatalkan pendaftaran merek,
maka DJKI Kemenkumham akan menghapus dari daftar umum dan mencoret merek
tersebut. Namun, jika putusan tetap didaftarkan maka DJKI akan menghormati dan merek
itu akan terus terdaftar.
Dia menjelaskan permohonan merek Open Mic Indonesia dengan
Nomor Permohonan J002013025009 diterima dengan pertimbangan secara keseluruhan
merek memiliki daya pembeda.
"Jika hanya diajukan merek dengan kata Open Mic, kemungkinan besar tidak dapat diterima karena berkaitan dengan jenis barang umum," jelasnya.

Namun, kata "Open Mic" diikuti dengan "Indonesia" dan ada kombinasi unsur lukisan (logo). Hal itulah yang secara keseluruhan jadi pembeda, tambahnya.
Seharusnya, menurut Agung, para komika tidak perlu takut jika disomasi karena menggunakan kata "Open Mic" selama tidak mengikuti secara persis merek "Open Mic Indonesia" dengan logo yang telah terdaftar.
"Perlu digarisbawahi dan diluruskan, yang diberikan pelindungan oleh negara adalah kata 'Open Mic Indonesia' dengan kombinasi unsur logo dan lukisan tersebut; bukan kata 'Open Mic' saja," ujarnya.
Berdasarkan Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis Nomor 20 Tahun 2016, permohonan merek menggunakan kata-kata umum tidak diperbolehkan. Adapun kata umum terbagi dalam tiga kategori yaitu kata yang bersifat generik, deskriptif, dan tanda yang digunakan secara publik.
Konten Terkait
Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum (P3H) Kanwil Kemenkumham Sulawesi Selatan, Heny Widyawati, meninjau kondisi mobil
Rabu 29-Jan-2025 20:40 WIB
Apel yang dilaksanakan secara rutin di pagi hari sebelum melaksanakan tugas ini menjadi sarana pimpinan dalam menyampaikan atensi maupun arahan untuk
Selasa 15-Oct-2024 20:23 WIB
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) membuka pendaftaran seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2023 sebanyak 2.578 formasi. Pendaftaran tersebut dibuka sejak 20 September – 09 Oktober mendatang.
Kamis 21-Sep-2023 11:07 WIB
sumut.jpnn.com, MEDAN - Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Profesor Dr Asep Nana Mulyana menyampaikan orasi ilmiah dengan tema "Paradigma Pemidanaan Terhadap Kejahatan Kororasi dan Bisnis" pada puncak Dies Natalis Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (11/3).
Senin 13-Mar-2023 00:23 WIB
Narapidana yang ketahuan membawa handphone bisa tidak mendapat remisi dan dimasukkan ke sel pengasingan.
Sabtu 24-Dec-2022 01:28 WIB