Jumat 14-Oct-2022 06:17 WIB
329

Foto : wartakota
brominemedia.com –
Suprapti Fauzi kini harus menanggung malu setelah kebohongannya terbongkar.
Ia sempat dicari-cari Aremania yang telanjur marah karema
merasa difitnah. Suprapti Fauzi awalnya mengaku sebagai tukang penjual dawet di
Stadion Kanjuruhan, dirinya viral bersamaan dengan beredarnya rekaman audio
yang disebut-sebut sebagai kesaksiannya.
Lewat rekaman audio, Suprapti Fauzi mengatakan gas air mata
bukan faktor utama Tragedi Kanjuruhan.
Namun banyaknya korban berjatuhan lantaran, Aremania justru
berdesak-desakan dan saling injak, karena panik.
Tidak hanya itu Suprapti mengatakan lewat rekaman audio
bahwa Aremania mabuk dan merusuh, bahkan memukuli polisi.
Akan tetapi, kesaksian wanita itu diragukan karena penuh
kejanggalan. Selanjutnya, perempuan itu menuding Aremania mengonsumsi alkohol
saat menyaksikan pertandingan.
Perempaun tersebut juga mengatakan ada korban meninggal
dunia yang berbau alkohol.
"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong
suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah
minum (alkohol) semua)."
Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena
dinilai menggiring opini bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas
air mata, tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.
Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan
itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.
Selain itu, ditemukan pula toko penjual kopi dan mie instan.
Menurut pegawai meubel, Jaya, tidak ada yang berjualan dawet di area pintu 3
itu.
"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel
ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," tutur Jaya.
Kendati begitu, Jaya mengakui di area Stadion Kanjuruhan
memang ada penjual dawet.
Hanya saja, katanya, penjual dawet itu berjenis kelamin pria
dan berjualan menggunakan rombong kaki lima dan bukannya di sebuah warung.
"Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang
perempuan tidak ada," ujar Jaya.
Ia memastikan bahwa rekaman voice note itu adalah hoaks.
Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas
Indonesia (PSI), Dea Tunggaesti menjelaskan, Suprapti pernah menjadi pengurus
PSI, namun sudah lama diberhentikan.
Dea menyebutkan, pemecatan terhadap Suprapti, setelah
beredar video viralnya di Media sosial.
"Langsung kita perintahkan kepada DPD PSI Kabupaten
Malang untuk diberhentikan, jadi pada saat itu juga," ucap Dea.
Dea juga menambahkan, pemecatan terhadap Suprapti, tidak
melewati sidang etik Mahkamah partai.
"Karena dia kan kader biasa, jadinya tidak perlu, jika
dia pengurus, maka kita harus menggunakan mekanisme kode etik partai, tapi
kalau dia kader, bisa berhentikan apabila tidak sejalan dengan PSI," ucap
Dea.
Nama Suprapti Fauzi pun viral di sosial media.

Wanita yang awalnya mengaku sebagai penjual dawet itu pun akhirnya meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan disiarkan via media sosial. Hal tersebut diunggah oleh akun twitter @AremaniaCulture.
"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord. Penjual dawet PNS ya ?" bunyi cuitannya.
Di depan keluarga korban Suprapti Fauzi meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Bahkan wanita tersebut bersimpuh di hadapan keluarga korban.
"Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi & memakai miras serta narkoba. Stlh ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi," bunyi cuitan @AremaniaCulture.
Konten Terkait
Kejaksaan Agung Republik Indonesia menyita uang senilai Rp 1.374.892.735.527,46 atau setara lebih dari 91.000 unit rumah subsidi di Indonesia.
Rabu 02-Jul-2025 20:59 WIB
Pemeriksaan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution diyakini begitu penting dalam upaya mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan jalan di Sumatera Utara
Senin 30-Jun-2025 21:15 WIB
Topan Ginting adalah Kadis PUPR Sumut tersangka dalam kasus OTT KPK. Umur Topan Ginting baru 42 tahun dan sempat jadi Plt. Sekda di era Bobby Nasution
Minggu 29-Jun-2025 20:48 WIB
Topan Ginting adalah Kadis PUPR Sumut tersangka dalam kasus OTT KPK. Umur Topan Ginting baru 42 tahun dan sempat jadi Plt. Sekda di era Bobby Nasution
Minggu 29-Jun-2025 20:48 WIB
Ahok tak hanya mengumbar optimismenya, tapi juga menyoroti akar masalah mengapa praktik bersih sulit diwujudkan di Indonesia, serta apa yang seharusnya dilakukan oleh penguasa baru.
Jumat 27-Jun-2025 20:37 WIB