Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

PERISTIWA

Kebohongannya Terbongkar, Rumah Penjual Dawet Gadungan Dijaga Polisi

Jumat 14-Oct-2022 06:17 WIB

340

Kebohongannya Terbongkar, Rumah Penjual Dawet Gadungan Dijaga Polisi

Foto : wartakota

brominemedia.com – Suprapti Fauzi kini harus menanggung malu setelah kebohongannya terbongkar.

Ia sempat dicari-cari Aremania yang telanjur marah karema merasa difitnah. Suprapti Fauzi awalnya mengaku sebagai tukang penjual dawet di Stadion Kanjuruhan, dirinya viral bersamaan dengan beredarnya rekaman audio yang disebut-sebut sebagai kesaksiannya.

Lewat rekaman audio, Suprapti Fauzi mengatakan gas air mata bukan faktor utama Tragedi Kanjuruhan.

Namun banyaknya korban berjatuhan lantaran, Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak, karena panik.

Tidak hanya itu Suprapti mengatakan lewat rekaman audio bahwa Aremania mabuk dan merusuh, bahkan memukuli polisi.

Akan tetapi, kesaksian wanita itu diragukan karena penuh kejanggalan. Selanjutnya, perempuan itu menuding Aremania mengonsumsi alkohol saat menyaksikan pertandingan.

Perempaun tersebut juga mengatakan ada korban meninggal dunia yang berbau alkohol.

"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua)."

Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena dinilai menggiring opini bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata, tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.

Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.

Selain itu, ditemukan pula toko penjual kopi dan mie instan. Menurut pegawai meubel, Jaya, tidak ada yang berjualan dawet di area pintu 3 itu.

"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," tutur Jaya.

Kendati begitu, Jaya mengakui di area Stadion Kanjuruhan memang ada penjual dawet.

Hanya saja, katanya, penjual dawet itu berjenis kelamin pria dan berjualan menggunakan rombong kaki lima dan bukannya di sebuah warung.

"Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang perempuan tidak ada," ujar Jaya.

Ia memastikan bahwa rekaman voice note itu adalah hoaks.

Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dea Tunggaesti menjelaskan, Suprapti pernah menjadi pengurus PSI, namun sudah lama diberhentikan.

 

Dea menyebutkan, pemecatan terhadap Suprapti, setelah beredar video viralnya di Media sosial.

"Langsung kita perintahkan kepada DPD PSI Kabupaten Malang untuk diberhentikan, jadi pada saat itu juga," ucap Dea.

Dea juga menambahkan, pemecatan terhadap Suprapti, tidak melewati sidang etik Mahkamah partai.

"Karena dia kan kader biasa, jadinya tidak perlu, jika dia pengurus, maka kita harus menggunakan mekanisme kode etik partai, tapi kalau dia kader, bisa berhentikan apabila tidak sejalan dengan PSI," ucap Dea.

Nama Suprapti Fauzi pun viral di sosial media.

Wanita yang awalnya mengaku sebagai penjual dawet itu pun akhirnya meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan disiarkan via media sosial. Hal tersebut diunggah oleh akun twitter @AremaniaCulture.

"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord. Penjual dawet PNS ya ?" bunyi cuitannya.

Di depan keluarga korban Suprapti Fauzi meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Bahkan wanita tersebut bersimpuh di hadapan keluarga korban.

"Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi & memakai miras serta narkoba. Stlh ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi," bunyi cuitan @AremaniaCulture.

Konten Terkait

KRIMINAL Teka-teki Pemberi Perintah di Kasus Korupsi Kuota Haji

KPK telah menaikkan kasus dugaan korupsi kuota jemaah haji tahun 2023-2024 ke tahap penyidikan. Sosok pemberi perintah di kasus ini pun masih menjadi teka-teki.

Minggu 10-Aug-2025 21:03 WIB

Teka-teki Pemberi Perintah di Kasus Korupsi Kuota Haji
KRIMINAL Kejagung Periksa 2 Saksi di Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina

Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa dua saksi dalam perkara dugaan korupsi minyak mentah tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina.

Jumat 08-Aug-2025 21:20 WIB

Kejagung Periksa 2 Saksi di Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina
KRIMINAL KPK: DPO Emylia Said-Herwansyah Ada di Negara Tetangga

KPK mengungkap perkembangan pencarian DPO Emylia Said dan Herwansyah yang terdeteksi di negara tetangga. Keduanya saat ini ada di negara tetangga.

Rabu 06-Aug-2025 21:06 WIB

KPK: DPO Emylia Said-Herwansyah Ada di Negara Tetangga
FINANCE Di Balik Rekening Nganggur yang Diblokir: Paling Banyak Hasil Korupsi

Rekening dormant banyak diblokir PPATK. Rekening menganggur yang diblokir itu kebanyakan terindikasi dari hasil tindak pidana korupsi.

Rabu 06-Aug-2025 21:02 WIB

Di Balik Rekening Nganggur yang Diblokir: Paling Banyak Hasil Korupsi
KRIMINAL Lampu Hijau untuk Koruptor? Menkumham Tegaskan Presiden Bisa Beri Abolisi Kasus Apapun

Pernyataan ini seolah menjadi justifikasi hukum atas langkah-langkah kontroversial yang telah diambil, sekaligus membuka perdebatan tentang batasan kekuasaan presiden dalam mengintervensi proses peradilan.

Senin 04-Aug-2025 22:35 WIB

Lampu Hijau untuk Koruptor? Menkumham Tegaskan Presiden Bisa Beri Abolisi Kasus Apapun

Tulis Komentar