Minggu 29-Jun-2025 20:49 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Iran mengirimkan sinyal akan kembali perang melawan Israel setelah adanya campur tangan Amerika Serikat (AS).
Sinyal kembali perang itu diungkapkan pihak Iran lewat kepala staf angkatan bersenjata Iran Abdolrahim Mousavi pada Minggu (29/6/2025).
Dia mengatakan, Teheran tidak yakin Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri perang 12 hari mereka awal bulan ini.
"Kami tidak memulai perang, tetapi kami telah menanggapi agresor dengan seluruh kekuatan kami, dan karena kami memiliki keraguan serius atas kepatuhan musuh terhadap komitmennya termasuk gencatan senjata, kami siap untuk menanggapi dengan kekuatan" jika diserang lagi, kata Mousavi seperti dikutip oleh TV pemerintah.
Sinyalemen ini dilontarkan, enam hari setelah gencatan senjata yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Selasa setelah AS mengebom 3 fasilitas nuklir Iran dan dibalas serangan ke pangkalan militer AS yang berada di Qatar.
Di sisi lain, permasalahan keuangan justru membelit Israel kala Iran bersiap menghadapi kemungkinan perang kembali.
Permasalahan keuangan ini dipicu sengketa yang semakin dalam antara Kementerian Pertahanan Israel dan Kementerian Keuangan mereka.
Perselisihan ini dilaporkan menghambat operasi militer dan pengisian kembali aset pertahanan vital bagi militer Israel, beberapa hari setelah gencatan senjata mengakhiri perang 12 hari dengan Iran.
Dalam laporan YNET, Kementerian Pertahanan Israel dikatakan mencari tambahan 60 miliar shekel (~17,5 juta dolar atau minus sekitar Rp 283,5 miliar) untuk menutupi biaya perang melawan Iran dan Gaza.
Sebagai catatan, dana ini tidak dialokasikan dalam anggaran belanja Israel pada 2025.
Namun, Kementerian Keuangan Israel dilaporkan menolak menyetujui pendanaan tambahan, yang menyebabkan penundaan signifikan terhadap kemampuan militer Israel untuk mendapatkan amunisi penting, termasuk pencegat rudal Arrow dan kendaraan terlindungi bagi pasukan di Gaza.
Pejabat senior pertahanan menuduh Kementerian Keuangan Israel menahan dana yang telah disetujui oleh komisi gabungan.
Sumber-sumber mengindikasikan bahwa keengganan Kementerian Keuangan bersumber dari meningkatnya pemanggilan tentara cadangan Israel, suatu tindakan yang diperkirakan menghabiskan biaya 1,2 miliar shekel per bulan.
Perselisihan ini terjadi di tengah terungkapnya fakta bahwa Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dilaporkan mengetahui rencana serangan terhadap Iran dan potensi dampaknya terhadap ekonomi.
"Militer Israel saat ini menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengganti jip Hummer yang sudah ketinggalan zaman di Gaza, yang banyak di antaranya telah rusak atau terkena rudal anti-tank," tulis laporan RNTV, dikutip Minggu (29/6/2025).
Meskipun 632 jip baru telah dipesan, dana untuk pembeliannya masih terbatas.
Militer juga bergulat dengan kekurangan amunisi Angkatan Udara dan pencegat rudal Arrow, keduanya penting untuk pertahanan nasional terhadap ancaman saat ini dan potensi eskalasi di masa mendatang – laporan YNET menambahkan.
Konten Terkait