Foto : tempo
Selain pernyataan dovish yang disampaikan pejabat The Fed, tidak ada data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri yang memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah.
Menurut Analis Bank Woori Saudara Rully Nova, optimisme pasar terhadap proyeksi penurunan suku bunga oleh The Fed pada September 2024 berpotensi menguatkan kurs rupiah.
“Optimisme pasar akan berlangsung lama mengingat pasar tenaga kerja AS sudah tidak seketat dibanding tahun lalu karena ekonomi AS mulai soft landing tahun ini akibat kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed,” ungkap dia.
Kemudian, data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2024 yang lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya memberikan euforia terhadap pelaku pasar.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi merefleksikan ekonomi Indonesia yang tidak terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global dan masih kuatnya daya beli masyarakat dengan tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi,” ujar Rully.
Konten Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan pada Selasa (20/8/2024), jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) bulan Agustus 2024 yang akan digelar besok, Rabu (21/8/2024).Dikutip...
Selasa 20-Aug-2024 20:33 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot bahkan hampir menyentuh Rp 16.500. Rupiah melemah ini disebut terburuk sejak krisis moneter 1998.
Minggu 23-Jun-2024 20:25 WIB
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono menyatakan pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS yang mendekati Rp17.000 harus diwaspadai pemerintah.
Rabu 19-Jun-2024 20:30 WIB
Sebanyak 120 calon anggota legislatif (caleg) terpilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Jawa Tengah (Jateng) resmi ditetapkan. Tujuh dari ratusan caleg terpilih itu berpotensi akan diganti.
Selasa 28-May-2024 21:00 WIB
Data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang bakal dirilis, tentunya akan berdampak terhadap indeks dolar.
Kamis 23-May-2024 20:53 WIB