FINANCE

Regulator dan Industri Didorong Kompak Bangun Fondasi Pertumbuhan Kredit

Senin 15-Dec-2025 20:19 WIB 6

Foto : mediaindonesia

Empat pilar utama, yaitu kolaborasi data, standardisasi penilaian risiko, skema berbagi risiko, serta platform kolaborasi terintegrasi, menjadi fondasi penting yang perlu diperkuat industri dan pemerintah guna mendorong terciptanya ekosistem kredit digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Penguatan keempat pilar ini dinilai krusial seiring pesatnya pertumbuhan industri pinjaman daring (pindar) yang semakin menjadi tulang punggung akses pembiayaan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega, dalam sesi paparan Bulan Fintech Nasional (BFN) Festival yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Indonesia (Afterch) di Jakarta, 11 Desember 2025. Ia menilai momentum pertumbuhan industri harus dimanfaatkan untuk memperkuat tata kelola dan tanggung jawab bersama dalam penyaluran kredit digital.

Secara industri, layanan pindar mencatatkan pertumbuhan penyaluran sebesar 22,16% secara tahunan (year-on-year) pada September 2025, dengan total penyaluran mencapai Rp90,99 triliun. Capaian ini mencerminkan semakin luasnya jangkauan layanan pindar sebagai alternatif pembiayaan di luar sistem perbankan konvensional, sekaligus menegaskan pentingnya menjaga kualitas pertumbuhan tersebut.

Dalam paparannya, Bernardino menekankan peran strategis fintech lending dalam memperluas akses kredit yang inklusif. Ia menyampaikan bahwa penguatan teknologi dan tata kelola menjadi fokus utama untuk memastikan penyaluran pendanaan tetap aman, terukur, dan bertanggung jawab.

“Fintech lending hadir untuk menjawab kebutuhan akses keuangan masyarakat secara cepat dan efisien. Namun pertumbuhan itu harus diimbangi dengan pengelolaan risiko yang kuat dan kolaborasi lintas ekosistem,” ujarnya.

Menurut Bernardino, keberlanjutan industri tidak dapat berdiri sendiri, melainkan membutuhkan kerja sama multidimensi yang mengintegrasikan pemanfaatan data, manajemen risiko, serta inovasi teknologi. Pendekatan kolaboratif ini menjadi kunci untuk menjaga kesehatan portofolio, menekan risiko gagal bayar, dan memperluas akses kredit yang layak bagi masyarakat.

Ia kemudian memaparkan empat pilar utama yang perlu diperkuat secara bersama-sama oleh regulator dan pelaku industri. Pilar pertama adalah berbagi data sebagai fondasi ekosistem kredit yang sehat. Integrasi data antara platform pindar, biro kredit, dan penyedia data alternatif memungkinkan terbentuknya riwayat kredit yang lebih komprehensif dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas underwriting serta mitigasi risiko.

Pilar kedua adalah penerapan skoring yang interoperable dan standardisasi penilaian risiko. Kerangka penilaian yang selaras antar lembaga dinilai dapat menciptakan konsistensi dalam penetapan risiko, meningkatkan kepercayaan antar pelaku industri, serta mendukung pertumbuhan kredit yang lebih stabil.

Pilar ketiga berkaitan dengan jaminan kredit dan skema berbagi risiko. Skema ini berperan sebagai bantalan perlindungan, khususnya dalam penyaluran kredit ke segmen berisiko tinggi atau kelompok yang belum terjangkau layanan keuangan formal, tanpa mengorbankan kualitas portofolio pemberi pinjaman.

Sementara pilar keempat adalah pengembangan platform kolaborasi terintegrasi yang aman dan teregulasi. Melalui ekosistem kolaboratif ini, seluruh pilar dapat dioptimalkan secara simultan, menciptakan hubungan yang saling menguatkan antara lender, borrower, dan regulator dalam mengelola risiko secara kolektif.

Bernardino menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dan memperkuat sinergi dengan regulator serta pemangku kepentingan lainnya. Ia menekankan bahwa akselerasi keuangan digital harus berjalan seiring dengan prinsip kehati-hatian.

“Dengan teknologi yang tepat, tata kelola risiko yang kuat, dan
kolaborasi yang erat, pertumbuhan fintech lending dapat berlangsung secara inklusif sekaligus berkelanjutan,” pungkasnya.


Konten Terkait

FINANCE Regulator dan Industri Didorong Kompak Bangun Fondasi Pertumbuhan Kredit

Empat pilar utama, yaitu kolaborasi data, standardisasi penilaian risiko, skema berbagi risiko, serta platform kolaborasi terintegrasi, menjadi fondasi penting yang perlu diperkuat.

Senin 15-Dec-2025 20:19 WIB

PEMERINTAHAN Pembiayaan Produktif Fintech Lending Menyusut, AFPI: Dampak Ketidakpastian Ekonomi

Porsi pembiayaan fintech ke sektor produktif per Agustus 2025 capai Rp 29,64 triliun atau 33,83% dari total outstanding pembiayaan industri

Jumat 17-Oct-2025 20:17 WIB

PEMERINTAHAN Ifsoc: Penutupan SVB Sinyal Bagi Fintech Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Fintech Society (Ifsoc) menilai penutupan Silicon Valley Bank (SVB) yang terjadi di tengah tech winter saat ini perlu dilihat sebagai sinyal dan peringatan dini agar...

Jumat 17-Mar-2023 02:10 WIB

FINANCE Salurkan Pinjaman Rp 300 Miliar, Fintech Lending Kredito Rangkul Lazada

Kredito menjalin kolaborasi pertamanya dengan e-commerce Lazada dan membidik penyaluran pinjaman lebih dari Rp300 miliar.

Jumat 09-Dec-2022 10:00 WIB

FINANCE OJK Terbitkan Aturan Bank Bisa Kuasai 35 Persen Saham Fintech

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi menerbitkan POJK No. 22/2022 tentang Kegiatan Penyertaan Modal oleh Bank Umum.

Kamis 17-Nov-2022 05:43 WIB

Tulis Komentar