Foto : harianjogja
brominemedia.com-- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Abdullah Azwar telah mengklarifikasi pemberitaan media massa yang
melaporkan dirinya jengkel lantaran anggaran program kemiskinan sekitar Rp500
triliun hanya habis untuk rapat, seminar, dan studi banding. Meskipun demikian,
bukan berarti sinyalemen MenPANRB sepenuhnya keliru. Tidak hanya di tingkat
kementerian, di instansi pemerintah daerah pun masih sering terjadi
pengalokasian anggaran kemiskinan tidak seperti yang diharapkan.
Walaupun bukan berarti dana Rp500 triliun anggaran
kemiskinan semua habis untuk kegiatan yang sia-sia dan tidak berkaitan langsung
dengan upaya penanganan kemiskinan. Akan tetapi harus diakui ada banyak
instansi yang mengalokasikan anggaran kemiskinan untuk hal-hal yang tidak
selaras.
Terlepas dari klarifikasi yang dikemukakan, MenPANRB
sebetulnya pantas risau dengan pengalokasian dan pemanfaatan anggaran
kemiskinan. Setiap tahun yang namanya program penanggulangan kemiskinan selalu
menjadi prioritas pemerintah. Namun, yang ironis adalah hasilnya yang seolah
tanpa bekas. Alih-alih berkurang signifikan, di Indonesia angka kemiskinan
cenderung masih fluktuatif. Bahkan, kalau berbicara kemiskinan relatif dan
kesenjangan sosial bukan tidak mungkin kondisinya sudah membaik.
Indeks kedalaman kemiskinan menurun sebesar 0,024 poin,
sedangkan indeks keparahan kemiskinan menurun 0,016 poin. Penurunan tersebut
juga terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Tetapi, yang menjadi
masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara masyarakat miskin dan masyarakat
menengah ke atas, terlebih masyarakat kelas atas.
Di Indonesia, kalau dibuat perbandingan kekayaan 4
konglomerat ternyata sama dengan kekayaan yang dimiliki 100 juta penduduk
miskin. Artinya, di luar isu kemiskinan yang masih menjadi masalah bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia, ternyata di dalamnya juga muncul isu
kesenjangan yang makin mencemaskan.
Pertama, banyak bukti menunjukkan program penanggulangan
kemiskinan dan program bantuan sosial yang selama ini digulirkan pemerintah
umumnya hanya berkutat pada program yang sifatnya amal-karitatif. Tidak banyak
program penanggulangan kemiskinan yang benar-benar berorientasi pada upaya
pemberdayaan masyarakat miskin. Berbagai program bantuan sosial yang digulirkan
umumnya hanya bermanfaat untuk memperpanjang daya tahan keluarga miskin
menghadapi tekanan krisis, dan pelan-pelan justru mengikis potensi swakarsa
keluarga miskin untuk menolong dirinya sendiri.
Kedua, berkaitan dengan tata kelola dan pemanfaatan pajak
yang belum berpihak kepada masyarakat miskin. Sebuah penelitian yang dilakukan
Bank Dunia (2015) melaporkan bahwa pengumpulan pajak Indonesia adalah kedua
terendah di Asia Tenggara dan sistem perpajakan Indonesia gagal untuk memainkan
peran penting dalam mendistribusikan ulang kekayaan.
Untuk meningkatkan pendapatan pajak yang memicu rendahnya
anggaran layanan publik, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, Indonesia
membutuhkan tarif pajak yang lebih tinggi pada kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi. Perbaikan mekanisme redistribusi pendapatan melalui tata
kelola pajak mutlak dibutuhkan untuk mencegah persoalan kesenjangan tidak makin
melebar. Bagaimana pajak dikumpulkan dan kemudian bagaimana pajak itu dimanfaatkan
untuk membantu upaya pemberdayaan masyarakat miskin adalah salah satu kunci
untuk memastikan komitmen negara meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
sekaligus menmgurangi ketimpangan sosial.
Konten Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Rano Karno menyapa warga menaiki becak saat melakukan blusukan di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Ahad (29/9/2024).Pada masa kampanye calon...
Minggu 29-Sep-2024 20:24 WIB
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 kemiskinan nasional sebesar 9,03% atau menjadi 25,22 juta orang.
Senin 01-Jul-2024 20:25 WIB
brominemedia.com - Nilai penting dari kepahlawanan di masa sekarang adalah rela berkorban untuk kebaikan.
Selasa 14-Nov-2023 00:30 WIB
Plt Bupati Bogor Iwan menyebutkan tarawih keliling sekaligus kunjungan kerja itu merupakan momentum Pemkab mengetahui secara langsung masalah warga
Jumat 14-Apr-2023 05:43 WIB
Ganjar Pranowo memprioritaskan perempuan rentan, anak, dan disabilitas dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah perlu dilakukan.
Selasa 21-Feb-2023 09:19 WIB