RAGAM

Memasuki Abad Kedua, Muhammadiyah Rayakan Kemajuan dan Kuatkan Komitmen Umat

Minggu 30-Nov-2025 20:12 WIB 5

Foto : republikain

Brominemedia.com - Di tengah perayaan yang penuh syukur, Muhammadiyah menunjukkan vitalitasnya yang luar biasa. Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi Islam terbesar ini, yang terus beradaptasi melintasi tiga zaman dan kini menghadapi era modern dengan penuh optimisme.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sawangan dan PCM Bojongsari, secara kolaboratif, mengadakan perayaan Milad di Garden at Candi Sawangan (30/11). Acara ini dihadiri oleh jajaran lengkap Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Depok—terdiri dari unsur Ketua, Sekretaris, Wakil Ketua, dan Bendahara. Momentum ini menjadi ajang rasa syukur mendalam kepada Allah SWT, dengan harapan amal usaha dan warga Muhammadiyah terus bertambah dan semakin berkemajuan.

Ketua PDM Depok, H. Ali Wartadinata, dalam sambutannya mengungkapkan permohonan maaf PDM Depok yang masih memiliki "hutang janji" kepada warga Sawangan, yaitu mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang kesehatan berupa Rumah Sakit di Sawangan. Hal ini menjadi komitmen yang akan terus diupayakan.

Sekretaris PP Muhammadiyah, Izzul Muslimin, menyampaikan sejarah berdirinya Muhammadiyah yang akan membawa umat ke depan pintu Surga Jannatul Naim. Untuk memasukinya, dorongannya adalah agar beramal sebanyak-banyaknya. Hal ini sesuai dengan QS Ali Imran ayat 133, yang berisi perintah untuk berlomba-lomba menuju ampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, memotivasi umat untuk segera berbuat kebaikan tanpa menunda-nunda.

Persyarikatan Muhammadiyah, dalam usianya yang ke-113 tahun, sudah sangat sepuh. Namun, usia ini tidak memiliki batasan pasti jika dibandingkan dengan kumpulan manusia biasa, sebab "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian".

Frasa ini berasal dari firman Allah SWT dalam Alquran, tepatnya Surah Al-Ankabut ayat 57, yang juga menyatakan bahwa setelah kematian, semua akan kembali kepada-Nya. Ini adalah pengingat bahwa kematian tidak dapat dihindari oleh makhluk mana pun, dan menjadi motivasi untuk mempersiapkan diri dengan amal baik.

Sesuai termaktub dalam AD/ART Muhammadiyah, tujuan utama organisasi adalah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, menegakkan ajaran Islam dengan ukuran yang ideal yang tidak bisa dihitung secara pasti dengan ribuan Amal Usaha yang sudah tersebar.

Muhammadiyah telah melintasi tiga zaman penting dalam sejarah bangsa. Pertama, zaman sebelum kemerdekaan, di mana perizinan sangat sulit didapatkan saat K.H. Ahmad Dahlan merintis amal usaha di Suronatan hanya dengan menggunakan bangku dan meja. Kedua, zaman Kemerdekaan Republik Indonesia. Dan ketiga, zaman setelah Kemerdekaan RI hingga saat ini, di era modern generasi Z, di mana pada abad kedua ini Muhammadiyah semakin dipercaya oleh masyarakat nasional maupun internasional.

Ditambahkan dalam sambutannya, Izzul Muslimin mengutip ikon Ahmad Dahlan yang sangat terkenal: 'Hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah' yang bermakna hubungan simbiosis mutualisme, hubungan saling menguntungkan. Muhammadiyah berkembang pesat bukan karena hubungan simbiosis parasitisme, seperti benalu yang menempel di induk semangnya, melainkan karena kontribusi tulus dari para kadernya.

Peran Strategis

Peran strategis Muhammadiyah dalam membangun bangsa Indonesia telah terentang sejak kelahirannya pada tahun 1912 di Yogyakarta. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah tidak hanya sekadar sebuah organisasi keagamaan, melainkan sebuah gerakan pembaruan Islam yang meletakkan dasar-dasar penting bagi kemajuan bangsa, dimulai dari ranah sosial dan pendidikan.

Pada masa awal pendiriannya, peran utama Muhammadiyah adalah memerangi kemunduran (stagnasi) pemikiran Islam dan praktik sinkretisme yang meluas di masyarakat. K.H. Ahmad Dahlan memperkenalkan Islam yang berdasarkan Alquran dan Sunnah, mendorong umat untuk berpikir kritis.

Di era penjajahan, peran Muhammadiyah sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang saat itu dibatasi akses pendidikannya oleh pemerintah kolonial Belanda. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah modern yang mengadopsi sistem pendidikan Barat, namun tetap memasukkan pelajaran agama Islam secara kuat.

Melalui sekolah-sekolah ini, Muhammadiyah mencetak kader-kader bangsa yang terdidik, berwawasan luas, dan memiliki kesadaran nasionalisme yang tinggi. Tokoh-tokoh pergerakan nasional banyak yang lahir dari rahim pendidikan Muhammadiyah, membuktikan kontribusi nyata dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk kemerdekaan.

Selain pendidikan, Muhammadiyah juga aktif di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Pendirian rumah sakit, poliklinik, dan panti asuhan menjadi jawaban atas kemiskinan dan keterbatasan akses layanan kesehatan bagi rakyat pribumi, sebuah peran nyata dalam membangun fondasi kesejahteraan sosial.

Memasuki era kemerdekaan, peran strategis Muhammadiyah terus berlanjut. Organisasi ini menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai dasar negara, melalui konsep Darul Ahdi wa Syahadah (konsensus kebangsaan).

Di era Orde Baru dan reformasi, Muhammadiyah konsisten menyuarakan amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam konteks politik dan kebijakan publik. Kritik konstruktifnya terhadap pemerintah seringkali menjadi penyeimbang yang sehat dalam dinamika politik nasional.

Hingga saat ini, peran Muhammadiyah semakin menguat di abad kedua perjalanannya. Ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang tersebar di seluruh pelosok negeri, mulai dari Sabang sampai Merauke, menjadi bukti nyata kontribusi non-government organization (NGO) terbesar di Indonesia dalam membantu pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan.

Halaman 4 / 4
Di bidang pendidikan tinggi, Muhammadiyah mengelola ratusan universitas yang menjadi rujukan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Universitas-universitas ini menjadi pusat riset dan pencetak intelektual Muslim modern.

Di ranah sosial-keagamaan, Muhammadiyah terus mengampanyekan Islam moderat (wasathiyah) di tengah menguatnya radikalisme global. Sikap tegas terhadap TBC dan penekanan pada rasionalitas keislaman menjadikan Muhammadiyah sebagai benteng penjaga moderasi beragama di Indonesia.

Melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, Muhammadiyah berperan dalam menjawab tantangan kontemporer umat Islam, menghadirkan fatwa dan pandangan keagamaan yang relevan dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Di kancah global, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan jaringan internasionalnya, aktif dalam misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana di berbagai negara, membawa nama baik Indonesia di mata dunia.

Secara keseluruhan, sejak 1912, peran strategis Muhammadiyah adalah sebagai agen perubahan sosial dan keagamaan yang konsisten, beradaptasi melintasi tiga zaman, dan terus berkontribusi nyata dalam mencetak peradaban bangsa yang bermartabat dan berkemajuan.


Konten Terkait

RAGAM Memasuki Abad Kedua, Muhammadiyah Rayakan Kemajuan dan Kuatkan Komitmen Umat

Di tengah perayaan yang penuh syukur, Muhammadiyah menunjukkan vitalitasnya yang luar biasa. Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi Islam terbesar ini, yang...

Minggu 30-Nov-2025 20:12 WIB

PENDIDIKAN Muhammadiyah Jadi EMT Pertama di Indonesia Terverifikasi Standar Internasional WHO

Melalui proses panjang dan komprehensif sejak tahun 2017, EMT Muhammadiyah dinyatakan terverifikasi oleh WHO sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia.

Minggu 19-Oct-2025 20:54 WIB

EVENT Wabup Tasikmalaya Resmikan KBIHU TAZAKKA Muhammadiyah, Agustus Berangkatkan Jemaah Umroh

PD Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya membentuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU). Lembaga ini diresmikan Wakil Bupati

Minggu 20-Jul-2025 20:55 WIB

KESEHATAN RS PKU Muhammadiyah Yogya Gandeng JogjaKita, Hadirkan Layanan 'Rawat di Rumah'

Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogya, dr. Tri Wahyuni, menuturkan, lewat inovasi tersebut, pasien dapat menerima kunjungan perawat, pemeriksaan

Jumat 04-Jul-2025 20:55 WIB

EVENT Mendes Yandri Berkolaborasi dengan PP Muhammadiyah Kuatkan Ekonomi dan Dakwah di Desa

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto bakal berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terkait penguatan ekonomi dan dakwah di desa-desa.

Kamis 13-Mar-2025 21:03 WIB

Tulis Komentar