Foto : sindonews
brominemedia.com –
Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ariawan Agustiarto
menyebut pencucian uang hasil berbagai tindak pidana korupsi kerap dilakukan di
negara tax haven atau suaka pajak.
Diduga, tak sedikit koruptor yang mencuci uang hasil korupsi
di negara tax haven. Demikian diungkapkan Ariawan saat menghadiri diskusi
kolaborasi KPK dengan Civil 20 (C20) Anti-Corruption Working Group (ACWG) bertema
“Pengarusutamaan Prinsip Antikorupsi, Pencucian Uang, dan Pemulihan Aset bagi
Profesi Hukum” di Ashley Hotel Jakarta.
"Pencucian uang hasil tindak pidana korupsi seringkali
dilakukan di negara-negara tax haven dan yang difasilitasi oleh profesional,
termasuk noble profession seperti advokat," kata Ariawan, Sabtu (27/8).
Berdasarkan pengalaman Ariawan dalam menangani berbagai
perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), para pelaku korupsi kerap mencuci
uang di negara tax haven dibantu oleh advokat.
Ariawan berharap ke depannya tidak ada lagi advokat yang
membantu pelaku korupsi melakukan TPPU.
"KPK berharap profesi hukum turut serta menjadi
gatekeeper yang menjaga Indonesia agar bebas dari tindak pidana korupsi dan
pencucian uang, bukannya gate keeper yang memfasilitasi pencucian uang,"
terangnya.
Sementara itu, Direktur Hukum dan Regulasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Fitriadi Muslim juga menyampaikan kondisi nyata penyalahgunaan jasa profesional termasuk profesi hukum dalam upaya pencucian uang hasil tindak pidana.
Dalam praktiknya, kata dia pengawasan umumnya memang belum efektif. Hal ini, disampaikan Fitriadi, terbukti selama proses Mutual Evaluation Review yang dilakukan oleh Financial Action Task Force (FATF) pada bulan Juli sampai Agustus 2022 ini terhadap kepatuhan Indonesia dalam menerapkan rekomendasi FATF untuk mengimplementasikan rezim Anti-Pencucian Uang di Indonesia.
"Profesi-profesi hukum belum sepenuhnya memahami kewajiban mereka dalam kerangka hukum Anti-Pencucian Uang," ujar Fitriadi.
Fitriadi melanjutkan, seluruh kewajiban pihak pelapor termasuk profesi hukum, telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Konten Terkait
Terungkap alasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
Jumat 07-Nov-2025 20:18 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan lima orang tersangka baru dalam kasus dugaan suap pengelolaan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo tahun 2021-2024.Jurubicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, tim penyidik telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap lima orang tersangka baru dalam perkara pengembangan kasus yang menjerat mantan Bupati Situbondo, Karna Suswandi. Mereka merupakan pihak pemberi suap.Hari ini .
Selasa 04-Nov-2025 20:53 WIB
Diskominfotik Riau memberikan klarifikasi terkait OTT KPK yang turut mengamankan Gubernur Riau Abdul Wahid diamankan.
Senin 03-Nov-2025 21:33 WIB
KPK melakukan penyelidikan dugaan korupsi terkait kereta cepat Whoosh. KPK meminta para pihak yang dipanggil dalam penyelidikan kasus tersebut kooperatif.
Jumat 31-Oct-2025 21:08 WIB
KPK masih menghitung kerugian keuangan negara dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan dan penyelenggaraan haji tahun 2024.
Rabu 01-Oct-2025 20:32 WIB