Foto : tribunnews
Menurut Agus, pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak di Indonesia.
Ia berupaya semaksimal mungkin membantu masyarakat dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.
"Merawat anak-anak, ngobatin orang sakit, memberi orang kelaparan, menurut saya adalah ibadah," ujarnya.
Bagi Agus, nilai-nilai kemanusiaan harus diperjuangkan tanpa memandang suku, agama, atau kepercayaan.
"Pada dasarnya yayasan ini punya Tuhan, saya hanya sebagai hambanya saja," tambahnya.
Agus menyebut bahwa tato yang ada di tubuhnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Tato ini sudah ada jauh sebelum saya mengenal Tuhan, saat saya masih nakal-nakalnya," kata Agus.
Ia mengaku sering mendapat stigma negatif dari masyarakat, tetapi memilih untuk tetap fokus pada tujuannya.
Menurut dia, penampilan bukanlah segalanya. Yang lebih penting adalah tindakan dan dampak yang dihasilkan.
"Masalah baju atau penampilan itu tidak penting, yang penting adalah bagaimana hidupmu bermanfaat untuk orang lain.
Wajar kalau manusia melihat penampilan, yang penting tetap hasil akhirnya," ujarnya.
Agus juga mengaku bahwa ia sebenarnya tidak suka dipanggil pendeta meskipun secara resmi ia adalah pemuka agama Kristen di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jawa Tengah.
"Agama bagi saya adalah sumber konflik. Maka, untuk menengahinya yaitu dengan aksi-aksi kemanusiaan karena kemanusiaan di atas ritual keagamaan," tegasnya.
Agus berharap agar apa yang telah ia lakukan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi banyak orang.
"Prinsip saya sekarang, jangan mati sebelum berguna.
Apa pun yang kamu percayai, hidupmu harus berguna untuk orang lain," pungkasnya.
Konten Terkait
LPTQ Lebak mengimbau pimpinan ponpes, guru ngaji, dan orang tua meningkatkan kemampuan baca Al-Qur'an anak-anak
Senin 01-Dec-2025 20:21 WIB
Atip mengatakan seluruh sekolah yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera akan segera mendapat perbaikan.
Jumat 28-Nov-2025 20:15 WIB
Rektor nonaktif UNM, Prof. Karta Jayadi, menyebut bahwa saat ini pihak yang...
Jumat 28-Nov-2025 20:13 WIB
Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng melepas para peserta di Ruang Lokakrida Gedung Moch Ichsan Balaikota Semarang, Senin (24/11/2025).
Senin 24-Nov-2025 20:15 WIB
Unwira Kupang bahas Peran Mikrobiologi dalam Keberlanjutan Lingkungan pada Kuliah Biodiversitas Seri 7, Selasa 18 November 2025
Selasa 18-Nov-2025 20:13 WIB