PERISTIWA

Kisah Agus Sutikno, Pendeta Jalanan Yang Sekolahkan Ratusan Anak Sampai Sarjana di Semarang

Selasa 04-Feb-2025 20:34 WIB 13

Foto : tribunnews

Brominemedia.com – Bergaya nyentrik penuh tato di tubuhnya, pendeta Agus Sutikno ternyata punya ratusan anak angkat.

Bahkan dari jumlah anak yang telah dibinanya, ada yang sudah menjadi sarjana.

Pendeta asal Semarang, Jawa Tengah itu pun kini banjir sorotan.

Walaupun pendeta tersebut memiliki penampilan nyentrik itu ternyata berhati mulia.

Ia berhasil menyekolahkan ratusan anak tak hanya SD, SMP atau SMA.

Bahkan ada yang sampai sarjana.

Agus Sutikno pendiri sebuah yayasan bernama Yayasan Hati Bagi Bangsa berhasil menyekolahkan anak didiknya bahkan sampai sarjana.

Agus Sutikno merupakan seorang pendeta bertato dan berambut gondrong di Kota Semarang yang dikenal dengan julukan "Street Preacher" atau "Pendeta Jalanan".

Jika pendeta pada umumnya menyampaikan pesan-pesan Tuhan di gereja, Agus justru memilih terjun ke kampung-kampung kumuh dan bergaul dengan kaum marginal di Kota Lumpia, termasuk pekerja seks, anak-anak jalanan, pengidap HIV/AIDS, dan transgender.

Dengan komitmen dan dedikasinya, pada tahun 2015, Agus mendirikan Yayasan Hati Bagi Bangsa yang berlokasi di Jalan Manggis II, Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

"Saya sudah menyekolahkan hampir 200 anak tanpa bantuan pemerintah. 

Bagi saya, penampilan itu tidak penting, yang penting adalah kita bisa bermanfaat untuk semua orang," ucapnya dilansir Tribun-medan.com dari Kompas.com, Selasa (4/2/2025).

Agus menerima anak-anak telantar tanpa syarat apa pun.

Kini, ratusan anak jalanan yang ia bantu telah berhasil bersekolah hingga jenjang sarjana.

Menurut Agus, pendidikan adalah hak dasar bagi semua anak di Indonesia.

Ia berupaya semaksimal mungkin membantu masyarakat dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.

"Merawat anak-anak, ngobatin orang sakit, memberi orang kelaparan, menurut saya adalah ibadah," ujarnya.

Bagi Agus, nilai-nilai kemanusiaan harus diperjuangkan tanpa memandang suku, agama, atau kepercayaan.

"Pada dasarnya yayasan ini punya Tuhan, saya hanya sebagai hambanya saja," tambahnya.

Agus menyebut bahwa tato yang ada di tubuhnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

"Tato ini sudah ada jauh sebelum saya mengenal Tuhan, saat saya masih nakal-nakalnya," kata Agus.

Ia mengaku sering mendapat stigma negatif dari masyarakat, tetapi memilih untuk tetap fokus pada tujuannya.

Menurut dia, penampilan bukanlah segalanya. Yang lebih penting adalah tindakan dan dampak yang dihasilkan.

"Masalah baju atau penampilan itu tidak penting, yang penting adalah bagaimana hidupmu bermanfaat untuk orang lain. 

Wajar kalau manusia melihat penampilan, yang penting tetap hasil akhirnya," ujarnya.

Agus juga mengaku bahwa ia sebenarnya tidak suka dipanggil pendeta meskipun secara resmi ia adalah pemuka agama Kristen di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jawa Tengah.

"Agama bagi saya adalah sumber konflik. Maka, untuk menengahinya yaitu dengan aksi-aksi kemanusiaan karena kemanusiaan di atas ritual keagamaan," tegasnya.

Agus berharap agar apa yang telah ia lakukan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

"Prinsip saya sekarang, jangan mati sebelum berguna. 

Apa pun yang kamu percayai, hidupmu harus berguna untuk orang lain," pungkasnya.

Konten Terkait

PENDIDIKAN Pj Gubernur Kalbar Sebut 106 Siswa SMAN 1 Mempawah Bisa Ikut SNBP, Viral Guru Lalai Isi PDSS

Ratusan pelajar SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) akhirnya dipastikan bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Kamis 06-Feb-2025 20:33 WIB

PENDIDIKAN Wacana Gratis Masuk SMP Swasta, Ketua Komisi D dr Akmarawita Kadir: Surabaya Mampu

Ketua Komisi D DPRD Surabaya, dr Akmarawita Kadir, menemukan skema untuk kebijakan gratis masuk SMP swasta di Surabaya.

Rabu 05-Feb-2025 20:40 WIB

PERISTIWA Kisah Agus Sutikno, Pendeta Jalanan Yang Sekolahkan Ratusan Anak Sampai Sarjana di Semarang

Bergaya nyentrik penuh tato di tubuhnya, pendeta Agus Sutikno ternyata punya ratusan anak angkat yang berhasil disekolahkan sampai sarjana di Semarang

Selasa 04-Feb-2025 20:34 WIB

OTOMOTIF Jalur Hulu di Gubug Grobogan Sudah Dibuka, Kereta Jakarta-Surabaya via Semarang Sudah Bisa Melintas

Jalur hulu kereta api di Gubug, sudah bisa dilewati, Selasa (4/2/2025) petang, setelah sempat putus akibat banjir Grobogan.

Selasa 04-Feb-2025 20:34 WIB

PERISTIWA Anak Sering Dibully Jadi Alasan Siti KDI Pindahkan Putrinya dari Turki ke Indonesia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Siti Rahmawati atau yang lebih dikenal Siti KDI memulai karirnya dalam ajang...

Jumat 31-Jan-2025 20:32 WIB

Tulis Komentar