SAINS

Bukan Karena Aphelion, Ini Penyebab Udara Dingin di Indonesia Menurut BMKG

Minggu 06-Jul-2025 21:05 WIB 93

Foto : mediaindonesia

Brominemedia.com – BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan resmi terkait pesan berantai di media sosial yang mengklaim cuaca dingin di Indonesia disebabkan fenomena Aphelion, yaitu saat Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari. BMKG menegaskan fenomena Aphelion tidak berdampak signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia.

BMKG menjelaskan bahwa Aphelion merupakan fenomena astronomis tahunan yang biasanya terjadi sekitar bulan Juli. Meskipun saat itu jarak Bumi dari Matahari lebih jauh, hal ini tidak secara signifikan memengaruhi kondisi atmosfer atau suhu permukaan Bumi.

Cuaca dingin yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, terutama di Jawa dan Nusa Tenggara, merupakan hal yang umum. Fenomena ini biasanya muncul saat puncak musim kemarau yang berlangsung antara Juli hingga September.

Fenomena ini disebabkan oleh pergerakan massa udara dingin dari Benua Australia yang saat ini sedang mengalami musim dingin. Massa udara ini dikenal sebagai "Monsun Dingin Australia" yang bertiup ke arah Indonesia setelah melewati perairan Samudera Hindia yang bersuhu lebih dingin. Akibatnya, suhu udara di beberapa daerah di Indonesia, terutama di selatan khatulistiwa, menjadi lebih rendah.

Selain itu, kondisi langit yang cenderung cerah dan minimnya awan serta curah hujan selama musim kemarau turut berkontribusi pada penurunan suhu, khususnya pada malam hari. Tanpa uap air dan awan sebagai penahan, radiasi energi yang dilepaskan oleh permukaan Bumi pada malam hari langsung lepas ke atmosfer luar. 

Hal ini menyebabkan udara di dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama dari malam hingga pagi hari. Fenomena ini bahkan bisa menyebabkan munculnya embun es atau embun upas. Kondisi tersebut umumnya terjadi di daerah dataran tinggi, seperti kawasan Dieng.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat. Kondisi cuaca dingin yang saat ini terjadi adalah bagian dari dinamika atmosfer musiman yang wajar.

Share:

Konten Terkait

SAINS Angin di Mars Ternyata Lebih Kencang dari Perkiraan, Mencapai 158 Km per Jam

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances oleh tim ilmuwan gabungan dari Universitas Bern, Swiss, dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Senin 13-Oct-2025 21:45 WIB

EVENT Pengamatan Supermoon Malam Ini, Bulan Kekuningan Lebih Besar dan Terang

Fenomena supermoon berikutnya dijadwalkan kembali menghiasi langit Indonesia pada 5 November mendatang.

Selasa 07-Oct-2025 21:08 WIB

KESEHATAN 5 Tanda Kulit Mengalami Stres dan Cara Mengembalikannya Jadi Sehat dan Bercahaya

Ketika sedang berada di bawah tekanan, tubuh memproduksi hormon stres utama, yaitu kortisol.

Selasa 07-Oct-2025 21:07 WIB

EVENT Hari Batik Nasional di Sukabumi, Anak SD Hingga SMA Ikuti Fashion Show Batik

Anak-anak saat mengikuti Fashion Show Batik yang digagas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama Batik Fractal Indonesia, Kamis (2/10/2025).SUKABUMI--Momen Hari Batik Nasional pada 2 Oktober diperingati dengan berbagai cara. Salah...

Kamis 02-Oct-2025 20:51 WIB

SAINS Apa Itu Bencana Geo-Hidrometeorologi? Simak Penjelasan BMKG

Bencana geo-hidrometeorologi adalah gabungan bencana geologi dan hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, yang memiliki dampak luas.

Kamis 02-Oct-2025 20:50 WIB

Tulis Komentar