PERISTIWA

Anak Tersangka Percobaan Pembunuhan Donald Trump Ungkap Kaitan Sang Ayah dengan Ukraina

Senin 16-Sep-2024 20:18 WIB 209

Foto : republikain

Brominemedia.com – Seorang pria 58 tahun bernama Ryan Wesley Routh ditangkap dalam kasus dugaan percobaan pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Oran Routh, anak dari sang tersangka, mengatakan bahwa ayahnya pernah bepergian ke Ukraina dan sangat antusias dengan situasi di negara Eropa timur itu.

“Ayah saya pergi ke sana dan melihat orang-orang... berperang dan mati,” kata Oran Routh seperti dikutip oleh The Guardian.

Oran mengaku tidak puas dengan Trump yang menolak menjawab apakah calon presiden AS dari Partai Republik itu ingin Ukraina menang dalam perang melawan Rusia. Dia menambahkan, bahwa Trump dianggap tidak berbuat apa-apa untuk Ukraina.

Oran juga mengaku belum bisa berbicara dengan ayahnya atau mendapatkan penjelasan lengkap soal penyelidikan atas upaya pembunuhan itu. Senada dengan pengakuan Oran, menurut anggota kongres Marjorie Taylor Greene dan warganet, tersangka memang "terobsesi" dengan konflik di Ukraina.

Routh disebut mengunjungi Kiev dan terlibat dalam perekrutan warga asing untuk menjadi tentara Ukraina. Namun, informasi tersebut belum secara resmi dikonfirmasi.

Ini adalah upaya percobaan pembunuhan yang kedua terhadap Trump. Pada Juli lalu, Thomas Matthew Crooks (20 tahun) berupaya membunuh Trump di sebuah acara kampanye di Pennsylvania.

Tembakan Crooks hanya mengenai telinga Trump, tetapi menewaskan seorang hadirin dan melukai dua orang lainnya. Seorang penembak jitu Dinas Rahasia AS lalu menembaknya hingga tewas.

Adapun, penembakan kedua yang dilakukan oleh Ryan Routh terjadi pada Ahad (15/9/2024) di klub golf milik Trump di Florida. Menurut penegak hukum, para agen Dinas Rahasia menembak pelaku yang bersembunyi di semak-semak.

Trump tidak terluka dalam insiden itu. Pelaku berusaha kabur dari tempat kejadian, tetapi kemudian berhasil ditangkap.

Sebuah senapan AK-47 dengan bidikan teleskopik, dua ransel, dan sebuah kamera GoPro ditemukan di dekat kejadian. Biro Investigasi Federal (FBI) ikut menyelidiki kasus tersebut.

Menyusul kasus pertama pada Juli, Michael Plati, Asisten Direktur Kantor Operasi Perlindungan menyatakan berhenti karena menganggap Dinas Rahasia AS gagal mengamankan kampanye itu. Akibat dari kasus tersebut, Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle juga mengundurkan diri pada Juli setelah menerima banyak kecaman.

Konten Terkait

PEMERINTAHAN Politikus yang Dituding sebagai Pengkhianat oleh Trump Ingin Jadi Capres 2028

Anggota Kongres AS Marjorie Taylor Greene, seorang Republikan sayap kanan dari Georgia, secara pribadi telah memberi tahu sekutu-sekutunya bahwa ia mempertimbangkan pencalonan presiden pada tahun 2028. Itu dilaporkan TIME pada hari Sabtu, mengutip dua orang yang telah berbicara dengannya.

Minggu 23-Nov-2025 20:15 WIB

PEMERINTAHAN Hadiah Emas Swiss untuk Trump Tuai Kritik Tajam di Eropa

Hadiah jam meja Rolex emas dan batangan emas berukir dari sekelompok miliarder Swiss kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump memantik kecaman di Eropa. Sorotan muncul karena hadiah...

Minggu 23-Nov-2025 20:15 WIB

PEMERINTAHAN Komisi IX Khawatir RS Internasional Didominasi Nakes Asing

Anggota DPR RI Netty Prasetiyani mengungkapkan pembangunan Rumah Sakit (RS) internasional akan sia-sia bila kualitas lulusan kedokteran dalam negeri tidak memenuhi standar dunia.

Rabu 19-Nov-2025 21:12 WIB

PEMERINTAHAN Rusia Resmi Bentuk Pasukan Drone sebagai Cabang Militer Baru

Rusia membentuk Pasukan Sistem Nirawak sebagai cabang militer baru, menegaskan pentingnya perang drone di era modern.

Minggu 16-Nov-2025 20:17 WIB

PERISTIWA Tanda Tanya Ribuan Tentara Korut Dikirim ke Rusia

Korea Utara mengirim 5.000 tentara ke Rusia disebut untuk misi rekonstruksi infrastruktur. Korut diperkirakan kehilangan 2.000 tentara dalam perang Ukraina.

Rabu 05-Nov-2025 21:08 WIB

Tulis Komentar