PERISTIWA

Anak Tersangka Percobaan Pembunuhan Donald Trump Ungkap Kaitan Sang Ayah dengan Ukraina

Senin 16-Sep-2024 20:18 WIB 143

Foto : republikain

Brominemedia.com – Seorang pria 58 tahun bernama Ryan Wesley Routh ditangkap dalam kasus dugaan percobaan pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Oran Routh, anak dari sang tersangka, mengatakan bahwa ayahnya pernah bepergian ke Ukraina dan sangat antusias dengan situasi di negara Eropa timur itu.

“Ayah saya pergi ke sana dan melihat orang-orang... berperang dan mati,” kata Oran Routh seperti dikutip oleh The Guardian.

Oran mengaku tidak puas dengan Trump yang menolak menjawab apakah calon presiden AS dari Partai Republik itu ingin Ukraina menang dalam perang melawan Rusia. Dia menambahkan, bahwa Trump dianggap tidak berbuat apa-apa untuk Ukraina.

Oran juga mengaku belum bisa berbicara dengan ayahnya atau mendapatkan penjelasan lengkap soal penyelidikan atas upaya pembunuhan itu. Senada dengan pengakuan Oran, menurut anggota kongres Marjorie Taylor Greene dan warganet, tersangka memang "terobsesi" dengan konflik di Ukraina.

Routh disebut mengunjungi Kiev dan terlibat dalam perekrutan warga asing untuk menjadi tentara Ukraina. Namun, informasi tersebut belum secara resmi dikonfirmasi.

Ini adalah upaya percobaan pembunuhan yang kedua terhadap Trump. Pada Juli lalu, Thomas Matthew Crooks (20 tahun) berupaya membunuh Trump di sebuah acara kampanye di Pennsylvania.

Tembakan Crooks hanya mengenai telinga Trump, tetapi menewaskan seorang hadirin dan melukai dua orang lainnya. Seorang penembak jitu Dinas Rahasia AS lalu menembaknya hingga tewas.

Adapun, penembakan kedua yang dilakukan oleh Ryan Routh terjadi pada Ahad (15/9/2024) di klub golf milik Trump di Florida. Menurut penegak hukum, para agen Dinas Rahasia menembak pelaku yang bersembunyi di semak-semak.

Trump tidak terluka dalam insiden itu. Pelaku berusaha kabur dari tempat kejadian, tetapi kemudian berhasil ditangkap.

Sebuah senapan AK-47 dengan bidikan teleskopik, dua ransel, dan sebuah kamera GoPro ditemukan di dekat kejadian. Biro Investigasi Federal (FBI) ikut menyelidiki kasus tersebut.

Menyusul kasus pertama pada Juli, Michael Plati, Asisten Direktur Kantor Operasi Perlindungan menyatakan berhenti karena menganggap Dinas Rahasia AS gagal mengamankan kampanye itu. Akibat dari kasus tersebut, Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle juga mengundurkan diri pada Juli setelah menerima banyak kecaman.

Konten Terkait

EVENT Jepang Sebut Trump Menyesali Kesalahan dalam Perintah Kebijakan Tarif

Pemerintah Jepang menyebut Presiden AS Donald Trump menyadari dan menyesali kekeliruan dalam perintah kebijakan tarif terhadap produk asal Jepang.

Jumat 08-Aug-2025 21:29 WIB

PEMERINTAHAN Mendagri Minta Jajarannya Susun Program Berdampak Nyata

Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya program berdampak nyata di Kemendagri dan BNPP.

Selasa 05-Aug-2025 20:32 WIB

KRIMINAL Lampu Hijau untuk Koruptor? Menkumham Tegaskan Presiden Bisa Beri Abolisi Kasus Apapun

Pernyataan ini seolah menjadi justifikasi hukum atas langkah-langkah kontroversial yang telah diambil, sekaligus membuka perdebatan tentang batasan kekuasaan presiden dalam mengintervensi proses peradilan.

Senin 04-Aug-2025 22:35 WIB

PERISTIWA Tom Lembong Resmi Bebas setelah Terima Abolisi dari Presiden Prabowo

Tom Lembong, resmi dibebaskan dari Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta, pada Jumat malam (1/8), seusai menerima abolisi dari Presiden Prabowo Subianto.

Jumat 01-Aug-2025 22:27 WIB

PERISTIWA Serangan Mematikan Rusia di Kiev Ukraina Tewaskan 31 Orang,

Serangan Rusia di Kiev, Ukraina, Kamis (31/7/2025) menewaskan sedikitnya 31 orang, termasuk lima anak-anak

Jumat 01-Aug-2025 22:23 WIB

Tulis Komentar