Senin 02-Jun-2025 20:46 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Skema pergerakan jemaah haji Indonesia di Armuzna telah disiapkan secara matang.
Hal ini disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief melalui jumpa pers langsung dari Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Senin (2/6/2025).
Hilman membeberkan pergerakan jamaah ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) melibatkan pengelompokan berdasar syarikah dan markaz.
"Pengelompokan jemaah dilakukan berdasarkan data syarikah dan lokasi markaznya," jelasnya.
Petugas Haji Indonesia juga membentuk kafilah adhoc untuk efisiensi pergerakan.
Juga ada war room bersama dibentuk antara Petugas Haji Indonesia (PPIH) dan Syarikah untuk sinkronisasi data.
Menurut Hilman, ada tiga skema utama pergerakan jamaah haji.
Pertama adalah skema reguler yang diikuti mayoritas jamaah. "Skema reguler mencakup 67 persen jemaah atau sekitar 136 ribu orang," ujarnya.
Kedua adalah skema murur yang melibatkan 67 ribu jemaah. Skema murur memungkinkan jemaah langsung dari Arafah ke Mina tanpa turun di Muzdalifah. "Ini kami siapkan untuk efisiensi dan kenyamanan jemaah," tambahnya.
Skema ketiga adalah tanazul dengan target 37 ribu jamaah. Jamaah tanazul akan melontar jumrah 10 Zulhijjah lalu kembali ke hotel.
Mereka tidak mabit di Mina, melainkan langsung ke pemondokan. Jemaah tanazul tinggal di hotel wilayah Syisyah dan Raudhah.
Hilman menegaskan perhatian khusus bagi jemaah lansia dan disabilitas. Mereka mengikuti Safari Wukuf Khusus dengan fasilitas pendampingan.
Termasuk pengawalan medis dan hotel transit selama puncak haji. "Tujuannya memastikan ibadah tetap aman dan layak dijalankan," ucap Hilman.
Hilman juga memaparkan skenario detail pergerakan jemaah. Pergerakan dari Makkah ke Arafah dibagi tiga gelombang.
Konten Terkait