Kamis 17-Nov-2022 07:35 WIB
122

Foto : tempo
brominemedia.com –
Kematian satu keluarga di Kalideres, memunculkan banyak dugaan penyebabnya.
Dalam sebuah talkshow, ahli psikologi forensik Reza Indragiri mengingatkan pula
dampak pandemi Covid-19 bukan hanya pada kesehatan fisik, tapi harus diwaspadai
pula efek gangguan mental yang bisa ditimbulkannya.
Sepanjang pandemi Covid-19, pakar kesehatan masyarakat telah
memperingatkan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko Anda untuk
sakit parah dan meninggal akibat Covid-19. Meskipun masalah kesehatan sebagian
besar terdiri dari kondisi fisik, penelitian baru menunjukkan bahwa gangguan
kesehatan mental juga membuat banyak orang rentan terhadap hasil Covid-19 yang
buruk.
Ada berbagai kemungkinan penjelasan dibalik peningkatan
risiko penyakit parah dan kematian selama pandemi antara orang dengan gangguan
kesehatan mental. Thomas Kannon, DNP, praktisi perawat kesehatan mental psikiatri
dalam laman verywellmind menyatakan, terdapat hubungannya dengan kombinasi
perbedaan biologis dan faktor gaya hidup.
“Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan penyakit kejiwaan, yaitu stres pada tubuh mereka karena kecemasan dan depresi menekan sistem kekebalan tubuh. Mereka memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi, biasanya mendapatkan sedikit kuantitas dan kualitas tidur, sehingga cenderung tidak melakukan perawatan diri seperti pola makan yang benar, olahraga dan kebersihan,” kata Kannon.

Melansir dari healthline, sebuah studi menemukan sekitar 15 lebih kasus depresi per 1000 orang dalam kelompok pemulihan Covid-19, dan mereka lebih mungkin mengalami masalah tidur dan tingkat penyalahgunaan alkohol dan narkoba yang lebih tinggi. Orang yang pulih juga menunjukkan peningkatan pikiran untuk bunuh diri hampir 50 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak terkena Covid-19.
Bersamaan dengan hal itu, Psikiater Dr. Paul Poulakos menjelaskan penyakit ini malah menjadi faktor risiko masalah kesehatan mental, dimana banyak rekomendasi untuk melindungi orang dari Covid-19 malah memberikan kontribusi.
“Saya biasanya mendorong sosialisasi untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang. Seperti jarak sosial - isolasi dan menarik diri dari interaksi sosial termasuk salah satu pemicu dan kemungkinan gejala depresi,” ujarnya.
Terlepas dari temuan terbaru, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit belum mencantumkan sebagian besar kondisi kesehatan mental sebagai alasan untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra terhadap Covid-19.
Selain dari penelitian yang terbatas, stigma tentang gangguan kesehatan mental juga menyebabkan faktor risiko ini tidak diketahui. Kesadaran publik dan pengurangan stigma sangat penting untuk mendukung dan meningkatkan kehidupan yang sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Konten Terkait
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, digitalisasi pembayaran dan keuangan telah menyelamatkan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19.
Kamis 01-Aug-2024 21:56 WIB
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Warga Surabaya yang membutuhkan vaksin dosis satu, dua, tiga, dan empat atau booster satu serta dua, terdapat beberapa jenis yang tersedia untuk hari ini, Senin (2/10).
Senin 02-Oct-2023 07:32 WIB
Kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 229 pada hari ini, Minggu (4/6/2023). Akumulasi kasus Covid-219 selama pandemi melanda Tanah Air menjadi 6.808.537.
Senin 05-Jun-2023 06:57 WIB
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat kembali menggelar tradisi Lebaran Topat yang selama pandemi Covid-19 diadakan secara mandiri oleh masyarakat.
Selasa 18-Apr-2023 04:58 WIB
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat kembali menggelar tradisi Lebaran Topat yang selama pandemi Covid-19 diadakan secara mandiri oleh masyarakat.
Selasa 18-Apr-2023 04:58 WIB