Kamis 15-Dec-2022 13:24 WIB
146

Foto : tempo
brominemedia.com
- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru saja mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK), Kamis, 15 Desember 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pengesahan UU PPSK adalah bukti
bahwa pemerintah dan DPR serius untuk melaksanakan reformasi sektor keuangan.
“Reformasi sektor keuangan Indonesia merupakan prasyarat
utama untuk membangun perekonomian Indonesia yang dinamis, kokoh, mandiri,
sustainable, dan berkeadilan,” kata Sri Mulyani melalui keterangan resmi
Kementerian Keuangan pada Kamis, 15 Desember 2022.
Sri Mulyani menilai pengesahan omnibus law di sektor
keuangan itu merupakan sebuah reformasi yang sangat penting untuk
mendukung perekonomian nasional.
Menurutnya, Indonesia telah bergerak maju menuntaskan salah satu agenda
reformasi penting bagi kemajuan bangsa dan negara.
RUU PPSK mengubah sekitar tujuh belas regulasi terkait
sektor keuangan yang telah cukup lama berlaku, bahkan hingga tiga puluh tahun.
Selain itu, RUU ini juga merupakan lanjutan dari reformasi secara menyeluruh
seperti UU tentang Cipta Kerja, UU tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan,
serta UU tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
Pemerintah dan DPR sepakat UU PPSK akan mengatur lima hal
yang sangat krusial bagi reformasi sektor keuangan. Pertama adalah penguatan
kelembagaan otoritas sektor keuangan dengan tetap memperhatikan indepedensi.
Kedua, penguatan tata kelola dan peningkatan kepercayaan publik.
Ketiga, mendorong akumulasi dana jangka panjang sektor keuangan untuk kesejahteraan dan dukungan pembiayaan pembangunan yang berkesinambungan. Keempat, perlindungan konsumen, dan literasi, inklusi dan inovasi sektor keuangan. Kelima, hal tersebut dituangkan dalam RUU yang berisi 27 Bab dan 341 Pasal ini.

Ia mengatakan ada berbagai indikator yang memperlihatkan urgensi reformasi sektor keuangan Indonesia, yaitu tingginya biaya transaksi di sektor keuangan, terbatasnya instrumen keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, rendahnya literasi keuangan dan ketimpangan akses ke jasa keuangan yang terjangkau. Ditambah kebutuhan penguatan kerangka koordinasi dan penanganan stabilitas sistem keuangan.
Semua indikator itu dinilai menjadi penyebab dangkalnya sektor keuangan Indonesia. Akibatnya, sektor keuangan nasional belum memenuhi kebutuhan perekonomian nasional yang besar secara mandiri. Khususnya, kata dia, apabila dihubungkan dengan visi Indonesia Emas di 2045. Kebutuhan reformasi juga muncul seiring timbulnya berbagai risiko baru di sektor keuangan seperti pandemi, geopolitik, teknologi dan perubahan iklim.
Karena itu, Sri Mulyani menilai momentum reformasi sektor keuangan Indonesia melalui UU PPSK akan menguatkan sistem keuangan dalam menghadapi berbagai skenario global. Ia berujar hal itu sejalan dengan apa yang sudah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah dan DPR melalui UU Bank Indonesia, UU Otoritas Jasa Keuangan (OJK), UU Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan kini UU PPKSK.
Adapun inisiasi RUU PPSK telah dilakukan setidaknya dari tahun 2021 oleh DPR. Rancangan ini muncul sebagai respons DPR terhadap kebutuhan hukum di masyarakat dan industri keuangan akan perlunya reformasi sektor keuangan Indonesia, yang sudah ada selama beberapa tahun terakhir. "Tantangan dan dinamika perubahan zaman yang tereskalasi saat ini mendorong percepatan realisasi atas kebutuhan tersebut," kata Sri Mulyani.
Selama proses pembahasan RUU, pemerintah dan DPR telah mengumpulkan masukan masyarakat melalui diskusi dengan akademisi, asosiasi, industri, media, gerakan koperasi, dan berbagai elemen masyarakat. Proses tersebut adalah bagian dari partisipasi publik yang bermakna (meaningful participation) sesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga telah membuat portal masukan masyarakat dan menerima ratusan surat masukan dari berbagai elemen masyarakat.
Dengan disahkannya RUU PPSK ini, kata Sri Mulyani, Indonesia telah bergerak maju menuntaskan salah satu agenda reformasi penting bagi kemajuan bangsa dan negara. “Kami meyakini bahwa ikhtiar kita akan membawa RUU PPSK mencapai tujuannya untuk mereformasi sektor keuangan Indonesia demi masa depan bangsa yang lebih sejahtera,” ucapnya.
Konten Terkait
Koordinator Gerakan Anti Korupsi Lintas Perguruan Tinggi (GAK-LPT) Ganjar Laksmana Bonaprapta menyampaikan pernyataan sikap terkait pemberantasan korupsi.
Jumat 21-Feb-2025 21:05 WIB
Komisi XI DPR RI bakal mempelajari isi amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sejumlah pasal dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja.Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menuturkan akan ada banyak pasal yang berubah dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja. Oleh sebab itu, DPR akan mempelajari amar putusan MK tersebut.Pimpinan DPR telah menyampaikan nanti akan dipelajari. Semuanya, di tingkat secara keseluruhan. Karena Omnibus Law itu menyangkut banyak hal bukan satu undang-undang sistem kita yang lama kan.. Baca selengkapnya di https://rmol.id/politik/read/2024/11/04/643474/komisi-xi-bakal-pelajari-putusan-mk-soal-omnibus-law-uu-ciptaker
Senin 04-Nov-2024 20:44 WIB
Undang-Undang atau UU Pilkada No. 10 Tahun 2016 pada intinya undang-undang yang membahas tentang pemilihan kepala daerah.
Kamis 18-Jul-2024 20:30 WIB
'Jurnalis Gresik Bersatu' menolak RUU Penyiaran yang mengancam demokrasi dan kebebasan berpendapat.
Senin 03-Jun-2024 20:41 WIB
Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran yang kini sedang dibahas pemerintah pusat dan DPR, menggerahkan para jurnalis.
Jumat 17-May-2024 20:37 WIB