Senin 09-Jun-2025 20:27 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Pasukan Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak canggih ke Kyiv, ibu kota Ukraina pada dini hari Jumat, dengan laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan sistem pertahanan udara Patriot yang dipasok AS mungkin telah terkena serangan.
Serangan itu, yang melibatkan rentetan rudal balistik dan amunisi antiradar berkecepatan tinggi, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan orang, menurut pejabat Ukraina.
Serangan itu telah memicu perdebatan sengit di antara para ahli militer tentang apakah Rusia sengaja menargetkan sistem Patriot, yang merupakan bagian penting dari jaringan pertahanan udara Ukraina, dan apa artinya ini bagi konflik yang sedang berlangsung.
Dengan kedua belah pihak merilis klaim yang saling bertentangan tentang keberhasilan serangan itu, pertanyaan pun muncul tentang ketahanan sistem pertahanan udara yang dipasok Barat terhadap taktik Rusia yang terus berkembang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya menggunakan senjata jarak jauh yang diluncurkan dari udara, laut, dan darat untuk menyerang berbagai target militer di Ukraina, meskipun tidak secara khusus mengonfirmasi penargetan sistem Patriot.
Sementara itu, pejabat Ukraina melaporkan bahwa pertahanan udara mereka menjatuhkan enam dari delapan rudal balistik Iskander selama serangan itu, tetapi rudal Kh-31P Rusia, yang dirancang untuk menargetkan emisi radar, berhasil lolos dari intersepsi.
Sebuah video yang beredar di media sosial, yang dibagikan oleh sumber-sumber Rusia dan Ukraina, tampaknya memperlihatkan sistem Patriot menyerang target udara sebelum sebuah objek terang turun dengan cepat, diikuti oleh ledakan dahsyat.
Rekaman tersebut telah memicu spekulasi bahwa Rusia menggunakan strategi yang diperhitungkan untuk "memburu" Patriot, sebuah sistem yang penting bagi kemampuan Ukraina untuk melawan ancaman balistik.
Patriot, yang sebelumnya dikenal sebagai MIM-104 Patriot, adalah sistem pertahanan udara bergerak yang dikembangkan oleh Raytheon Technologies untuk Angkatan Darat AS. Pertama kali digunakan pada tahun 1980-an, sistem ini telah mengalami berbagai peningkatan untuk melawan berbagai ancaman, mulai dari rudal balistik taktis hingga rudal jelajah dan pesawat terbang.
Inti dari sistem ini adalah radar AN/MPQ-53 atau -65, sistem array bertahap yang mampu melacak hingga 100 target secara bersamaan pada jarak lebih dari 100 mil. Radar ini memandu rudal PAC-2 dan PAC-3, yang terakhir dioptimalkan untuk mencegat rudal balistik melalui teknologi hit-to-kill.
Setiap baterai Patriot terdiri dari radar, pusat komando, generator listrik, dan hingga delapan peluncur, yang masing-masing menampung empat hingga enam belas rudal, tergantung pada konfigurasinya. Kompleksitas sistem ini memerlukan koordinasi yang tepat, sehingga menjadikannya aset bernilai tinggi—dan target utama.
Kh-31P, rudal yang dilaporkan digunakan dalam serangan itu, adalah rudal antiradiasi berkecepatan tinggi yang diluncurkan dari udara yang dirancang oleh Tactical Missiles Corporation milik Rusia.
Meluncur dengan kecepatan melebihi Mach 3, rudal ini menargetkan emisi radar, menjadikannya senjata khusus untuk menekan pertahanan udara musuh, misi yang dikenal sebagai SEAD [Penekanan Pertahanan Udara Musuh].
Konten Terkait