Senin 01-Dec-2025 20:19 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com - Sosok Wiliam Alias Koko pelaku pembunuhan wanita muda di Batam kini menarik perhatian Publik. Dia adalah pemilik agensi yang menewaskan perantau asal Lampung bernama Dwi Putri Apriliandini (25).
Pelaku selama ini dikenal dengan panggilan Koko Wili, dia juga sering dipanggil papi oleh anak-anak di Agensinya.
Pantauan Tribunbatam.id di Polsek Batuampar, sejumlah teman-teman Dwi Putri terlihat ikut diperiksa oleh pihak kepolisian.
Mereka menceritakan bagaimana keseharian Koko Wili dengan anak-anak agensi yang mereka beri nama MK.
Salah satu wanita yang ditemui Tribunbatam.id di lantai dua Polsek Batuampar usai diperiksa menuturkan kalau dirinya sudah cukup lama bergabung di Agensi tersebut.
Menurutnya Koko Wili ini dikenal sebagai sosok yang arogan kepada orang-orang disana.
"Saya sudah cukup lama bergabung dengan dia. Memang dia orangnya seperti itu, suka marah dan tempramen," sebut Wanita yang enggan membuka identitasnya ini.
Ia bercerita, jika Koko Sudah marah dia tidak segan untuk melakukan perbuatan-perbuatan kasar. Tak heran, kini Dwi Putri menjadi korban keberingasannya hingga meninggal dunia karena disiksa secara sadis oleh para pelaku.
Selama ini bukan mereka tidak mau melaporkan kelakuan busuk pria yang dipanggilnya papi itu. Kebanyakan dari anggota Agensi disana lebih memikirkan jangka panjang.
Lebih lagi jika dia ketahuan, orang yang melaporkan tesebut akan habis dimarahi Koko Wili. Terbukti, karena kemarahannya kini Dwi Putri menjadi mayat.
"Kami ini bukan tidak mau melapor. Karena kami bekerja sama mereka, mendapatkan kerja untuk menyambung hidup harus pandai-pandai," sebutnya lagi.
Namun demikian, dia kini mengaku menyesal dengan mengapa tidak memberanikan diri untuk membuat laporan sebelumnya.
Akhinya kini sudah ada yang menjadi Korban.
Motif Kemarahan Pelaku
Polisi mengungkap motif dibalik pembunuhan Dwi Putri Apriliandini (25) perantau asal Lampung yang tewas di Kota Batam.
Dwi Putri dihabisi oleh pemilik Agensi benawa Wiliam Alias Koko setelah pelelaku mendapatkan rekaman rekayasa yang memperlihatkan korban seolah-olah mencekik kekasih Koko yang biasa dipanggil Mami.
Kapolsek Batuampar Kompol Amru Abdullah dalam Konferensi pers di Polsek Batuampar menjelaskan, ada dua rekaman yang diperlihatkan oleh Mami kepada dirinya.
Rekaman itu dibuat oleh Mami melalui dua orang pengurus Agensi bernama Papi Charles. "Dalam rekaman itu seolah-olah korban mencekik pelaku," sebut Amru menjelaskan
Padahal menurut Amru, sebelumnya koko tidak mengetahui sama sekali terkait rekayasa rekaman video tersebut. Namun ia terlanjur marah dan melakukan penyiksaan secara sadis dan berujung penghilangan nyawa.
"Video itu dibuat para pelaku ini sebagai bukti jika nanti suatu saat ada kesalahan dari korban. Mereka menjadikan Video itu untuk senjata dan mengancam korban," tegas Amru lagi
Polisi Amankan CCTV
Berbagai cara para pelaku menyembunyikan aksi kejahatannya dari petugas Kepolisian. Salah satunya yaitu mencabut sejumlah CCTV yang ada di lokasi penganiayaan.
Sebab penganiayaan itu dilakukan secara terang-terangan di dalam rumah, bukan di kamar mandi melainkan di ruangan samping mesin cuci.
Saat terjadi penganiayaan, tidak hanya Koko yang melakukan aksi pemukulan. Tersangka lainya terekam kamera pengawas ikut memukuli korban hingga babak belur.
Namun saat itu, Koko paham kalau banyak kamera pengintai yang ada di lokasi penganiayaan. Dia meminta kepada dua anak buahnya untuk mematikan kamera itu dan membuangnya.
Selain itu, untuk menghilangkan jejak, pelaku juga menghapus rekaman yang ada di HP milik pribari. Karena selama ini, CCTV itu langsung tersambung ke HP Koko.
Namun namanya kejahatan pasti akan meninggalkan jejak. Ternyata mereka lupa mencabut memori card pada CCTV itu. Polisi sempat mencari-cari rekaman dan akhirnya dari Memori itu terlihat jelas bagai mana proses pelaku melakukan aksinya tersebut.
"Sekarang video penganiayaan itu menjadi salah satu barang bukti bagi kita," sebut Ambru lagi.
Sejauh ini, polisi masilh melakukan penyelidikan terkait kasus tesebut. Sejauh apa keterlibatan keempat pelaku hingga sudah berapa lama agensi milik Koko ini berjalan di Batam.
"Ini baru tahap awal, kami meminta waktu dulu kepada teman-teman. Kami akan terus menggali kasus ini. Tidak menutup kemungkinan akan ada TPPO Juga," tegas Amru. (Koe)
Konten Terkait