Jumat 17-Feb-2023 00:30 WIB
386
Foto : tempoin
brominemedia.com-
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP Megawati
Soekarnoputri menyoroti soal kasus stunting. Menurut dia, stunting atau kontet
pada anak secara ilmu genetika merusak keturunan.
"Bener loh, saya bilang dari sisi ilmu genetika itu
ngerusak banget. Aduh engga dah," kata dia dalam sambutan acara Gerakan
Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan,
Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana di Jakarta, Kamis,
16 Februari 2023.
Presiden RI ke-5 itu pun berkisah jika punya standar tinggi
badan yang ideal adalah 180 sentimeter untuk pasangan para cucunya. Dia
mengatakan lima cucu perempuannya kini sudah jadi sarjana.
Menurut Megawati, dia sudah mewanti-wanti agar para cucunya
tak langsung tertarik jika disukai oleh pria. "Enggak usah kelenger dulu
ya. Dijejer-jejer dulu. Jangan cari yang pendek ya," kata dia terkekeh.
Sekali lagi ditegaskan oleh Megawati kalau dirinya enggan
cucunya berpasangan dengan orang berpostur tubuh pendek. "Yo emoh, jadi carinya yang ganteng
gitu, yang pinter gitu," kata Ketua Umum PDIP itu.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN dr. Hasto Wardoyo pada acara itu mengatakan jika kriteria stunting itu pendek, kendati demikian belum tentu yang pendek itu stunting.
"Sebetulnya kita hari ini baru mengukur pendeknya saja Bu, jadi angka berapa persennya itu sebetulnya yang pendek. Tapi yang stunting beneran itu belum tahu kita," ucapnya
Sebab, kata Hasto, selama ini, pemeriksaan identifikasi stunting di Indonesia hanya melalui pengukuran tinggi badan, harusnya juga diikuti dengan pemeriksaan kecerdasan. "Karena yang stunting harus diperiksa kecerdasannya," ucapnya.
Hasto mengatakan kalau stunting memiliki dampak sangat merugikan, misalnya pada kemampuan keterampilan. "High skill kita rendah, medium skill kita medium, low skill kita itu tinggi karena kemampuan intelektual skill kita rendah," ujarnya.
Hasto memaparkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait prevalensi stunting balita berdasarkan provinsi 2021-2022. Hasto mengatakan pada 2021 jumlah stunting mencapai 24,4 persen.
Angka itu turun pada 2022. "Turun, alhamdulillah, menjadi 21,6 persen," katanya. Hasto optimistis penurunan angka stunting dapat terus digesa.
Konten Terkait
Megawati berkisah tentang cucu-cucu perempuannya yang kini sudah sarjana. Ia ingin mereka dapat pendamping dengan tinggi yang ideal.
Jumat 17-Feb-2023 00:30 WIB