Rabu 02-Nov-2022 05:32 WIB
198

Foto : sindonews
brominemedia.com –
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang telah menyiapkan tim dokter forensik
bila dibutuhkan untuk proses autopsi korban tragedi Kanjuruhan. Namun pihak
RSSA Malang masih menunggu surat pemberitahuan resmi dari penyidik.
Wakil Direktur (Wadir) RSSA Malang dr. Syaifullah Asmiragani
menuturkan, ada lima dokter forensik yang disiapkan RSSA Malang yang siap
membantu proses autopsi. Akan tetapi hingga kini pihaknya masih menunggu
pemberitahuan dari penyidik, mengingat ada beberapa dokter forensik dari
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) yang juga dilibatkan.
"Koordinatornya di Saiful Anwar, tapi kalau memang
nanti suratnya diarahkan ke kami, sampai saat ini kami belum menerima
suratnya," kata Syaifullah Asmiragani, Selasa (1/11/2022) di RSSA Malang.
Syaifullah meyakini dari lima dokter forensik yang dimiliki
RSSA, tak akan semuanya diberangkatkan. Mengingat siapa-siapa saja yang
berangkat itu merupakan kewenangan internal dari PDFI sendiri.
"Yang jelas siapa yang berangkat itu mereka yang
memutuskan, biasanya ada satu dokter yang berangkat nggak semuanya berangkat.
Kalau terima surat kita berangkat, besok diminta kira berangkat, sudah siap
timnya. Mereka sudah berkoordinasi juga di internal organisasi profesi,"
jelasnya.
"Pemeriksaan gitu itu membutuhkan banyak pendapat, saya
nggak tahu pasti, tapi yang jelas lebih dari satu dokter, apalagi kasus ini
diminta adanya data yang objektif, tentunya saya yakin yang akan melakukan
evaluasi dokternya akan lebih banyak lagi," imbuhnya.
Nantinya proses autopsi akan dilakukan langsung di makam, kemudian hasilnya akan dibawa ke laboratorium toksiologi, namun bukan ke RSSA.

Perhimpunan ahli forensik yang di Jawa Timur, tapi koordinatornya di Saiful Anwar. Kalau memang nanti suratnya diarahkan ke kami.
"Kita nggak bisa di sini nggak punya toksiologi, yang punya kan Puslabfor. Kita memang nggak punya fasilitas itu, tapi untuk memeriksa urine, narkobanya, apa itu kita punya," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Devi Athok Yulfitri (43) ayah dari dua orang korban tragedi berinisial NDR (16) dan NDA (14) mengajukan autopsi guna memastikan penyebab pasti kedua korban tragedi Kanjuruhan ini.
Sedianya autopsi diajukan pertengahan Oktober 2022 lalu, tetapi pada 20 Oktober 2022 lalu proses autopsi dinyatakan ditunda dikarenakan ayah korban akan berdiskusi kembali dengan keluarga.
Proses autopsi akhirnya kembali diajukan setelah Devi Athok didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan pendampingan dan pengamanan, agar tak lagi mendapat intimidasi dari pihak-pihak lainnya.
Tim kuasa hukum Devi Athok menyebut proses autopsi rencananya bakal dilakukan pada Sabtu 5 November 2022 mendatang di makam kedua korban di daerah Wajak, Kabupaten Malang.
Konten Terkait
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang telah menyiapkan tim dokter forensik bila dibutuhkan untuk proses autopsi korban tragedi Kanjuruhan.
Rabu 02-Nov-2022 05:32 WIB