Senin 30-Jan-2023 05:47 WIB
192

Foto : harianjogja
brominemedia.com -
Polres Kulonprogo bakal ambil bagian dalam percepatan penurunan angka tengkes
atau stunting di Kabupaten Kulonprogo. Pembinaan dan penyuluhan melalui seluruh
anggota bhabinkamtibmas menjadi pilihan untuk mengedukasi masyarakat hingga ke
tingkat pedesaan
Kapolres Kulonprogo AKBP Muharomah Fajarini telah
memerintahkan Kasat Binmas dan jajarannya melalui 12 kanit binmas polsek serta
88 personel bhabinkamtibmas untuk mendampingi dan bersinergi dengan puskesmas
dalam menekan tengkes. Upaya prioritas ,enekan stunting adalah melalui
pembinaan dam penyuluhan kepada kelompok PKK dan kader posyandu. Langkah ini
penting untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan anak balita secara rutin
setiap bulannya.
"Hal tersebut merupakan aksi nyata untuk menurunkan
angka stunting dalam mempersiapkan
masyarakat Kulonprogo menjelang bonus demografi. Masyarakat akan didominasi
usia produktif pada 2030 sampai dengan 2035," tuturnya pada Sabtu
(28/1/2023) petang.
Tengkes atau stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Salah satu tandanya, tinggi badan anak yang berada di bawah rata-rata dari angka yang ditetapkan untuk anak seusianya. "Penurunan angka stunting dilakukan dengan pemenuhan gizi pada anak-anak agar mereka mampu bersaing dan produktif," tuturnya.

Kasatbinmas Polres Kulonprogo AKP Edy Purnama menuturkan para kanit binmas dan bhabinkamtibmas di setiap wilayah dapat membantu menekan angka stunting di Kulonprogo. "Tapi, tentunya di sini tetap terus saling bersinergi dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Inisiasi sosialisasi stunting harus diberikan seoptimal mungkin. Stunting bukan hanya terjadi setelah kelahiran, melainkan dapat terjadi sebelum atau dalam proses menuju kehamilan.
Pada Oktober 2022 lalu, Kementerian Kesehatan menggelar Gerakan Nasional Aksi Bergizi untuk menekan kasus tengkes di Indonesia dengan skema gerakan ini Tablet Tambah Darah (TTD). Gerakan ini salah satunya menyasar remaja putri di sekolah.
Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan remaja menjadi sasaran aksi ini lantaran pada usia tersebut kebanyakan dari mereka mulai mengalami menstruasi. Para remaja berpotensi kehilangan darah yang bisa menyebabkan terjadinya anemia atau kurang darah.
"Remaja putri SMP/SMA sudah kami biasakan minum tablet tambah darah. Kenapa yang dipilih SMP, karena memang disiapkan sejak dini sehingga diharapkan hasilnya lebih bagus," jelasnya.
Budi mengharapkan program ini dapat membuat remaja putri makin memahami bagaimana agar menjaga kesehatannya. Melalui aksi ini pula, Budi berharap bisa mengedukasi dan memotivasi para remaja untuk mengkonsumsi tablet tambah darah.
"Karena sebelumnya mungkin sudah dibagikan tablet tambah darah tapi tidak diminum. Kami berikan pengertian betapa ini sangat berharga dan bermanfaat," terangnya.
Konten Terkait
Kepolisian Resor Kulonprogo memastikan bahwa pihaknya bakal ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kulonprogo.
Senin 30-Jan-2023 05:47 WIB