Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

PERISTIWA

Petani Nekat Gali Material Vulkanik yang Timbun Rumahnya, Cari Jaket yang Berisi Rp 10 Juta

Senin 24-Nov-2025 20:19 WIB

60

Petani Nekat Gali Material Vulkanik yang Timbun Rumahnya, Cari Jaket yang Berisi Rp 10 Juta

Foto : tribunnews

Brominemedia.com - Pilu nasib warga Lumajang, Jawa Timur berusaha terus menggali tumpukan material vulkanik yang menimbun rumahnya.

Material vulkanik itu disebabkan erupsi Gunung Semeru.

Kini tersisa derita bagi sejumlah warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

M Toha terlihat berupaya menggali puing rumahnya yang tertimbun material vulkanik demi mencari uang tunai Rp10 juta yang ia simpan di dalam sebuah jaket.

Rumah itu terletak di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang.

Toha, yang sehari-hari bekerja sebagai petani salak, kehilangan hampir seluruh hasil panennya setelah awan panas menerjang wilayahnya pada Rabu lalu. 

Rumahnya luluh lantak dan tertutup lapisan pasir vulkanik yang masih menyisakan panas. 

Rumah tersebut ditinggali Toha bersama 3 anggota keluarganya, kata dia rumah yang berada di zona rawan bencana tersebut merupakan warisan peninggalan orang tuanya. 

Pada Sabtu (22/11/2025) sore, ia kembali ke lokasi, ditemani saudaranya, Suryanto beserta kerabatnya untuk mencari uang yang menjadi harapannya untuk menjalani hidup.

Dengan tangan kosong dan sebilah alat seadanya, warga Sumbersari tersebut menggali puing-puing rumah yang sudah tak berbentuk. 

Asap tipis masih mengepul dari material vulkanik.

Namun ia terus meraba-raba kemungkinan jaket itu berada di bawah tumpukan pasir.

Meski tampak letih, Toha bersama Suryanto berhenti sambil menatap kosong ke arah bekas rumahnya.

Sesuai penuturan warga lain, sejak peristiwa itu terjadi, ia terlihat linglung dan tak banyak bicara.

“Saya habis panen sekitar tiga kwintal salak semua tertimbun. Uang sepuluh juta itu saya simpan di jaket semoga masih ada,” ucap Toha  saat ditemui dengan suara perlahan. 

Sebagai petani salak, Rp10,5 juta itu adalah hasil kerja kerasnya selama beberapa bulan. 

Toha mengaku tak sempat menyelamatkan apa pun pada hari erupsi, karena ia dan keluarganya harus segera mengungsi demi menyelamatkan nyawa begitu alarm suara peringatan erupsi dibunyikan pada Rabu lalu. 

Sementara itu, sang adik, Suryanto, tetap berusaha membantu mengangkat lapisan pasir setinggi lutut yang menimbun sebagian besar bangunan.

“Kami cuma berharap bisa ketemu jaketnya. Untuk hidup sehari-hari nanti, itu sangat berarti,” ujar Suryanto sambil tetap menggali.

Upaya Toha yang terus menggali menunjukkan betapa besar dampak erupsi ini bagi kehidupan warga.

Rumah, ladang, panen, hingga tabungan mereka lenyap dalam hitungan menit.

Kini Toha hanya berharap dapat menemukan jaket yang selama ini menjadi penyimpan uang panennya. Selama masa darurat 

“Semoga ketemu. Buat kebutuhan hidup,” katanya singkat merenung di depan bagian rumahnya yang hancur lebur.

Dusun Sumbersari termasuk wilayah yang direkomendasikan tidak ditinggali sejak erupsi besar 2021.

Namun banyak warga tetap kembali karena ladang dan tempat usaha mereka berada di lokasi tersebut.

Material vulkanik yang menumpuk di rumah Toha terbilang masih keadaan hangat kendati hujan kerap kali mengguyur wilayah tersebut. 

Saat diinjak, beberapa bagian masih mengeluarkan uap panas.

Petugas berulang kali mengingatkan warga agar tidak melakukan aktivitas terlalu lama di sekitaran rumah yang rusak, tetapi sebagian tetap nekat kembali untuk mencari barang berharga yang tersisa.

Kondisi desa terdampak

Kondisi di Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, terlihat sangat memprihatinkan.  

Dusun tersebut terdampak awan panas dari erupsi Gunung Semeru pada Rabu, (19/11/2025).

Guguran awan panas yang melanda wilayah ini meninggalkan kerusakan parah. Dari pantauan di lapangan, puing-puing bangunan, lumpur tebal, serta sisa-sisa perabotan berserakan di mana-mana.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Rabu (19/11/2025) pukul 17.00 WIB.

Sebelumnya, terjadi rangkaian erupsi yang memicu awan panas guguran dengan intensitas tinggi di Gunung Semeru.

Dalam laporan resmi bernomor 145/GL.03/BGL/2025, PVMBG menyebutkan, erupsi terjadi mulai pukul 14.13 WIB, menghasilkan awan panas dengan jarak luncur yang tidak teramati karena tertutup kabut.

Erupsi berlangsung beruntun dan disertai gempa letusan serta guguran lava pijar dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi hingga 18 menit.

Hingga beberapa waktu kemudian, awan panas dilaporkan meluncur dengan cepat hingga radius 14 kilometer dari puncak. 

Beberapa rumah tampak sudah tidak lagi berbentuk tinggal rangka kayu dan atap yang hangus serta roboh.

Bahkan ada sebuah bangunan sekolah dasar 02 Supit Urang hanya tingggal fondasi. 

Sejumlah warga terlihat kembali ke lokasi rumah mereka, bukan untuk tinggal, melainkan hanya untuk mencari barang-barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.

Kesaksian Warga Terdampak

Mereka berjalan perlahan di antara lumpur dan reruntuhan, sebagian tampak hanya bisa menatap kosong bangunan yang pernah mereka sebut rumah.

Salah satu warga, Daniyal, menahan air mata saat menceritakan kondisi yang ia alami. 

Baca juga: Kesaksian Hanik Pengungsi Erupsi Semeru, Panik Saat Sirine Bunyi, 2 Rumah dan Motor Diterjang Lahar

Rumahnya dihantam awan panas hingga material panas itu masuk ke dalam rumah sedalam sekitar 5 meter lebih. Terlihat bagian dalam rumah milik Daniyal sebagian besar tertimbun material vulkanik awan panas. 

"Saya nggak nyangka rumah saya semua hampir semua tertimbun. Awan panas masuk sampai jauh ke dalam, sekitar sepuluh meter. Semua hancur. Saya cuma bisa lihat sisa-sisa yang ada ini sudah. Yang bisa saya selamatkan saya amankan," ujarnya sembari mengamankan alat potong rumput dari dalam rumahh

Daniel mengaku kembali ke lokasi hanya untuk mengambil barang penting yang ia harapkan masih terselamatkan. 

Namun sebagian besar barang berharga sudah tak mungkin lagi ditemukan dalam kondisi layak.

Kerusakan Diperkirakan Capai Ratusan Rumah
Warga lain juga tampak mengais perlahan di antara reruntuhan, menggunakan tangan kosong atau alat seadanya.

Mereka saling membantu, saling menyapa satu sama lain sebagai bentuk penguatan di tengah kondisi duka yang melanda dusun tersebut.
Hingga kini, belum ada data resmi terkait jumlah pasti rumah yang rusak. 

Namun dari luasnya area terdampak dan tingkat kerusakan yang terlihat, diperkirakan ratusan rumah mengalami kerusakan berat hingga total akibat sapuan awan panas Semeru.

Sementara itu, aktivitas relawan dan tim tanggap darurat masih terus berlangsung di lokasi.

Mereka membantu evakuasi barang, pembersihan area, serta memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

Konten Terkait

PERISTIWA Petani Nekat Gali Material Vulkanik yang Timbun Rumahnya, Cari Jaket yang Berisi Rp 10 Juta

M Toha berupaya menggali puing rumahnya yang tertimbun material vulkanik demi mencari uang tunai Rp10 juta yang ia simpan di dalam sebuah jaket.

Senin 24-Nov-2025 20:19 WIB

Petani Nekat Gali Material Vulkanik yang Timbun Rumahnya, Cari Jaket yang Berisi Rp 10 Juta
PEMERINTAHAN Polres Malang Siagakan 60 Personel, Antisipasi Dampak Erupsi Gunung Semeru di Perbatasan Lumajang

Polres Malang Siagakan 60 Personel, Antisipasi Dampak Erupsi Gunung Semeru di Perbatasan Lumajang

Rabu 19-Nov-2025 21:15 WIB

Polres Malang Siagakan 60 Personel, Antisipasi Dampak Erupsi Gunung Semeru di Perbatasan Lumajang
PERISTIWA Curi Uang Petani Rp160 Juta di Bawah Kasur, Pria Pakai Buat Foya-foya Beli Perhiasan danamp; Gawai

MH mencuri uang milik petani Mesman (61) senilai Rp160 juta di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Jumat (31/10/2025).

Kamis 06-Nov-2025 21:35 WIB

Curi Uang Petani Rp160 Juta di Bawah Kasur, Pria Pakai Buat Foya-foya Beli Perhiasan danamp; Gawai
PEMERINTAHAN Harga Pupuk Turun, Beban Petani Berkurang

Kebijakan penurunan HET Pupuk 20 persen tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/KPTS/SR.310/M/10/2025.

Senin 27-Oct-2025 20:15 WIB

Harga Pupuk Turun, Beban Petani Berkurang
KRIMINAL Komplotan Pencuri Baterai Tower BTS di Mojokerto Gunakan Magnet dan Lakban untuk Lumpuhkan Alarm

Polres Mojokerto membekuk kawanan maling yang mencuri baterai tower BTS (Base Transceiver Station) seluler, di wilayah Mojosari Mojokerto

Senin 13-Oct-2025 21:45 WIB

Komplotan Pencuri Baterai Tower BTS di Mojokerto Gunakan Magnet dan Lakban untuk Lumpuhkan Alarm

Tulis Komentar