Senin 28-Apr-2025 20:46 WIB
Foto : mediaindonesia
Brominemedia.com – BERTEPATAN dengan peringatan Hari Bumi 2025, Yayasan Paseban bersama Aristamontana menyelenggarakan penanaman pohon ke-10.000 di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu (26/4).
Tema global yang diusung pada peringatan Hari Bumi 2025 adalah Our Power, Our Planet. Penanaman pohon ini menjadi tonggak penting dalam komitmen jangka panjang pelestarian kawasan hutan dan sekaligus menandai dimulainya fase lanjutan dari komitmen penanaman berikutnya.
Penasehat Yayasan Paseban, Wiratno, Senin (28/4) menyatakan, Kawasan Megamendung memiliki kelerengan yang sangat curam dan topografi kompleks. Kondisi ini sangat rentan terhadap gangguan. Kerusakan sekecil apapun terhadap tutupan vegetasi di wilayah ini dapat memicu longsor dan banjir bandang yang berpotensi mengancam pemukiman di wilayah bawah.
"Oleh karena itu, pelestarian hutan di hulu Megamendung adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya komunitas lokal, tetapi juga masyarakat hilir dan sektor industri yang selama ini menerima manfaat dari jasa lingkungan kawasan ini," jelas Wiratno.
Di samping itu, kata Wiratno, Kawasan Megamendung juga memiliki nilai ekologis strategis dan menjadi koridor penting yang menghubungkan ke kawasan sekitar seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan bukti kekayaan biodiversitasnya, kawasan ini sangat potensial untuk diusulkan sebagai bagian dari areal preservasi.
"Namun, tentu usulan ini harus dibangun bersama dengan Perum Perhutani, sebagai mitra utama agar mereka mendapat dukungan lebih luas dari pemerintah dalam menjalankan peran konservasinya," beber Wiratno.
Menurut Wiratno Yayasan Paseban dan Aristamontana akan memperkuat kerja sama dengan Perum Perhutani untuk memperluas upaya konservasi di kawasan Megamendung. Upaya ini diharapkan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk sektor industri di hilir yang seharusnya mulai mengambil peran aktif dalam mendukung pelestarian kawasan hulu demi keberlanjutan lingkungan secara menyeluruh. Tidak hanya itu, pihaknya juga mendukung program pertanian organik.
"Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan," tutur Wiratno.
Dia mengatakan, Aristamontana adalah salah satu contoh perusahaan pertanian organik di Bogor yang mengusung prinsip-prinsip pertanian organik. Pertanian Organika Aristamontana meyakini bahwa alam adalah ekosistem dengan mata rantai yang saling mendukung yang mampu menghidupi dirinya sendiri. "Kami sudah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik, Inofice, sebanyak 8 kali berturut-turut," ucap Wiranto.
Menanam masa depan
Sementara itu, Pendiri dan Pembina Yayasan Paseban, Andy Utama menjelaskan, menanam pohon adalah menanam masa depan. Kepada generasi muda, konservasi adalah panggilan semesta. Tugas sekarang adalah menjaga bumi hari ini, agar pembangunan yang dilakukan saat ini tidak menciderai kemampuan generasi mendatang untuk juga memenuhi kebutuhannya. "Ini adalah bentuk solidaritas lintas generasi,” ujar Andy.
Andy berharap pemerintah desa dapat mendukung dengan menyiapkan peraturan desa untuk melakukan pelarangan berburu satwa setidaknya di wilayah administrasi desa Paseban.
Sebab, Aristamontana sedang melakukan kegiatan penangkaran burung non komersil yang bertujuan untuk mengembalikannya ke alam liar. Dengan adanya peraturan desa tersebut kegiatan pelepasliaran burung akan dimungkinkan.
Pada kesempatan tersebut seusai penanaman pohon, digelar juga penanaman bambu sebagai simbol komitmen permanen dan estafet konservasi di kawasan hulu Megamendung serta dialog interaktif Merajut Komitmen Bersama untuk Kelestarian Alam.
Dialog ini dimoderatori Wahdi Azmi, Ketua Yayasan Paseban, dan menghadirkan narasumber Andy Utama (Pendiri dan Pembina Yayasan Paseban dan Aristamontana), Wiratno (Penasehat Yayasan Paseban dan tokoh konservasi nasional), Administratur Perum Perhutani KPH Bogor, Perwakilan BPDAS Citarum-Ciliwung, Lurah Megamendung dan Dody Baduy (Tokoh budaya dan pelopor gerakan hidup berkesadaran).
Dody Baduy menyampaikan pesan kuat untuk generasi muda untuk selalu menjaga lingkungan termasuk hutan dan harus sepenuhnya sadar serta bertanggung jawab terhadap apa yang dimakan dan ke mana sampah akan berakhir. Setiap konsumsi adalah keputusan ekologis.
"Saya mengutip pikukuh Sunda yang sarat makna soal pelestarian alam yakni Gunung teu meunang dilebur (gunung tak boleh dihancurkan), Lebak teu meunang dirusak (lembah tak boleh dirusak)," ujar Dody.
Konten Terkait