Sabtu 17-Dec-2022 07:05 WIB
293

Foto : tempo
brominemedia.com-- Sebanyak 840 petak keramba jaring apung di Danau Toba,
Kabupaten Samosir akan ditutup tahun 2023 mendatang.
Saat ini tercatat total ada 1.388 petak keramba jaring apung
(KJA) di danau terluas di Indonesia itu, sehingga nanti ada 548 petak digeser
atau dipindahkan ke zona yang sudah ditetapkan.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian
Kabupaten Samosir Brosdiana Sinaga mengatakan seluruh 1.388 petak KJA tersebut
saat ini berada di luar zona yang sudah ditetapkan pemerintah.

Penetapan zona itu didasarkan Perpres No 81 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan pada 2024 diharapkan seluruh
KJA itu sudah bersih dari lokasi saat ini.
Menurut Brosdiana, penetapan zona perikanan KJA di Danau
Toba menurut perpres tersebut adalah perairan dengan kedalaman lebih dari 100
m, yang mana lokasi yang sesuai ada lima titik yang berada di Sianjur Mula-mula
(1 titik), Sitio-tio (2 titik), Nainggolan (1 titik), dan Onan Runggu (1
titik).
Sebelumnya, pada 2021, Pemerintah Kabupaten Samosir sudah
menutup 491 petak KJA dan pada 2022 menutup 933 petak dengan memberi kompensasi
antara Rp3 juta hingga Rp5 juta per petak, sesuai ukurannya.
Nelayan keberatan relokasi keramba jaring apung
Para nelayan pemilik KJA yang ditemui, mengaku lokasi sesuai
zona yang ditetapkan memiliki kondisi perairan yang cukup ekstrem yakni ombak
yang tinggi, angin yang kencang dan arus yang cukup deras, sehingga sulit untuk
bisa mengelola KJA di lokasi tersebut.
Selain itu, lokasi zona yang ditentukan jauh dari tempat
tinggal mereka saat ini, sehingga memerlukan biaya operasional yang lebih
besar, yang menyulitkan bagi nelayan dengan modal yang kecil.
Nelayan KJA di Tanjung Bunga mengaku menyerah dan akan
menutup kerambanya sesuai aturan pemerintah, daripada harus memindahkan
kerambanya ke lokasi sesuai zona.
A Intan Naibaho, misalnya, yang sudah menutup 19 petak
kerambanya sejak 2021 hingga 2022, dan saat ini tersisa 14 petak, akan menuruti
pemerintah menutup seluruh kerambanya pada 2023 dan dia berharap bisa bertani
atau berdagang setelah tak lagi menjadi nelayan KJA yang sudah dia geluti sejak
2008.
Menurut Naibaho, nelayan KJA di sekitar Tanjung Bunga
umumnya memiliki keramba kurang dari 50 petak dan tidak memungkinkan untuk
pindah ke lokasi yang ditetapkan, sehingga akan menutup seluruh kerambanya.
Jonnas Sitanggang, pebisnis KJA di Pangururan dengan keramba
mencapai 100 petak, mengaku tidak akan pindah ke lokasi yang ditetapkan, karena
kondisi perairan yang ekstrem serta lokasinya yang jauh dari kediamannya saat
ini.
"Saya tidak sanggup, akan berhenti dan menutup keramba,
lebih baik saya mencari usaha lain, bertani misalnya," katanya.
Pemilik keramba jaring apung akan mempelajari kondisi zona
yang baru
Beberapa pelaku bisnis KJA dengan skala besar, dengan jumlah
keramba lebih dari 100 petak, dimungkinkan untuk pindah ke zona yang
ditetapkan, namun masih akan mempelajari kondisi perairan secara menyeluruh
untuk mengkaji kelayakannya.
Barila Sitanggang, nelayan KJA di Pangururan yang memiliki
120 petak keramba, mengaku akan melakukan survei lebih dulu ke lokasi untuk
mengkaji kondisi perairan dan penggunaan teknologi yang sesuai.
"Kondisi perairan yang cukup ekstrem juga membutuhkan
teknologi yang lebih canggih, di mana keramba saat ini tidak memungkinkan
dipindah ke lokasi zona, karena perairan yang sangat dalam, ombak besar, angin
kencang, dan arus deras. Teknologi ini membutuhkan modal yang lebih
besar," katanya.
Barila menyebut ada 6 sampai 7 orang pemilik keramba skala
besar, dan hingga saat ini mereka terus saling berkonsultasi dan mengikuti
perkembangan, apakah mereka akan pindah dan meneruskan bisnis KJA di lokasi
yang ditentukan.
Kondisi perairan yang ekstrem di zona yang ditetapkan,
diakui Brosdiana membutuhkan penanganan yang berbeda, yang tidak sama dengan
yang dilakukan nelayan saat ini, baik dari sisi teknologi maupun permodalan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada para nelayan keramba
jaring apung untuk membentuk koperasi sebagai wadah pengelolaan KJA, sehingga
bisa memiliki modal yang lebih besar yang memungkinkan menggunakan teknologi
yang lebih maju.
Brosdiana mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya sudah
melakukan studi banding ke PT Aquafarm di Ajibata, Kabupaten Toba, untuk
mengkaji teknologi yang sesuai dengan kondisi perairan di zona yang sudah
ditetapkan.
Ia mengatakan pihak Aquafarm yang merupakan perusahaan besar
dengan mengekspor produknya ke Amerika Serikat dan Eropa, berjanji akan
membantu dan siap mendampingi nelayan KJA di lokasi sesuai zonasi.
Konten Terkait
Puluhan Kapal Perang Asing dan KRI Berada di Perairan Bali, Nelayan Tak Perlu Khawatir Melaut, Asops Kasal Pastikan Ekonomi Maritim Normal
Jumat 14-Feb-2025 20:34 WIB
Warga Pagubugan Cilacap digegerkan munculnya mayat pria di Pantai Kenari, Selasa (17/12/2024) sore. Saat dicek, mayat tersebut nelayan yang hilang.
Selasa 17-Dec-2024 20:33 WIB
Hasil tangkap nelayan di Natuna masih stabil, meski cuaca saat ini kurang bersahabat. Nelayan memperkirakan musim utara akan masuk beberapa pekan lagi
Minggu 20-Oct-2024 20:35 WIB
Sebuah perahu nelayan tradisional asal Jepara dengan nama lambung"CAH BAGOS" hilang kontak saat melaut pada Rabu (17/7/24) pagi
Kamis 18-Jul-2024 20:27 WIB
Patung Yesus Bukit Sibea-bea menjadi salah satu tempat destinasi favorit di kawasan Danau Toba
Rabu 01-May-2024 21:00 WIB