Senin 19-Aug-2024 20:46 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Keluarga Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (KMTI FT UMS) turut membantu masyarakat desa Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah dalam mengembangkan teknologi di bidang pertanian.
Senin, 5 Agustus 2024 lalu, KMTI FT UMS secara resmi meluncurkan Program Penguatan Kapasitas Organisasi (PPKO) dengan fokus pada smart farming.
Smart farming adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pertanian. Dalam program ini, KMTI FT UMS berfokus pada optimalisasi pengelolaan air, terutama melalui pemanfaatan mata air dan air hujan.
Iqbal Satrio, Ketua PPKO KMTI FT UMS mengatakan, Desa Jrakah dipilih sebagai lokasi program ini karena memiliki potensi sumber daya alam yang besar, terutama di bidang pertanian.
"Namun, potensi tersebut belum tergarap secara optimal akibat berbagai kendala, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi dan informasi. Melalui program ini, diharapkan dapat membantu petani di Desa Jrakah meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu 18 Agustus 2024.
Acara peluncuran PPKO smart farming dihadiri oleh perangkat desa, kecamatan maupun duta pariwisata Boyolali hingga perwakilan dari Biro Kemahasiswaan UMS.
Iqbal menjelaskan, mahasiswa Teknik Industri UMS akan membuat sistem pengontrol air cerdas berupa pondok pengontrol.
Sistem secara otomatis mengoperasikan pompa air dan katup solenoid untuk mengatur aliran air ke lahan pertanian. Dengan demikian, kebutuhan air tanaman terpenuhi secara optimal, meminimalkan risiko kekeringan atau genangan air.
Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, mengurangi pemborosan, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas pertanian.
Smart farming melalui pondok pengontrol di Desa Jrakah ini diletakkan pada lahan milik kepala desa setempat sebagai pilot project. Jaraknya kurang lebih 1 kilometer dari sumber air.
"Dengan dukungan alat-alat canggih seperti sensor tanah, sistem irigasi otomatis, serta pondok pengontrol sistem yang user-friendly, diharapkan program ini dapat mengatasi permasalahan kekurangan air, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia," jelasnya lagi.
Peralihan ke pupuk cair organik yang lebih ramah lingkungan juga menjadi fokus dalam program ini.
Tumar, Kepala Desa Jrakah berharap program ini bisa sukses berjalan. Sehingga smart farming di Desa Jrakah nantinya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia.
"Keberhasilan program ini tidak hanya akan berdampak pada kesejahteraan petani Desa Jrakah, tetapi juga menginspirasi desa-desa lain yang memiliki tantangan serupa untuk menerapkan teknologi pertanian yang lebih berkelanjutan," katanya.
Konten Terkait