Kamis 30-Mar-2023 06:21 WIB
177

Foto : republikain
brominemedia.com - Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar
Ben-Gvir, pada Rabu (29/3/2023) mengkritisi pernyataan Presiden Amerika Serikat
(AS) Joe Biden yang menyerukan pembatalan reformasi peradilan. Ben-Gvir mengatakan,
Israel bukan negara yang berdiri di bawah bendera AS.
"Amerika Serikat perlu memahami bahwa Israel adalah
negara merdeka dan bukan bintang lain di bendera AS," kata Ben-Gvir kepada
Radio Angkatan Darat Israel.
Sebelumnya pada Selasa (28/3/2023) Presiden AS Joe Biden
mengatakan, dia tidak akan bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
di Gedung Putih dalam waktu dekat. Biden juga meminta pemerintah Israel
membatalkan rencananya untuk reformasi peradilan, yang memicu protes massal di
Israel dalam sepekan terakhir.
Pada Rabu pagi, Netanyahu membantah ada ketegangan dalam
hubungan Israel dengan AS. Dia mengatakan aliansi kedua negara tak tergoyahkan.
Netanyahu juga menyebut Biden sebagai teman selama 40 tahun. Netanyahu telah
mengumumkan penghentian sementara rencana peninjuan yudisial.
Ben-Gvir pada Senin (27/3/2023) mengatakan, dia akan
mengundurkan diri jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghentikan rencana
perubahan peradilan. Netanyahu mengadakan pembicaraan dengan anggota pemerintah
koalisinya untuk membahas hambatan perombakan yudisial yang kontroversial.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Setelah musyawarah selama berjam-jam, Netanyahu meninggalkan kantornya pada Senin sore menuju ke Knesset atau parlemen Israel di Yerusalem Barat Menurut surat kabar Maariv, Netanyahu mengatakan, dia akan mengumumkan penangguhan pemeriksaan yudisial karena perselisihan di antara anggota koalisi.
Sementara itu, Anadolu Agency pada Senin melaporkan, Ben-Gvir, yang merupakan ketua Partai Otzma Yehudit yang berhaluan kanan jauh, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika perubahan yudisial dihentikan. Menteri Kehakiman Yariv Levin juga mengancam akan mengundurkan diri. Namun Levin menyerukan penundaan pemungutan suara atas rencana kontroversial tersebut guna memberikan ruang dialog dengan pihak oposisi.
Ketegangan meningkat di seluruh Israel pada Ahad (26/3/2023) setelah Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Pemecatan ini berlangsung karena Gallant menyerukan untuk menghentikan rencana reformasi peradilan.
Menurut penyiar publik Israel KAN, Gallant mengatakan, dia akan tetap pada posisinya jika Netanyahu mencabut keputusan pemecatannya. Menurut Gallant reformasi sistem peradilan ini dapat menimbulkan bahaya bagi keamanan negara, sehubungan dengan protes yang meluas di kalangan sipil maupun militer.
Tokoh politik dan pemimpin bisnis sama-sama mengecam pemecatan Gallant. Mereka mengatakan, Netanyahu menimbulkan bahaya bagi Israel. Bahkan mereka mencap Netanyahu sebagai diktator.
Perombakan sistem peradilan telah menarik protes publik besar-besaran selama berbulan-bulan. Para pengunjuk rasa menyebut rencana itu sebagai perebutan kekuasaan oleh pemerintah.
Sementara Netanyahu mengklaim bahwa rencana perombakan peradilan akan meningkatkan demokrasi dan mengembalikan keseimbangan antara cabang legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Konten Terkait
Politisi PKB, Luqman Hakim memberikan kritik tajam kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani...
Kamis 24-Apr-2025 20:42 WIB
Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump menyoroti Mangga Dua di Jakarta Utara yang disebut sebagai surga barang bajakan.
Senin 21-Apr-2025 01:44 WIB
AMERIKA Serikat (AS) memberi peringatan keras kepada negara atau perusahaan yang mengirimkan minyak ke pelabuhan-pelabuhan Yaman.
Kamis 10-Apr-2025 20:27 WIB
Setidaknya 34 orang tewas di Amerika Serikat akibat serangkaian tornado dahsyat yang menerjang bagian selatan dan tenggara negara tersebut.
Minggu 16-Mar-2025 21:30 WIB
Dia dilaporkan mulai merasa sakit setelah menghadiri kompetisi dan akhirnya dibawa ke rumah sakit setempat, di mana dia dinyatakan meninggal dunia.
Rabu 05-Mar-2025 20:21 WIB