Senin 16-Oct-2023 02:01 WIB
Foto : brominemedia.com
brominemedia.com - Sebuah kapal tenggelam di sungai yang berada di barat laut Kongo. Pemerintah setempat melaporkan telah menemukan sedikitnya 28 jenazah penumpang dan puluhan orang lainnya masih hilang.
Dilansir AFP, Senin (16/10/2023), kapal tersebut meninggalkan kota Mbandaka menuju wilayah Bolomba di provinsi Equateur, barat laut Republik Demokratik Kongo. Dalam perjalanan, kapal tersebut tenggelam pada Jumat (13/10) malam.
"Puluhan orang masih hilang dan pencarian terus dilakukan," kata Menteri Dalam Negeri provinsi Equateur, Chrispin Mputu. Ia membenarkan jumlah korban tewas.
Mputu mengatakan pihaknya belum mengetahui jumlah total penumpang kapal tersebut.
Sedangkan, organisasi masyarakat sipil setempat menduga jumlah korban jauh lebih tinggi dari hitungan pemerintah.
"Tim kami menghitung ada 49 jenazah kemarin, dan pagi ini, satu lagi ditemukan dari air, sehingga jumlah korban tewas menjadi 50 orang," kata pemimpin organisasi 'generation consiente' Joseph Boyoko Lokondo, kepada AFP.
"Sampai saat ini, sekitar 100 orang dilaporkan hilang," tambahnya, seraya menambahkan bahwa antara 20 hingga 30 orang yang selamat (masih) berada di pelabuhan, mereka telah kehilangan segalanya,".
Boyoko menyebut kapal itu mengangkut lebih dari 200 penumpang, barang dan bahan bangunan untuk program pemerintah.
Radio Okapi melaporkan bahwa kapal mengalami kesulitan karena kelebihan beban.
Moise Katumbi selaku pemimpin oposisi dan kandidat presiden pada pemilu Desember mendatang, mengatakan ia sedih dengan tragedi ini. Tragedi ini digambarkannya sebagai konsekuensi langsung dari pemerintah yang menoleransi navigasi kapal-kapal yang bobrok dan kelebihan muatan dalam semalam.
Negara di Afrika Tengah yang luas ini hanya memiliki sedikit jalan yang dapat digunakan, sehingga perjalanan sering kali dilakukan melalui danau, sungai Kongo, dan anak-anak sungainya, tempat sering terjadinya kapal karam dan jumlah korban jiwa yang banyak.
Pada tahun 2019, kapal karam di Danau Kivu merenggut sekitar 100 nyawa di bagian timur negara itu. Presiden Felix Tshisekedi, yang mengunjungi lokasi kejadian pada saat itu, menyerukan agar semua penumpang mengenakan jaket pelampung, sebuah tindakan yang jarang dipatuhi, namun juga menjanjikan kapal baru yang belum dikirimkan
Konten Terkait
