Rabu 18-Jan-2023 11:13 WIB
422

Foto : tempo
brominemedia.com
- Lato-lato dapat menimbulkan emosi positif pada anak, seperti rasa senang,
karena merasa berhasil dan bangga mampu memainkannya. Hal ini menjadi salah
satu emosi positif yang mungkin dirasakan anak saat berhasil memainkan
lato-lato. Psikolog klinis anak Efriyani Djuwita mengatakan mainan lato-lato
dapat menimbulkan emosi positif dan memacu diri untuk menguasainya.
"Tren di masyarakat mengenai permainan ini mampu
menambah rasa penasaran dan ingin mencoba sehingga pada akhirnya banyak kita
jumpai anak-anak memainkan lato-lato di mana-mana," ujar Efriyani.
"Permainan ini melibatkan keterampilan motorik dan fisik, maka anak dapat
terlatih dalam aspek perkembangan tersebut. Dalam permainan ini, kontrol
gerakan motorik tangan juga berperan sehingga gerakan lato-latonya bisa
berhasil."
Jika dilihat lebih lanjut dari aspek sosial, kegiatan
bermain ini sedang marak oleh semua orang, maka bisa menjadi suatu media yang
dapat membantu interaksi sosial anak seperti dengan cara bermain bersama.
Selain itu, perasaan kompetisi juga dapat tumbuh pada anak. Menurutnya,
meskipun merupakan permainan sederhana, perlu diperhatikan kesesuaiannya dengan
usia anak. Untuk itu, diperlukan peran orang tua dalam mengedukasi dan
mendampingi mereka saat bermain lato-lato.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah material mainan karena belum lama ini ada kasus anak yang harus dioperasi matanya akibat terkena pecahan lato-lato. Karena itu, perlu menyeleksi dulu apakah mainan ini sesuai dan cocok untuk anak. Ketika sudah tahu mana permainan yang aman dan cocok untuk anak, orang tua bisa memberikan contoh bagaimana memainkannya terlebih dulu jika anak memang mengalami kesulitan memainkannya.

"Dalam hal ini, orang tua bisa menjadi play leader dan kemudian secara perlahan membiarkan anak melakukan trial and error dan bermain dengan caranya. Orang tua juga bisa memberikan aturan kapan permainan ini bisa dimainkan dan di mana tempat yang aman dan cocok memainkannya," ujar dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Diawasi orang tua
Efriyani menambahkan langkah selanjutnya yang harus dilakukan orang tua adalah menjadi pemain pendamping, artinya orang tua bisa menjadi teman bermain anak. Selain itu, orang tua juga bisa memegang peran pengamat dan siap jika anak memerlukan bantuan. Hal ini juga berarti jika anak sudah terampil bermain lato-lato, orang tua tetap harus mengawasi.
Di sisi lain, mainan lato-lato juga turut berpengaruh pada aturan beberapa sekolah, seperti Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat yang melarang siswa sekolah dasar (SD) membawa mainan lato-lato ke sekolah. Menanggapinya, Efriyani menyampaikan aturan tersebut dilakukan sekolah karena beberapa hal, misalnya mengganggu jalannya kegiatan sekolah, menimbulkan risiko kecelakaan, dan lain sebagainya.
Sebenarnya, sekolah bisa memberikan ruang atau waktu tertentu untuk bermain sehingga pengawasan juga bisa optimal. Misalnya, tidak setiap hari tetapi ada hari tertentu anak-anak diperbolehkan membawa dan bermain di waktu dan tempat tertentu.
"Dibuat kompetisi antarsiswa juga bisa. Saya rasa, itu bisa menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak. Intinya adalah karena ini ruang lingkupnya di sekolah, tentunya permainan ini harus bisa diawasi untuk tidak menimbulkan kecelakaan dan tentunya tidak mengganggu aktivitas sekolah," kata Efriyani.
Konten Terkait
Psikolog mengatakan mainan lato-lato dapat menimbulkan emosi positif dan memacu diri untuk menguasainya. Ini yang perlu diperhatikan.
Rabu 18-Jan-2023 11:13 WIB
Agar jago bermain lato-lato, berikut ini adalah beberapa tips aman dalam bermain lato-lato.
Selasa 17-Jan-2023 13:19 WIB