Senin 19-May-2025 21:02 WIB
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Pemda bersama jajaran terkait terus berupaya mendinginkan situasi pasca bentrokan antara personel TNI dan masyarakat Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso empat hari sebelumnya.
Senin (19/5/2025), perwakilan pemda menemui masyarakat di Pendopo Kecamatan Ijen. Meski tak dihadiri Bupati Bondowoso, namun pertemuan tetap digelar dalam suasana yang kondusif.
Pertemuan itu dihadiri Danbrigif 9/2 Kostrad TNI, Letkol inf La Ode Muhammad Nurdin; Wakil Bupati Bondowoso, Komandan Kodim 0822, hingga Kapolres Bondowoso.
Danbrigif 9/2 Kostrad TNI, Kolonel inf La Ode Muhammad Nurdin menerangkan bahwa pihaknya menghentikan sementara kerjasama optimalisasi lahan antara TNI dengan PTPN agar kegiatan di Desa Kaligedang kondusif ke depannya.
"Kegiatan ketahanan pangan di sini kita hentikan sementara. Semoga suasananya kondusif dulu," kata La Ode.
Ia menegaskan tidak ada aksi-aksi balas dendam pasca insiden ini. Karena TNI bersama rakyat dan keberadaanya harus bermanfaat untuk masyarakat. "Kami hidup bersama rakyat, kami hidup bersama-sama dengan rakyat," ungkapnya.
Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani menegaskan, Babinsa terus melakukan upaya persuasif ke desa untuk memastikan kondusifitas. Kendati memang hanya ada dua Babinsa di Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen.
"Saya pastikan permasalahan ini sudah aman, tidak ada lagi pembahasan cekcok. Titiknya sampai di sini, tak ada lagi ketakutan masyarakat," ungkap Ahmad.
Wakil Bupati Bondowoso, Ahmad Yahya Syafi'i mengajak masyarakat untuk terus menjaga kondusifitas.
Karena ini bisa berdampak pada pembangunan dan investasi di Bondowoso. "Saya sangat berharap agar ke depan Bondowoso lebih harmonis lagi," kata Syafi'i.
Ia mengajak masyarakat agar menyelesaikan masalah dengan musyawarah. "Ayo kita musyawarahkan dengan hati yang dingin," urainya.
Di lokasi yang sama Ketua Komisi 1 DPRD Bondowoso, Setyo Budi meminta pemerintah daerah agar menindaklanjuti kesepakatan bersama itu ke pemerintah pusat.
Utamanya terkait lahan ini milik PTPN, sementara warga merupakan masyarakat Bondowoso.
"Jangan sampai ada salah satu yang dirugikan. Ada jalan tengah yang betul-betul ke depan polemik lagi," terang Setyo.
Sementara salah seorang warga, Erik Wahyudi mengakui pihaknya merasa diadu dengan TNI. Padahal sejak awal permasalahan yang terjadi di desanya adalah konflik lahan.
"Kalau menurut kami, sekarang kami seperti sengaja diadu sama TNI. Itu yang ada di pikiran kami," kata Erik.
Karena itulah, ia merasa sangat menyayangkan kerjasama dengan TNI dilakukan di daerah yang konflik. "Kenapa kerjasamanya di daerah konflik? Kalau masyarakat maunya damai-damai saja," pungkasnya.
Konten Terkait