Selasa 09-Aug-2022 05:40 WIB
230

Foto : wartakota
brominemedia.com –
Kasus imigran gelap Indonesia yang keluar negeri secara ilegal tengah marak
dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam satu pekan terakhir, ratusan Pekerja Migran Indonesia
(PMI) ilegal telah terdeteksi berada di Malaysia dan Kamboja.
Pada Kamis (4/8) lalu, Badan Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia (BP2MI) telah memulangkan 190 imigran gelap Indonesia dari Malaysia.
Sementara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah
mencatat adanya 232 imigran gelap Indonesia di Kamboja dan 39 orang diantaranya
telah kembali ke Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut Kepala BP2MI, Benny Rhamdani
mengatakan, fenomena Warga Negara Indonesia (WNI) berangkat ke luar negeri
secara ilegal merupakan bentuk perdagangan manusia.
Pasalnya, para imigran gelap tersebut berangkat dari
Indonesia akibat tawaran pekerjaan yang dibagikan melalui media sosial.
"Mereka ini adalah anak-anak bangsa yang dieksploitasi,
oleh mereka yang kita sebut sindikat yang mengambil keuntungan dari praktek
perdagangan manusia," ujar Benny, Senin (8/7).
Benny menilai, Pemerintah Pusat dapat serius untuk menangani
dan mengusut adanya praktik perdagangan manusia tersebut, guna menghindari
terjadinya hal serupa di lain waktu.
Pasalnya, Indonesia memiliki ketentuan hukum terkait dengan
adanya praktik perdagangan manusia.
Hal tersebut tertuan dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
tentang tindak pidana perdagangan orang dan indang-undang Nomor 22 tahun 2001
tentang satuan tugas pencegahan tindak pidana perdagangan orang.
"Kasus-kasus korban perdagangan orang ini, termasuk
juga pencegahan di dalam negeri sebelum mereka keluar adalah tugas dan tanggung
jawab dari 24 kementerian lembaga," katanya.
"Dari 24 kementerian lembaga itu, diantaranya ada
Kemenlu, Kemensos, Menko PMK, termasuk BP2MI dan kasus ini tanggung jawab
bersama," imbuhnya.
Benny pun mengapresiasi Bareskrim Mabes Polri yang turun
langsung untuk memberi dukungan dan menangani peristiwa memprihatinkan
tersebut.
Sebab ia mengharapkan, agar pihak kepolisian Republik
Indonesia dapat mengungkap maraknya kasus imigran gelap di Indonesia.
Oleh karena itu, proses pemeriksaan terhadap PMI ilegal yang
telah pulang ke Tanah Air, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan psikologi
para PMI itu sendiri.
Hal itu dilakukan, guna memberikan ketenangan dan
kepercayaan kepada para PMI yang telah pulang, untuk dapat memberikan
keterangan secara terbuka.
"Mereka yang telah pulang ini adalah saksi korban, jadi
jangan sampai mereka menganggap bahwa proses hukum yang dijalani ini, justru
menjadikan mereka seakan-akan target hukum sesungguhnya," tuturnya.
Menurutnya, pemerintah tidak boleh kalah dari para pelaku
yang terlibat dalam sindikat praktik perdagangan manusia tersebut.
"Kita ingin negara hadir dan mampu menyeret siapapun
yang selama ini menjadi sindikat penempatan ilegal dan dijerat secara hukum,
karena pemberian efek jera itu penting bagi mereka supaya tidak terjadi
kejadian seperti ini," jelas Benny.

Konten Terkait
Paus Fransiskus menyerukan pihak-pihak berwenang untuk menghentikan perdagangan manusia yang beroperasi di Mediterania setelah karamnya kapal migran.
Senin 06-Mar-2023 07:15 WIB
JPNN.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani resmi mendaftarkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Kamis 23-Feb-2023 06:59 WIB
Kasus perdagangan manusia akhir-akhir ini makin banyak, hal itu diungkapkan Kepala BP2Mi Benny Rhamdani.
Selasa 09-Aug-2022 05:40 WIB