Selasa 20-Dec-2022 07:40 WIB
732

Foto : tempo
brominemedia.com - Perdana Menteri Mark Rutte meminta maaf atas nama
Negara Belanda karena perannya dalam perbudakan termasuk di Indonesia, dan atas
konsekuensi yang diakuinya berlanjut hingga hari ini.
"Hari ini saya minta maaf," kata Rutte dalam
pidato yang disiarkan secara nasional di Arsip Nasional Belanda, Senin, 19
Desember 2022.
"Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya
telah mengaktifkan dan merangsang perbudakan dan mendapat untung darinya,"
tambahnya.
"Benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini
menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan...(namun) negara Belanda memikul
tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka
yang diperbudak dan keturunan mereka."
Permintaan maaf itu muncul di tengah pertimbangan ulang yang
lebih luas tentang masa lalu kolonial negara itu, termasuk upaya untuk
mengembalikan karya seni yang dijarah, dan perjuangannya melawan rasisme saat
ini.
Prospek permintaan maaf pada suatu sore di bulan Desember di Den Haag mendapat tentangan dari kelompok-kelompok yang mengatakan permintaan maaf itu seharusnya datang dari Raja Willem-Alexander, di bekas koloni Suriname, pada 1 Juli 2023 -- peringatan 160 tahun penghapusan Belanda.

"Dibutuhkan dua orang untuk hal ini, permintaan maaf harus dilakukan," kata Roy Kaikusi Groenberg dari Yayasan Kehormatan dan Pemulihan, sebuah organisasi Afro-Suriname Belanda.
Dia mengatakan, merasa salah jika para aktivis yang merupakan keturunan budak telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengubah diskusi nasional, tetapi tidak diajak berkonsultasi secara memadai.
"Cara pemerintah menangani ini, ini terlihat seperti sendawa neo-kolonial," katanya seperti dikutip Reuters.
CNN melaporkan, Belanda mendapat banyak keuntungan dari perdagangan budak pada abad ke-17 dan ke-18, di antaranya melalui Dutch West India Co. yang mengangkut budak dari Afrika ke Amerika. Belanda tidak melarang perbudakan di wilayahnya sampai tahun 1863, meskipun itu ilegal.
Pedagang Belanda diperkirakan telah mengirim lebih dari setengah juta orang Afrika yang diperbudak ke Amerika, lapor Reuters. Banyak yang pergi ke Brasil dan Karibia, sementara sejumlah besar orang Asia diperbudak di Hindia Belanda, yang merupakan Indonesia modern.
Namun anak-anak Belanda tidak banyak diajari tentang peran yang dimainkan negara itu dalam perbudakan dan penjajahan.
Konten Terkait
Dalam pengakuan yang mengejutkan di podcast Forum Keadilan TV, mantan calon presiden itu menyoroti kejanggalan luar biasa dalam penanganan kasus Formula E, yang ia yakini sebagai puncak dari tekanan politik yang dialaminya.
Kamis 24-Jul-2025 19:42 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menanggapi terkait perintah dari Universitas Indonesia (UI) untuk meminta maaf kepada civitas akademika.
Jumat 07-Mar-2025 20:28 WIB
Viral di media sosial, sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi seorang pemuda di Kota Malang yang kabur usai top up e-money, Jumat (10/1/20
Minggu 12-Jan-2025 22:26 WIB
Teddy menyebut, Erdogan memohon izin kepada Prabowo untuk berbicara lebih dulu karena dia harus pergi dari lokasi.
Senin 23-Dec-2024 20:54 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara zikir dan doa bersama menyambut HUT Ke-79 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/8) malam.
Jumat 02-Aug-2024 21:33 WIB