Jumat 06-Jan-2023 10:11 WIB
186

Foto : tempo
brominemedia.com
- Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudi mengakui adanya kesulitan dalam
memburu penculik anak MA. Puncak kesulitan paling utama adalah mengungkap
identitas pelaku penculik yang belakangan terungkap bernama Iwan Sumarno.
"Dalam pengungkapan kasus, identifikasi korban dan
pelaku menjadi sangat penting," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat
Komisaris Besar Polisi Komarudin kepada Tempo, di kawasan Stadion Gelora Bung
Karno, Kamis, 5 Januari 2023.
Beberapa kesulitan, seperti CCTV dengan tampilan gambar yang
jauh sehingga wajah Iwan sulit teridentifikasi. Hal itu menyulitkan polisi
mengenali wajah Iwan. Menurut Komarudin belasan kamera pengawas dihimpun polisi
untuk menelusuri Iwan.
Pada kamera pengawas lain hasilnya sama. Polisi memakai
sebagian rekaman gambar itu agar bisa melihat, memperkirakan tinggi badan,
gestur, termasuk atribut yang digunakan pria 42 tahun yang bekerja sebagai
pemulung itu.
Menurut Komarudin ada dua CCTV di Jalan Industri, yang
dijadikan pegangan untuk melacak Iwan. Selain kamera pengawas, polisi juga
meminta keterangan keluarga korban dan sejumlah pemulung, untuk mengumpulkan
informasi mengenai tempat tinggal maupun tempat mereka pernah melihatnya.
Identitas Iwan mulai terkuak ketika sepotong CCTV berhasil memperlihatkan wajah, dan disandingkan dengan informasi tentang masa lalunya yang pernah ditahan di Pademangan, Jakarta Utara, karena kasus penggelapan sepeda motor. Dari situ polisi bisa mengidentifikasi Iwan. "Di situlah baru kita menemukan nama Iwan Sumarno," katanya.

Kesulitan lain yang dialami polisi adalah Iwan, tersangka penculikan memiliki sejumlah nama. Misalnya, di keluarga MA, ia dikenal bernama Yudi; di kalangan pemulung disebut Herman; dan di keluarganya, ia dipanggil Jeky.
"Dari nama tersebut kita melakukan pendalaman sehingga kita tetapkan bersangkutan DPO. Berdasarkan keterangan saksi yang dituangkan dalam BAP, setelah kita tunjukan fotonya," Komarudin.
Polisi gunakan scientific crime investigation lacak pelaku penculikan
Dalam membongkar kasus penculikan anak ini, polisi pun menggunakan scientific crime investigation atau metode investigasi ilmiah. Baik manual maupun peralatan teknologi. Salah satu hal yang dilakukan dengan metode ilmiah itu apakah Iwan menggunakan ponsel seperti keterangan keluarga MA, dan hasil investigasi ilmiah menunjukkan Iwan tidak menggunakan telepon.
Baru pada Senin malam, 2 Januari lalu, polisi menangkap Iwan bersama korban di wilayah Cipadu, Ciledug, Jalan Wahid Hasyim, Tangerang Selatan. Sekitar pukul 21.30, dan Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Pusat. Sementara tersangka, "Iwan Sumarno ada di tahanan kami Polres Jakarta Pusat," kata dia.
Dalam kasus tersebut sampai saat ini polisi belum mengungkap motif penculikan MA. Kepada polisi, Iwan mengatakan dirinya hanya ingin mengajak MA jalan-jalan. Menurut Komarudin, keterangan Iwan belum maksimal untuk menunjukkan motif.
Keterangan korban jadi kunci untuk mengungkap motif penculikan
Pengungkapan motif baru bisa dilakukan setelah MA sudah bisa dimintai keterangan. MA akan diminta menceritakan tindakan Iwan kepadanya. "Keterangan korban ini menjadi kunci untuk kita mengungkap motif dari tersangka membawa korban," ucap dia.
Onih, ibu MA, bercerita Iwan kerap lewat di depan rumah dan mampir minum kopi. Keluarga ini tak mengenal Iwan akrab, hingga ia menculik MA. Dia juga berkeliling, memulung, diancam, bahkan dipukul. "Dipukul pahanya dua kali," ujar Onih. "Kalau malam dia nangis, rewel minta pulang, pelakunya bilang, 'Diam jangan berisik, entar gua tabok, loh'. Ditabok juga."
Setelah ditemukan, perempuan 42 tahun ini mengatakan, MA terlihat lemas, pucat, dekil, dan kurus. Dari ditemukannya ini, MA mulai menunjukkan rasa takut setiap kali mendengar orang berbicara dengan suara keras.
Komarudin menambahkan bahwa polisi masih berfokus menyembuhkan tekanan psikis kepada MA. Beberapa lembaga yang dilibatkan adalah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), psikiater, serta pemerhati anak untuk pemulihan.
Dia mengatakan, target utama adalah memulihkam korban secara fisik dan psikis. Sehingga penyidik, berdasarkan keterangan MA, bisa mendapatkan keterangan sebenarnya tanpa ditutupi.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto, mengaku sudah meminta Komarudin supaya diizinkan bertemu Iwan. Ia mengaku akan menggali informasi tentang motif penculikan MA. Motif, katanya, akan membantu agar kasus tersebut tidak terulang.
Berikutnya, untuk mencari tahu keterlibatan, seperti jaringan predator, penculik, yang harus diwaspadai dari kasus penculikan anak ini . "Kalau ada jaringannya kami mendesak kepolisian untuk bisa membongkar jaringan itu," ucap Seto.
Konten Terkait
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan rasuah di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Kamis 20-Mar-2025 21:24 WIB
Bagian dari upaya memperkuat investasi, pemerintah juga akan mengoptimalkan peran Badan Pengelola Investasi Danantara.
Jumat 14-Mar-2025 20:40 WIB
Menerima emosi yang ada menjadi salah satu kunci untuk bisa bangkit dari kegagalan
Rabu 30-Oct-2024 20:11 WIB
Siapa calon kuat Pilkada Jateng 2024 dari PDIP? Hasto Kristiyanto sebut beberapa nama antara lain Hendrar Prihadi, Bambang pacul, dan Utut Adianto.
Senin 01-Jul-2024 20:02 WIB
Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.
Senin 22-Apr-2024 20:07 WIB