Kamis 26-Jan-2023 05:08 WIB
164

Foto : wartakota
brominemedia.com
- Polri memiliki komitmen untuk tak mengulangi tragedi Kanjuruhan yang makan
korban ratusan jiwa akibat sebuah pertandingan sepak bola.
Karena itu, selama sembilan hari, Polri menggelar kursus
atau pelatihan manajemen pengamanan stadion.
Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Agung Setya Imam
Effendi menuturkan, kursus itu digelar mulai Rabu (25/1/2023).
Dalam kegiatan yang digelar di Hotel Century itu, Polri
mengundang pemateri dari Conventry University Inggris.
Menurut Agung, kursus tersebut digelar dalam rangka menjawab
dari berbagai pertanyaan publik terkait dengan bagaimana transformasi
persepakbolaan Indonesia.
"Kami dari Polri menyelenggarakan kursus ini, pertama
tujuannya adalah bagaimana meningkatkan kemampuan kita dan kompetensi dalam
penyelenggaraan, maupun nanti pelaksanaan di lapangan bisa kemudian memiliki kompetensi
yang baik," ucapnya.
Agung menambahkan, Polri sudah mulai menata penyelenggaraan
pengamanan dan keselamatan pertandingan dengan mengeluarkan Peraturan Kepolisian
Nomor 10 Tahun 2022.
"Yang pertama, bahwa pertandingan yang baik sejatinya bisa
dinikmati," katanya.
Ia mengatakan, Polri tak dapat bekerja sendiri, sehingga
pihaknya berkolaborasi dengan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang mewadahi
kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.
Tak hanya itu, Polri turut berkoordinasi dengan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) soal penyelenggaraan penataan
stadion dalam konteks konstruksinya yang baik.
"Kami juga bersama Kemenkes untuk memastikan penyelenggaraan sepak bola tidak berisiko kepada hal terkait kesehatan apalagi kematian," kata dia.

"Itu terkait bagaimana penyelenggaraan manajemen keselamatan dan keamanan menjadi kami utamakan ke depannya," sambungnya.
Dalam kursus ini, sebanyak 66 orang menjadi peserta terdiri dari Polisi, PSSI, perwakilan klub, Kemenkes serta stakeholders lainnya.
Agung berharap, transformasi pengetahuan dari tim pemateri dapat membawa pengetahuan dan skill tambahan bagi penyelenggara.
Saat ini, kata dia, penyelenggaraan pengamanan dan keselamatan pertandingan menjadi hal yang sangat penting.
"Kami semua hadir di sini untuk sama-sama meningkatkan kapasitas manajemen pengamanan stadion dan pertandingan," ucap Agung.
Di sisi lain, Prof John Cudihy selaku salah seorang pemateri menuturkan, kursus tersebut fokus untuk pembenahan sepak bola Indonesia.
Hal itu dilakukan agar terasa aman dan penyelenggara dapat mengetahui keamanan melalui pelatihan, baik dalam pengamanan skala nasional maupun internasional.
Sebanyak 1.600 personel tim gabungan pengamanan diturunkan dalam sidang perdana kasus Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (16/1/2023).
Sebanyak 1.600 personel tim gabungan pengamanan diturunkan dalam sidang perdana kasus Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (16/1/2023). (Kolase Tribunnews)
Tim pemateri datang ke Indonesia guna membantu Polri dan pihak keamanan, serta pihak penyelenggara agar tercipta manajemen pengamanan yang lebih baik.
Sehingga dapat mengurangi risiko yang mengancam atau tidak diinginkan saat di lapangan.
"Pelatihan ini bertujuan agar dalam manajemen pengamanan di stadion dapat berjalan dengan baik, terutama bagi penonton pertandingan saat menyaksikan pertandingan agar dapat merasa aman dan nyaman," kata dia.
"Suatu tantangan bagi kami dalam membantu proses pengelolaan pengamanan sepak bola di Indonesia agar dapat menjadi lebih baik ke depannya," lanjut John.
Konten Terkait
Polri menggelar kursus soal pengamanan stadion dengan ahlinya, guna menghindari tragedi Kanjuruhan.
Kamis 26-Jan-2023 05:08 WIB