Rabu 22-Feb-2023 07:47 WIB
79

Foto : harianjogja
brominemedia.com—Data
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyebut per 21 Februari ada 18 kasus
leptospirosis di wilayahnya. Dari jumlah itu ada seorang warga Sleman yang
meninggal karena infeksi virus ini yang umumnya ditularkan dari tikus.
Selain itu ada lima suspect kasus leptospirosis di Sleman
dan dua kasus belum terkonfirmasi. Dinkes Sleman sendiri sudah memiliki
fasilitas pendeteksi dini leptospirosis di tiap puskesmas di wilayahnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Dinkes Sleman Yulianti menjelaskan alat pendeteksi dini leptospirosis di setiap
puskesmas merata tiap wilayah. “Alatnya adalah who score, nine score, dan laptotex,
semuanya ada di setiap puskesmas,” jelasnya, Selasa (21/2/2023).
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Yulianti menduga kenaikan kasus leptospirosis di wilayahnya terjadi karena musim hujan yang sedang terjadi. "Yang terkena leptospirosis kebanyakan petani yang sedang giat-giatnya bekerja juga kondisinya banyak genangan air ini jadi faktor utamanya meningkatnya kasus lepto,” katnaya.
Kontak manusia melalui air yang kotor, jelas Yuliati, meningkatkan resiko terkena leptospirosis. “Kami juga sudah edukasi ke masyarakat, terutama yang petani untuk menggunakan peralatan yang melindungi tubuhnya, seperti sepatu bot,” uarnya.
Cara paling ampuh untuk mengantisipasi penyakit menular dari hewan tikus, jelas Yuliati, dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Rajin cuci kaki dan tangan itu penting apalagi musim hujan ini untuk mencegah leptospirosis dan menjaga kesehatan tubuh juga agar tidak gampang sakit,” tegasnya.
Konten Terkait
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyebut per 21 Februari ada 18 kasus leptospirosis di wilayahnya.
Rabu 22-Feb-2023 07:47 WIB
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyebut per 21 Februari ada 18 kasus leptospirosis di wilayahnya.
Rabu 22-Feb-2023 07:47 WIB