EVENT

Ustaz Das'ad Latif Jelaskan Makna 8 Dzulhijjah Jelang Iduladha Depan Prajurit Lantamal VI Makassar

Rabu 04-Jun-2025 21:00 WIB 74

Foto : tribunnews

Brominemedia.com – Ratusan prajurit TNI AL mengikuti ceramah keagamaan di Aula Sultan Hasanuddin Markas Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar, Rabu (4/6/2025).

Kegiatan yang digelar dua hari jelang Hari Raya Idul Adha ini, menghadirkan da'i kondang, Ustaz Das'ad Latif.

Ceramah yang mengangkat nilai-nilai spiritual itu diinisiasi Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makassar, Brigjen TNI (Mar) Dr, Wahyudi. 

Dalam sambutannya, Brigjen TNI (Mar) Wahyudi menyampaikan rasa syukur mendalam atas kehadiran Ustad Das’ad Latief.

Ia menyebut momen tersebut sebagai berkah tersendiri bagi prajurit dan PNS Lantamal VI.

"Hari ini kita mendengar ceramah, sesuatu yang berkah untuk jemaah sekalian dan pasti menjadi pegangan kita untuk ke depannya," kata Brigjen Wahyudi.

Ia mengatakan, mendatangkan Ustaz Das’ad Latif bukanlah perkara mudah, lantaran dihadapkan pada jadwal padat dalam berdakwah di berbagai tempat.

"Karena tidak semudah dan tidak segampang yang kita inginkan bisa menghadirkan beliau (Das'ad Latif) di tempat ini, karena keterbatasannya dan waktu beliau padat terkait dengan dakwah-dakwah di luar," ujarnya.

Kegiatan ini disebut-sebut sebagai momen perdana Ustad Das’ad Latief memberikan tausiah di lingkungan Lantamal VI, sebuah kehormatan tersendiri bagi institusi militer di bawah TNI Angkatan Laut ini.

"Jadi kita sangat bersyukur, Ustad Das’ad Latif hadir di tengah-tengah Lantamal Makassar, dan ini mungkin baru pertama kali Ustad Das’ad Latief memberikan ceramah di Lantamal," ucap Wahyudi yang juga Alumnus Pesantren DDI Mangkoso.

Pada kesempatan tersebut, Ustad Das’ad Latif membawakan ceramah tentang hari tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Zulhijjah dalam kalender Hijriah.

Hari ini, kata Das'ad adalah momen menyambut datangnya hari-hari istimewa menjelang pelaksanaan ibadah haji.

Ia membuka ceramahnya dengan menjelaskan makna Tarwiyah yang secara historis memiliki tiga penafsiran utama yang sarat makna.

Kedua, makna Tarwiyah 8 Zulhijjah merujuk pada pengalaman spiritual Nabi Ibrahim AS, yang merenungkan mimpinya di malam Tarwiyah. 

Dalam mimpi itu, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail AS, yang kemudian diyakini sebagai wahyu dari Allah SWT.

Tak hanya itu, Ustad Das’ad juga menyinggung makna praktis dari hari Tarwiyah dalam konteks pelaksanaan haji. 

Pada masa dahulu, umat Islam menggunakan hari ini untuk mengumpulkan air sebagai bekal dalam perjalanan ke Makkah.

Hal itu menunjukkan kesiapan lahir dan batin menuju rahmat Allah.

Mereka yang bersiap dengan sepenuh hati akan mendapatkan balasan berupa ampunan dosa.

"Ini sekarang disebut hari tarwiyah 8 Zulhijjah. Kenapa disebut hari tarwiyah, karena Nabi Ibrahim bersama istrinya sudah lama tidak punya anak, berapa tahun tidak ada anaknya," ucap Ustad Das’ad.

Ia kemudian melanjutkan kisah spiritual Nabi Ibrahim yang menolak saran untuk menikah lagi setelah bertahun-tahun belum dikaruniai keturunan.

"Awalnya di ke Madinah, banyak yang menyuruh Ibrahim menikah, namun tidak mau. Tidak lama ditunjuklah Hajar, beberapa tahun kemudian menikah, setelah lama menikah lahirlah anaknya bernama Ismail AS," tuturnya.

Kisah tersebut menjadi pengantar menuju momen penuh hikmah, saat Ismail AS mulai beranjak besar dan datanglah perintah Allah melalui mimpi.

"Berlanjut, sampai Ismail beranjak mulai besar. Nabi Ibrahim kemudian mimpi," kata Ustad Das’ad.

Ia menjelaskan, mimpi tersebut mengingatkan Ibrahim pada nazar yang pernah ia ucapkan kepada Allah SWT.

"Kemudian, dia ditagih. Kamu pernah bernazar, kalau ada anakmu kamu potong. Sekarang, bangunlah Ibrahim," pungkas Ustad Das’ad.

Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, setan datang untuk menggoda. Ia mencoba menggoyahkan keyakinan Ibrahim agar mengurungkan niatnya.

Namun, Nabi Ibrahim tidak goyah. Ia justru melempari setan dengan batu sebanyak tiga kali.

Tindakan ini menjadi asal muasal ritual lempar jumrah dalam ibadah haji.

Setan kemudian mendatangi Siti Hajar, istri Ibrahim dan ibu Ismail, dengan tujuan menggoyahkan keimanannya.

Tetapi Siti Hajar tetap teguh, yakin bahwa perintah Allah harus dijalankan.

Tak berhenti di situ, setan juga menggoda Ismail, membujuknya agar melarikan diri atau menolak untuk disembelih.

Namun, Ismail dengan penuh ketabahan justru menyatakan kesiapannya.

Sikap pasrah dan penuh keimanan dari ketiganya inilah yang menjadi pelajaran berharga tentang keikhlasan dan kepatuhan terhadap Allah SWT, yang kini diperingati dalam ibadah kurban dan lempar jumrah saat haji.

"Jadi ada tiga lokasi pelemparan batu yang disebut lempar jumrah," tuturnya.

Share:

Konten Terkait

EVENT Plt Bupati Purbalingga Ajak Wartawan Jadi Garda Terdepan Lawan Hoaks dan Edukasi Publik

Plt Bupati Purbalingga ajak wartawan jadi garda terdepan lawan hoaks dan sampaikan informasi akurat dalam Konferensi PWI 2025.

Jumat 18-Jul-2025 20:47 WIB

PERISTIWA EO Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Berpeluang jadi Tersangka, Ini Pasal yang Dikenakan

EO rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi berpeluang jadi tersangka.

Jumat 18-Jul-2025 20:47 WIB

EVENT PLN Babel Dukung Keberlanjutan UMKM, Hadirkan Produk Unggulan Binaan di KUKM Fest 2025

Kehadiran PLN dalam festival ini wujud komitmen perusahaan untuk memperkuat daya saing UMKM lokal secara berkelanjutan

Jumat 18-Jul-2025 20:46 WIB

EVENT Hari Koperasi Nasional 2025, Gubernur Khofifah: Bojonegoro Jadi Role Model Kekuatan Ekonomi Rakyat

Puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tingkat Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Bojonegoro berlangsung meriah

Kamis 17-Jul-2025 22:48 WIB

EVENT Ajang Swarna Songket Nusantara Bakal Digelar di Palembang Pada 1-5 Agustus 2025

Acara ini akan berlangsung di kawasan ikonik Plaza Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, bersamaan dengan penyelenggaraan Sriwijaya Expo 2025.

Selasa 15-Jul-2025 20:38 WIB

Tulis Komentar