Foto : tribunnews
Dalam mimpi itu, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail AS, yang kemudian diyakini sebagai wahyu dari Allah SWT.
Tak hanya itu, Ustad Das’ad juga menyinggung makna praktis dari hari Tarwiyah dalam konteks pelaksanaan haji.
Pada masa dahulu, umat Islam menggunakan hari ini untuk mengumpulkan air sebagai bekal dalam perjalanan ke Makkah.
Hal itu menunjukkan kesiapan lahir dan batin menuju rahmat Allah.
Mereka yang bersiap dengan sepenuh hati akan mendapatkan balasan berupa ampunan dosa.
"Ini sekarang disebut hari tarwiyah 8 Zulhijjah. Kenapa disebut hari tarwiyah, karena Nabi Ibrahim bersama istrinya sudah lama tidak punya anak, berapa tahun tidak ada anaknya," ucap Ustad Das’ad.
Ia kemudian melanjutkan kisah spiritual Nabi Ibrahim yang menolak saran untuk menikah lagi setelah bertahun-tahun belum dikaruniai keturunan.
"Awalnya di ke Madinah, banyak yang menyuruh Ibrahim menikah, namun tidak mau. Tidak lama ditunjuklah Hajar, beberapa tahun kemudian menikah, setelah lama menikah lahirlah anaknya bernama Ismail AS," tuturnya.
Kisah tersebut menjadi pengantar menuju momen penuh hikmah, saat Ismail AS mulai beranjak besar dan datanglah perintah Allah melalui mimpi.
"Berlanjut, sampai Ismail beranjak mulai besar. Nabi Ibrahim kemudian mimpi," kata Ustad Das’ad.
Ia menjelaskan, mimpi tersebut mengingatkan Ibrahim pada nazar yang pernah ia ucapkan kepada Allah SWT.
"Kemudian, dia ditagih. Kamu pernah bernazar, kalau ada anakmu kamu potong. Sekarang, bangunlah Ibrahim," pungkas Ustad Das’ad.
Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, setan datang untuk menggoda. Ia mencoba menggoyahkan keyakinan Ibrahim agar mengurungkan niatnya.
Namun, Nabi Ibrahim tidak goyah. Ia justru melempari setan dengan batu sebanyak tiga kali.
Tindakan ini menjadi asal muasal ritual lempar jumrah dalam ibadah haji.
Setan kemudian mendatangi Siti Hajar, istri Ibrahim dan ibu Ismail, dengan tujuan menggoyahkan keimanannya.
Tetapi Siti Hajar tetap teguh, yakin bahwa perintah Allah harus dijalankan.
Tak berhenti di situ, setan juga menggoda Ismail, membujuknya agar melarikan diri atau menolak untuk disembelih.
Namun, Ismail dengan penuh ketabahan justru menyatakan kesiapannya.
Sikap pasrah dan penuh keimanan dari ketiganya inilah yang menjadi pelajaran berharga tentang keikhlasan dan kepatuhan terhadap Allah SWT, yang kini diperingati dalam ibadah kurban dan lempar jumrah saat haji.
"Jadi ada tiga lokasi pelemparan batu yang disebut lempar jumrah," tuturnya.
Konten Terkait
Plt Bupati Purbalingga ajak wartawan jadi garda terdepan lawan hoaks dan sampaikan informasi akurat dalam Konferensi PWI 2025.
Jumat 18-Jul-2025 20:47 WIB
EO rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi berpeluang jadi tersangka.
Jumat 18-Jul-2025 20:47 WIB
Kehadiran PLN dalam festival ini wujud komitmen perusahaan untuk memperkuat daya saing UMKM lokal secara berkelanjutan
Jumat 18-Jul-2025 20:46 WIB
Puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tingkat Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Bojonegoro berlangsung meriah
Kamis 17-Jul-2025 22:48 WIB
Acara ini akan berlangsung di kawasan ikonik Plaza Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, bersamaan dengan penyelenggaraan Sriwijaya Expo 2025.
Selasa 15-Jul-2025 20:38 WIB