KESEHATAN

Rencana Pembatasan Medsos Anak Dapat Dukungan Psikolog

Kamis 16-Jan-2025 20:36 WIB 10

Foto : republikain

Brominemedia.com – Guru Besar Psikologi dari Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, mendukung rencana pemerintah yang akan membatasi penggunaan media sosial bagi anak. Menurut dia, pembatasan usia penggunaan media sosial sangat diperlukan dalam mengoptimalisasi perkembangan psikologis dan mental anak.

“Memang anak sebaiknya dibatasi penggunaan media sosialnya. Karena anak itu belum memiliki pemikiran yang matang, sehingga dia mungkin mudah terpengaruh oleh konten tertentu dan belum tahu bagaimana mengelola emosi ketika ada komentar negatif atau cyberbullying,” kata Prof Rose saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/1/2025).

Prof Rose kemudian menyoroti banyaknya orang tua yang membuatkan akun Instagram khusus untuk anak. Meskipun akun tersebut dikelola oleh orang tua, namun menurut Prof Rose, anak di bawah 16 tahun masih belum ideal untuk terlibat dalam ruang-ruang di media sosial.

“Yang saya lihat, sekarang malah orang tuanya sendiri yang membuka akun untuk anaknya, dan ini yang seharusnya diperhatikan. Meskipun akunnya dipegang sama orang tuanya tapi anak ikut terpapar media sosial,” kata Prof Rose.

Ia menjelaskan anak di bawah usia 16 tahun masih perlu dukungan stimulasi untuk perkembangan kognitif, bahasa, emosi dan lainnya. Karena itu, alih-alih membuatkan akun media sosial untuk anak, orang tua disarankan mendukung anak untuk berinteraksi dengan dunia nyata, mencari teman baru, dan mengeksplorasi lingkungan sekitar.

“Kalau anak di bawah usia 16 tahun itu kan seharusnya melatih dirinya dengan stimulasi, misalnya tidak hanya diam dan berpegangan pada handphone saja, belajar dan berinteraksi dengan dunia luar, mencari teman, kemudian bagaimana kita bisa mengelola pertemanan,” kata Prof Rose.

Prof Rose menegaskan menjalin pertemanan di dunia nyata tidak bisa digantikan dengan menjalin pertemanan di dunia maya. Karena dia menilai, perteman di media sosial adalah sesuatu yang semu.

“Pertemanan di dunia nyata itu dapat mengajarkan anak banyak hal, bersosialisasi, menghargai, tenggang rasa, dan berpikir kritis. Itu tidak bisa diganti oleh media sosial, kalau media sosial pertemanannya adalah semu,” kata Prof Rose.

Namun demikian, agar anak bisa lepas dari ketergantungan pada media sosial, perlu ada kerjasama yang solid di lingkup keluarga. Jangan sampai, di momen-momen penting seperti makan dan berkumpul keluarga, orang tua malah asik bermain media sosial.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana membuat aturan mengenai pembatasan usia pengguna media sosial di Indonesia. Aturan ini dinilai penting sebagai salah satu upaya pemerintah melindungi anak-anak di ruang digital.

Konten Terkait

KESEHATAN Rencana Pembatasan Medsos Anak Dapat Dukungan Psikolog

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guru Besar Psikologi dari Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, mendukung rencana pemerintah yang akan membatasi penggunaan media sosial bagi anak. Menurut dia, pembatasan usia...

Kamis 16-Jan-2025 20:36 WIB

KESEHATAN Polusi Plastik Ancam Kesehatan, KLH Ingatkan Pentingnya Prinsip Guna Ulang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan polusi plastik menjadi ancaman untuk lingkungan hidup dan kesehatan. Oleh karena itu, KLH mengajak seluruh pihak untuk mengurangi timbulan sampah dengan penggunaan...

Selasa 14-Jan-2025 20:57 WIB

PERISTIWA Awal Tahun 2025, Pasien di RSMN Manembo-Nembo Bitung Kebanyakan Menderita Penyakit Ini

Observasi febris (OF), paling mendominasi di Instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit manembo-nembo (RSMN) Bitung Sulawesi Utara.

Jumat 10-Jan-2025 20:50 WIB

PEMERINTAHAN Makan Bergizi Gratis Bikin Warganet Nostalgia Momen Pembagian Susu di Sekolah

JPNN.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu upaya menangani satu dari tiga isu kesehatan yakni kecukupan gizi, polusi udara, dan sanitasi.

Kamis 09-Jan-2025 20:39 WIB

KESEHATAN Stres dan Hobi Ngopi Berisiko Bikin Kondisi Tubuh Asam, Waspadai Penuaan Dini dan Kanker

Ritme kehidupan saat ini yang penuh tekanan yang memicu stres, serta tren mengonsumsi kopi dan makanan pedas, dapat memicu produksi asam tubuh berlebih.

Minggu 05-Jan-2025 20:46 WIB

Tulis Komentar