PEMERINTAHAN

Pupuk Langka, Pemkab Bojonegoro Lempar Tanggung Jawab

Selasa 22-Apr-2025 20:28 WIB 99

Foto : republiknews

Brominemedia.com – Ketika para petani di Bojonegoro sedang kelimpungan menghadapi masa tanam kedua (MT2), kelangkaan pupuk bersubsidi kembali jadi momok yang belum juga terselesaikan.

Ironisnya, satu-satunya langkah konkret yang terdengar dari Pemerintah Daerah hanyalah mengirim surat.

Ya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono memang dikabarkan telah menyurati Menteri Pertanian, ID Food, hingga Pupuk Indonesia demi meminta tambahan kuota pupuk bersubsidi.

Tapi sayangnya, surat itu belum berbalas, dan para petani masih gigit jari, menanti keajaiban datang dari langit.

Wakil Bupati Nurul Azizah pada Sabtu 19 April 2025 bahkan mengakui sendiri keresahan para petani. Ia menyebut tiga masalah utama yang menghimpit para petani, kelangkaan air, pupuk, dan harga panen yang tak menentu.

Tapi alih-alih solusi konkret, yang muncul justru wacana dan janji inovasi. Salah satunya normalisasi air dan penghematan.

Lebih lanjut, Nurul menganjurkan petani agar mulai beralih ke pupuk organik. Sebuah solusi yang tampak bijak jika saja transisinya semudah membikin mie instant.

Dalam situasi krisis, ketika pupuk kimia masih jadi tumpuan utama produksi, menyuruh petani mengubah kebiasaan tanpa dukungan nyata hanya terdengar seperti lempar tanggung jawab.

Tak ingin ketinggalan panggung, Wakil DPRD Jatim Sri Wahyuni dari Fraksi Demokrat pun angkat bicara.

Ia menyatakan siap bersinergi dan mendukung Pemkab Bojonegoro demi pengentasan kemiskinan dan kemajuan pertanian.

Tapi lagi-lagi, semua masih di level wacana. Sementara sawah-sawah mulai kering, dan pupuk makin sulit dicari.

Begini caranya negara hadir untuk petani? Ketika kebutuhan mendesak hanya dibalas janji dan surat tanpa kepastian.

Petani Bojonegoro butuh aksi nyata, bukan sekadar retorika manis di ruang paripurna.

Pemerintah seharusnya tidak cuma jadi pengantar surat, tapi pelindung dan penyelamat rakyat yang bekerja keras menanam untuk memberi makan negeri.

Petani Bojonegoro hari ini bukan hanya kekurangan pupuk mereka juga kekurangan perhatian.

Mereka tak hanya mengolah tanah, tapi juga menelan pahitnya kebijakan yang tak berpihak.

Dan jika pemerintah terus sibuk mengurus surat tanpa aksi nyata, jangan salahkan petani kalau suatu hari mereka memilih berhenti menanam.

Karena tak ada yang lebih menyakitkan dari berjuang sendirian untuk negeri yang pura-pura peduli. 

Konten Terkait

PERISTIWA Pemkab Tapin Pekan Depan Mulai Gelar Operasi Pasar, Tekan Harga Elpiji 3 Kg

Disdag Tapin pekan depan mulai menggelar operasi pasar untuk merespons harga elpiji 3 kg yang melambung

Senin 14-Jul-2025 20:40 WIB

TREND Sepanjang Mei 2025, Bandara Kertajati Hanya Dikunjungi 256 Wisatawan Asing

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 257 kunjungan tercatat turun 23,05 persen dibandingkan April.

Rabu 09-Jul-2025 21:01 WIB

PEMERINTAHAN Nelayan di Sabu Raijua Senang Terima Bantuan Perahu Ketinting dari Pemerintah Kabupaten

Menurut Johnni, bantuan perahu tersebut merupakan bentuk perhatian pemerintah bagi para nelayan.

Senin 07-Jul-2025 20:27 WIB

PEMERINTAHAN Program MBG Investasi Gizi Jangka Panjang, BGN: Dampaknya Dirasakan 15 Tahun ke Depan

Perwakilan BGN Alwin Supriyadi menjelaskan, dampak nyata program MBG baru akan terasa 15 hingga 20 tahun mendatang, ketika anak-anak penerima manfaat tumbuh menjadi generasi produktif.

Senin 07-Jul-2025 20:25 WIB

PERISTIWA Vonis PN Jambi Teramat Ringan, sementara Siswa Korban Asusila Oknum ASN itu Trauma Berat

Pengadilan Negeri (PN) Jambi telah menjatuhkan vonis dua tahun penjara dan denda Rp15 juta kepada terdakwa kasus pencabulan anak di bawah umur, Yanto

Minggu 06-Jul-2025 21:02 WIB

Tulis Komentar