TREND

Pemerintah Setop Sementara Impor Gula Rafinasi, Bagaimana Kebutuhan Industri?

Kamis 11-Sep-2025 20:40 WIB 36

Foto : sindonews

Brominemedia.com – Pemerintah memutuskan menghentikan impor gula rafinasi untuk sementara waktu, hal ini menyusul bocornya gula rafinasi di pasar tradisional yang berpotensi merugikan petani lokal. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menjelaskan, bahwa langkah penghentian impor ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada pangan.

“Keputusannya adalah kita stop dulu, bagaimana gula dalam negeri bisa terserap dengan baik,” ujar Wamentan Sudaryono dijumpai usai rapat koordinasi terbatas terkait impor gula rafinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Menurut Wamentan, kebutuhan gula konsumsi nasional bisa terpenuhi nantinya, baik untuk kebutuhan pangan harian, maupun industri. “Tahun ini kan target swasembada pangan untuk kebutuhan konsumsi. Nah, industrinya pelan-pelan nanti kita harus ambil porsinya, sehingga kita betul-betul swasembada bagi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri,” lanjutnya.

Untuk diketahui, Wamentan mengungkap adanya kebocoran gula rafinasi ke pasar tradisional yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi industri. Ia menegaskan, bahwa praktik ini telah ditemukan di banyak pasar yang berpotensi merugikan petani lokal.

"Ditemukan di banyak pasar. Gula rafinasi itu kan strict, dia kebutuhannya untuk kebutuhan industri saja, makanan dan minuman dan seterusnya ya. Itu kan gak boleh dijual kiloan kepada masyarakat," ujarnya.

Meski tidak diungkap berapa jumlah kebocoran gula rafinasi yang tersebar di masyarakat, namun Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa kebocoran gula rafinasi ke pasar konsumsi menyebabkan penurunan serapan gula konsumsi yang diproduksi petani, karena harga gula rafinasi jauh lebih murah.

"Efeknya adalah gula konsumsi yang diproduksi dari petani yang digiling di pabrik gula, itu serapannya rendah. Seratus ribu ton macet sehingga kan itu merugikan petani. Karena gula rafinasi itu harganya jauh lebih murah daripada gula konsumsi. Nah kalau gula rafinasi yang jauh lebih murah ini kemudian leaking kan ini namanya kejahatan dong ya," lanjutnya.

Sebagai langkah penindakan, Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah akan bertindak tegas terhadap pedagang maupun perusahaan yang terbukti menyalurkan gula rafinasi ke pasar konsumsi. Ia bahkan mengancam akan melakukan blacklist bagi perusahaan yang terbukti melanggar hukum.

"Kita ingin ini ditindak tegas, ditindak tegas baik itu dari sisi pedagangnya maupun perusahaan yang mengimpor itu. Yang jelas, yang jelas di blacklist, ya kalau ada melanggar hukum, harus ada pidana. Ada Satgas Pangan kita libatkan semua," tandasnya.

Share:

Konten Terkait

TREND TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras danamp; Daging Naik

Produktivitas kedelai lokal hanya kisaran 1,5–2 ton per hektar, jauh lebih rendah dibandingkan produktivitas di AS yang bisa mencapai 4–5 ton per Ha.

Jumat 19-Sep-2025 20:46 WIB

TREND Warga Manado Banyak yang Beli Emas, Pedagang: Terbanyak Kalung dan Gelang

Informasi dari pedagang emas di Jl Walanda Maramis, Pinaesaan, Kec. Wenang, kalung dan gelang menjadi jenis emas yang paling banyak dibeli.

Minggu 14-Sep-2025 20:30 WIB

TREND Banyak Peternak Baru di Kabupaten Trenggalek, Produksi Ayam Melonjak Signifikan di Tahun 2025

Banyak peternak ayam baru membuat Produksi ayam pedaging di Kabupaten Trenggalek tahun 2025 melonjak

Jumat 12-Sep-2025 21:27 WIB

TREND Pemerintah Setop Sementara Impor Gula Rafinasi, Bagaimana Kebutuhan Industri?

Pemerintah memutuskan menghentikan impor gula rafinasi untuk sementara waktu, hal ini menyusul bocornya gula rafinasi di pasar tradisional yang berpotensi merugikan petani lokal.

Kamis 11-Sep-2025 20:40 WIB

PERISTIWA Menkomdigi Berharap Penutupan Fitur Live TikTok Tak Berlangsung Lama

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menghargai langkah TikTok menutup sementara fitur Live di platform.

Minggu 31-Aug-2025 20:51 WIB

Tulis Komentar