Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Lengkap Alasan Mata Uang IDR Melemah
Selasa 21-May-2024 20:44 WIB
167
Foto : liputan6
Brominemedia.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi flutuatif namun akan ditutup melemah di rentang Rp15,450 – Rp16,285 pada perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2024), di tengah penantian investor akan sinyal penurunan suku bunga The Fed.
USD sering digunakan sebagai patokan nilai dalam transaksi internasional, seperti perdagangan minyak dan komoditas lainnya. Stabilitas dan kepercayaan terhadap ekonomi AS membuat dolar menjadi pilihan utama bagi negara-negara dalam menyimpan cadangan devisa. Selain itu, banyak negara juga mengaitkan mata uang mereka dengan dolar untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.
Mengenal Mata Uang USD
Dolar Amerika Serikat atau USD adalah mata uang resmi dari Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Uang kertas A.S. diterbitkan dalam bentuk Federal Reserve Notes , yang populer disebut greenback karena warnanya yang dominan hijau. Kebijakan moneter Amerika Serikat dilakukan oleh Federal Reserve System , yang bertindak sebagai bank sentral negara tersebut.
Mata uang ini ada dalam beberapa bentuk, seperti dollar kertas dan koin. Dollar kertas terdiri dari denominasi mulai dari $1 hingga $100, sementara dollar koin memiliki nilai dari 1 sen hingga 50 sen. Selain itu, ada juga varian khusus seperti uang kertas $2 dan koin emas yang dikeluarkan untuk merayakan peristiwa istimewa.
Melansir The Balance, sebelum menggunakan dollar, sebagian besar negara mengikuti standar emas. Awal mula harga dollar menjadi acuan nilai mata uang adalah adanya perjanjian Bretton Woods pada 1944. Perjanjian ini diteken oleh 44 negara dan berisi kebijakan moneter pasca perang dunia II. Dalam perjanjian Bretton Woods, negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai negara maju berkomitmen mengontrol nilai tukar mata uang lokal dengan dollar AS.
Jika nilai mata uang suatu negara menjadi terlalu lemah relatif terhadap dollar, bank akan membeli mata uangnya di pasar valuta asing. Jika harga mata uang menjadi terlalu tinggi, bank sentral harus mencetak lebih banyak. Produksi percetakan ini akan meningkatkan pasokan dan menurunkan harga mata uang.
Pengertian Nilai Kurs
Nilai kurs disebut juga dengan nilai tukar adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Sedangkan menurut Bank Indonesia atau BI, pengertian nilai kurs adalah perbandingan mata uang rupiah dengan mata uang negara lain atau valuta asing atau valas sesuai ketentuan di Bank Indonesia atau BI.
Nilai tukar atau kurs setiap pasar akan selalu berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap mata uang yang sedang digunakan sebagai alat transaksi.
1 USD Berapa Rupiah
Melansir dari laman resmi Bank Indonesia pada Selasa (21/5/2024) kurs USD hari ini terhadap rupiah berada di posisi Rp. 16.059,90 per USD dalam kurs jual, sedangkan untuk nilai kurs beli Rp.16.900,10 per USD.
Sedangkan, jika dilihat dari mesin pencarian Google, biasanya akan langsung muncul 1 USD berapa Rupiah per tanggal pencarian yang anda lakukan. Per tanggal 21 Mei 2024, 1 USD berapa rupiah yaitu Rp. 16.022,20 bila dilihat di laman utama Google. Namun jika dilihat dari laman CNBC per tanggal 21 Mei 2024, 1 USD berapa rupiah yaitu Rp. 16.015 per USD.
Alasan USD Menguat dan Rupiah Melemah Hari Ini
Dikutip dari laman Bisnis Liputan6.com, indeks dolar Amerika Serikat (USD) berlanjut menguat di awal pekan pada Senin, 20 Mei 2024. USD menguat ketika stabilitas di Timur Tengah menjadi fokus, setelah laporan media mengungkapkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan menteri luar negerinya tewas dalam kecelakaan helikopter pada Senin (20/5) waktu setempat.
Dengan berita dunia tersebut, Rupiah melemah 23 point dalam perdagangan Senin sore (20/5), walaupun sempat melemah 30 point dilevel Rp. 15.978 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.923.
Bahkan pejabat The Fed telah memberikan peringatan tentang kepastian waktu penurunan. Menurut Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa para pedagang bertaruh pada pelonggaran sebesar 46 bps pada tahun ini, dan penurunan suku bunga pada bulan November sudah diperhitungkan sepenuhnya.
"Oleh karena itu, para pedagang bertaruh pada pelonggaran sebesar 46 bps pada tahun ini, dan hanya penurunan suku bunga pada bulan November yang sudah diperhitungkan sepenuhnya. Fokusnya sekarang adalah pada laporan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei," kata Ibrahim dalam paparan tertulis, dikutip Senin (20/5/2024).
Selain itu, fokus pasar juga akan berada pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu besok (22/5). PMI awal untuk zona euro, Jerman, Inggris, dan AS juga akan dirilis pekan ini, bersama dengan daftar pembicara The Fed yang lengkap.
Aliansi BRICS sedang berupaya membentuk sistem pembayaran baru untuk mengakhiri ketergantungan terhadap dolar AS. Blok ini ingin meredupkan pamor dolar AS.