Menhan Prabowo Ucapkan Salam Perpisahan Sekaligus Perjumpaan dengan Komisi I DPR RI
Rabu 25-Sep-2024 20:49 WIB
139
Foto : republikain
Brominemedia.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan salam perpisahan mewakili Kemenhan kepada Komisi I DPR.
Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR RI dengan agenda pengambilan persetujuan pembicaraan Tingkat I terhadap lima RUU kerja sama bidang pertahanan, yang menjadi raker terakhir antara Komisi I DPR dan Kemenhan RI.
"Atas nama seluruh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kami mohon diri. Selamat penghargaan atas pengabdian bapak-bapak, ibu-ibu sekalian," kata Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada Komisi I DPR RI selama lima tahun bermitra dengan Kemenhan RI. Dia menekankan, kerja-kerja yang dilakukannya selama memimpin Kemenhan RI dilakukan demi kepentingan bangsa.
“Saya juga mohon maaf apabila dalam pekerjaan saya selama lima tahun sebagai Menteri Pertahanan ada sesuatu yang mengecewakan saudara-saudara sekalian, tapi saya ingin saudara-saudara yakin bahwa niat saya semata-mata untuk menjaga kepentingan dan kedaulatan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Meski demikian, dia menyampaikan pula salam perjumpaan di masa yang akan datang dengan Komisi I DPR dalam kaitan bekerja sama menjaga kedaulatan bangsa.
"Mudah-mudahan kita terus akan bekerjasama untuk bangsa dan negara kita supaya kita bisa mengarungi masa-masa yang mungkin sulit untuk menjaga keselamatan bangsa dan rakyat kita. Tugas yang lebih besar menunggu kita semua," katanya.
Dia lantas berkata, "Semoga Indonesia selalu kuat dan jaya".
Selain Prabowo, dalam kesempatan tersebut turut hadir pula Menteri Hukum dan HAM RI Supratman Andi Agtas, Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid dan para Wakil Ketua Komisi I DPR RI yaitu Abdul Kharis Almasyhari, Teuku Riefky Harsya, Sugiono, dan Utut Adianto.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyoroti peran mantan presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendorong proyek pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Ahok tak hanya mengumbar optimismenya, tapi juga menyoroti akar masalah mengapa praktik bersih sulit diwujudkan di Indonesia, serta apa yang seharusnya dilakukan oleh penguasa baru.