Memahami 4 Dampak dan Risiko yang Perlu Dipertimbangkan dari Pernikahan Dini
Kamis 10-Oct-2024 20:18 WIB
48
Foto : liputan6
Brominemedia.com – Pernikahan di usia muda masih merupakan fenomena yang cukup umum di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, sekitar 10,35% perempuan di Indonesia menikah sebelum mencapai usia 18 tahun.
Walaupun di beberapa daerah tradisi ini masih dianggap lumrah, menikah pada usia yang terlalu muda membawa berbagai risiko yang harus diperhatikan. Risiko tersebut meliputi segi kesehatan, mental, maupun finansial.
Jadi, mengapa sebaiknya pernikahan dini dihindari? Berikut beberapa alasan untuk tidak menikah muda sebagaimana sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (10/10/2024):
1. Ketidakstabilan Emosi dan Mental
Pernikahan menuntut kesiapan mental dan emosional yang matang. Individu yang masih terlalu muda seringkali belum sepenuhnya siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam pernikahan.
Ketidakstabilan emosi pada usia muda dapat memicu konflik berkepanjangan dalam rumah tangga. Sering kali, pasangan yang menikah di usia dini mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif, yang pada akhirnya dapat berakhir dengan perceraian.
Berdasarkan data dari BPS, tingkat perceraian di Indonesia pada tahun 2021 mencapai lebih dari 447.000 kasus, dengan alasan utama adalah perselisihan dan pertengkaran yang berkepanjangan. Sebagian besar perceraian tersebut terjadi pada pasangan yang menikah di usia muda, di mana ketidakstabilan emosi menjadi salah satu faktor utama.
2. Masalah Kesehatan Reproduksi
Pernikahan di usia muda dapat membawa risiko kesehatan, terutama bagi wanita. Tubuh mereka mungkin belum sepenuhnya matang untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Wanita yang hamil pada usia terlalu muda memiliki kemungkinan lebih besar mengalami komplikasi seperti preeklamsia, kelahiran dini, serta risiko kematian saat melahirkan.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), wanita yang mengandung sebelum mencapai usia 20 tahun lebih berisiko mengalami masalah kesehatan. Di samping itu, anak-anak yang lahir dari pernikahan dini sering menghadapi masalah kesehatan, seperti berat badan lahir yang rendah dan perkembangan fisik yang tertunda.
3. Risiko Finansial dan Ketidakstabilan Ekonomi
Salah satu masalah utama dalam pernikahan dini adalah ketidakstabilan finansial. Pada usia yang sangat muda, pasangan mungkin belum memiliki pekerjaan yang stabil atau belum cukup dewasa dalam menangani keuangan rumah tangga. Ketidakstabilan ini bisa menjadi sumber konflik dalam hubungan, yang akhirnya dapat mengarah pada perceraian.
Penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengungkapkan bahwa tekanan ekonomi adalah salah satu faktor utama perceraian dalam pernikahan dini. Banyak pasangan muda yang kesulitan menghadapi tantangan ekonomi, sehingga rumah tangga mereka menjadi tidak harmonis dan rentan terhadap perpisahan.
4. Terhambatnya Pengembangan Diri
Menikah pada usia muda dapat menghalangi seseorang dalam mengembangkan potensi diri, baik dalam pendidikan maupun karier. Banyak pasangan yang menikah muda harus meninggalkan pendidikan atau pekerjaan mereka untuk fokus pada kehidupan rumah tangga. Padahal, masa muda adalah waktu yang ideal untuk mengeksplorasi potensi pribadi dan mengejar cita-cita.
Menurut data dari UNICEF, pernikahan dini di Indonesia sering terjadi pada perempuan yang masih bersekolah. Akibatnya, banyak dari mereka yang harus berhenti sekolah setelah menikah, sehingga kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan mencapai kemandirian finansial menjadi lebih terbatas.
Menikah di usia muda memiliki banyak risiko yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Ketidakstabilan emosional, risiko kesehatan, masalah ekonomi, dan terhambatnya pengembangan diri adalah beberapa alasan mengapa menikah di usia muda sebaiknya dihindari.
Penting bagi Anda untuk menyadari bahwa pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang memerlukan kesiapan dalam berbagai aspek, bukan sekadar mengikuti tekanan sosial atau budaya. Dengan pertimbangan yang matang, pernikahan dapat menjadi perjalanan yang lebih indah dan harmonis.
Bekerja dalam lingkungan profesional tentu memberikan kita banyak pengalaman, baik yang menyenangkan maupun menantang.Salah satu pengalaman yang mungkin paling berkesan adalah bertemu dengan berbagai tipe rekan kerja. Beberapa di antaranya mungkin membuat hari-hari kerja lebih cerah, sementara yang lain bisa jadi tantangan tersendiri.