PERISTIWA

Konsolidasi Muhammadiyah Bahas Izin Tambang di Yogyakarta Diwarnai Demonstrasi

Sabtu 27-Jul-2024 19:04 WIB 63

Foto : tempo

Yogyakarta - Konsolidasi nasional Muhammadiyah di Universitas Aisyiyah atau Unisa Yogyakarta diwarnai berbagai aksi demonstrasi menolak tambang. Salah satu agenda pembahasan dalam konsolidasi itu adalah soal izin usaha pertambangan atau IUP yang diberikan pemerintah kepada organisasi masyarakat atau ormas keagamaan.

Konsolidasi yang melibatkan seluruh pengurus pusat dan pengurus wilayah Muhammadiyah itu berlangsung di Convention Hall kampus tersebut secara tertutup, termasuk untuk jurnalis. "Hasil konsolidasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah disampaikan besok saat jumpa pers," kata Mohammad Adam Jerusalem dari Badan Pembina Harian Unisa melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Dua narasumber yang mengetahui konsolidasi tersebut menyatakan pertemuan itu membahas baik dan buruk bila Muhammadiyah menerima IUP. Sebagai organisasi agama terbesar di Indonesia, pengurus pusat maupun wilayah, kata sumber tersebut sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Di internal Muhammadiyah terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan menerima atau tidak IUP tersebut. 

Adapun puluhan demonstran  mendatangi konsolidasi tersebut di depan gerbang Unisa hingga seberang jalan di depan Convention Hall. Mereka berasal dari dua kelompok yang berbeda dengan tuntutan yang sama. Polisi menjaga ketat aksi unjuk rasa dua massa yang meminta Muhammadiyah menolak izin usaha tambang.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah mengizinkan ormas keagamaan untuk mengelola wilayah izin pertambangan khusus (WIUPK). Kebijakan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 yang merupakan perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Kebijakan bagi-bagi konsesi izin tambang ini menuai beragam reaksi dari sejumlah ormas. Ada yang menerima, ada pula yang menolak. Di antaranya Nahdlatul Ulama atau NU yang sudah menyatakan menerima konsesi izin tambang itu.


Yang teranyar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam rapat pleno pertengahan Juli lalu sudah memutuskan bakal menerima izin usaha pertambangan tersebut.


Sementara sejumlah ormas menolak. Mereka di antaranya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiah (NWDI), Konferensi Waligereja Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dan Jaringan Gusdurian.

Konten Terkait

OTOMOTIF Indonesian Custom Show 2024, Ajang Kreasi dan Nasionalisme Pecinta Otomotif Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesian Custom Show (ICS) 2024 resmi dibuka di Indoor Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Sabtu (31/8/2024). Acara ini menandai edisi ketiga dari ICS, yang kali ini mengusung tema...

Minggu 01-Sep-2024 20:31 WIB

PERISTIWA Konsolidasi Muhammadiyah Bahas Izin Tambang di Yogyakarta Diwarnai Demonstrasi

Puluhan demonstran mendatangi konsolidasi Muhammadiyah di depan gerbang Unisa hingga seberang jalan di depan Convention Hall.

Sabtu 27-Jul-2024 19:04 WIB

TRAVEL Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Rampung, Ini Tarifnya Sekarang

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah selesai direvitalisasi selama tiga bulan terakhir, dari April hingga Juni 2024 lalu.

Selasa 16-Jul-2024 19:13 WIB

PERISTIWA GEMPA Terkini Baru Saja Getarkan Gunung Kidul Yogyakarta Rabu 10 Juli 2024, Info Lengkap BMKG

BMKG menginformasikan terkait gempa terkini yang mengguncang Gunung Kidul Yogyakarta Rabu 10 Juli 2024 dengan magnitudo 1.6 SR.

Rabu 10-Jul-2024 20:40 WIB

FINANCE Unit Usaha Syariah Bank DKI Siap Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah DKI Jakarta

JPNN.com, JAKARTA - Bank DKI melalui Unit Usaha Syariah (UUS) siap mendukung kebutuhan transaksi perbankan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PW Muhammadiyah) DKI Jakarta.

Minggu 07-Jul-2024 20:20 WIB

Tulis Komentar