Foto : rmol
Brominemedia.com - Pola suram dan sikap pesimis belum sepenuhnya reda di pasar uang global. Pelaku pasar kini semakin mencermati perkembangan terkini dari kebijakan penaikkan tarif masuk oleh pemerintahan Presiden Trump yang diyakini akan memukul perekonomian sejumlah negara mitra penting AS.
Gerak balik penguatan seluruh mata uang utama dunia akhirnya masih kesulitan di tengah potensi teknikal yang tersedia. Namun sedikit beruntungnya, tekanan jual lanjutan terkesan mereda dalam mengawali sesi perdagangan pekan ini di Asia, Senin 3 Maret 2025. Situasi sedikit redanya tekanan jual pada mata uang utama dunia tersebut kemudian dijadikan bekal berharga bagi pelaku pasar di Asia untuk menjejak zona penguatan.
Pantauan RMOL memperlihatkan, kinerja mata uang Asia yang kompak menjejak zona hijau dalam mengawali sesi perdagangan pagi. Meski kisaran penguatan yang dibukukan cenderung berada di rentang terbatas, pelaku pasar terlihat kesulitan untuk menemukan pijakan suram lanjutan guna melakukan tekanan jual lebih jauh.
Pantauan hingga sesi perdagangan sore memperlihatkan, mata uang Asia yang hanya menyisakan Yuan China, Baht Thailand dan Ringgit Malaysia yang beralih ke zona pelemahan tipis, sementara mata uang Asia lainnya mampu bertahan stabil menjejak zona penguatan meski di rentang sangat sempit.
Terkhusus pada Rupiah, kinerja penguatan terlihat menonjol dan semakin kukuh berkat sajian sentimen domestik yang mengesankan. Laporan yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan, Indeks PMI atau aktivitas manufaktur nasional untuk Februari lalu yang sebesar 53,6 atau melonjak cukup meyakinkan yang sekaligus mencerminkan moncernnya kinerja perekonomian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Indeks PMI yang mengesankan tersebut kemudian semakin kukuh dengan rilis data inflasi bulanan yang dilaporkan terjadi deflasi 0,48 persen pada Februari lalu.
Paduan sentimen eksternal dan internal yang lumayan kondusif ini kemudian menghantarkan optimisme pelaku pasar untuk berbalik mengangkat nilai tukar Rupiah yang telah terlalu terpukul pelemahan dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya.
Rupiah akhirnya konsisten menjejak penguatan dan hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung tercatat diperdagangkan di kisaran Rp16.475 per Dolar AS atau menguat 0,6 persen. Sokongan sentimen domestik yang positif membuat Rupiah mampu mencatatkan diri sebagai mata uang terkuat di Asia, meski kisaran penguatan yang dibukukan tak terlalu tajam.
Konten Terkait
Fakta terbaru soal hebohnya kabar Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, umrah di saat daerahnya masih fokus dengan banjir Sumatera.
Jumat 05-Dec-2025 20:09 WIB
Fasilitas tersebut dirancang sebagai pusat pembinaan jangka panjang dengan teknologi dan fasilitas terbaik.
Jumat 05-Dec-2025 20:08 WIB
Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya memberantas korupsi di tubuh birokrasi Indonesia.Hal itu disampaikan dalam pidatonya pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat, 28 November 2025.Di hadapan para guru dan tamu undangan, Prabowo meminta dukungan penuh publik untuk membersihkan praktik-praktik koruptif yang selama ini membebani negara.Saya mohon dukungan saudara-saudara kita harus memberantas korupsi dari indonesia ini, tegasnya... Baca selengkapnya di https://rmol.id/politik/read/2025/11/28/688367/prabowo-sindir-birokrat-yang-suka-markup-harga-hingga-150-kali-lipat
Jumat 28-Nov-2025 20:17 WIB
Wilmar dinilai telah melakukan pendekatan HAM dalam praktik bisnis.
Jumat 28-Nov-2025 20:16 WIB
Kementerian ESDM menjamin pasokan LPG 3 kilogram aman untuk kebutuhan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan penambahan kuota 350.000 ton
Kamis 27-Nov-2025 20:04 WIB